PELAKITA.ID – Melampaui Batas Medis: Buku “Medicine on a Larger Scale” dan Wacana Baru Sejarah Kesehatan Global menjadi topik yang dipandu dan dipaparkan dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas, Sudirman Nasir, Ph.D, di Forum Homesea 2025 di Yogyakarta, Rabu, 25 Juni 2025.
Dalam pusaran tantangan global—dari pandemi hingga ketimpangan layanan kesehatan—buku Medicine on a Larger Scale: Global Histories of Social Medicine hadir sebagai upaya penting untuk meninjau ulang sejarah kedokteran dari perspektif yang lebih luas, inklusif, dan kritis.
Sudirman menjelaskan, buku ini disunting oleh tiga nama besar di dunia sejarah medis: Anne Kveim Lie (Universitas Oslo), Jeremy A. Greene (Johns Hopkins University), dan Warwick Anderson (Universitas Sydney), serta diterbitkan oleh Cambridge University Press pada tahun 2025.
“Buku ini berisi kumpulan esai yang menjelajahi beragam praktik dan narasi social medicine di kawasan Global South—termasuk Afrika, Asia, Amerika Latin, dan Oseania,” jelasnya.
Dijelaskan, alih-alih terus mengulang narasi Barat yang dominan dalam sejarah medis, buku ini memilih jalan berbeda: membongkar, mendekolonisasi, dan memperluas cakrawala berpikir tentang relasi antara kesehatan masyarakat, keadilan sosial, ilmu sosial, dan kebijakan negara.
Pendekatan ini tidak hanya memperlihatkan dimensi politik dalam pelayanan kesehatan, tetapi juga mengangkat bagaimana komunitas di Selatan Global merespons dan menciptakan inovasi dalam konteks kolonial dan pascakolonial.
Lebih dari sekadar arsip pengetahuan, buku ini memberikan kerangka sejarah global yang plural dan relevan, khususnya dalam menghadapi persoalan seperti ketimpangan akses kesehatan, krisis ekologi, dan politik anggaran kesehatan yang sering tidak berpihak pada kelompok rentan.
Sudirman Nasir dan Peluncuran Buku di HOMSEA 2025
Peluncuran resmi buku ini di Asia Tenggara menjadi momen penting, yang dipresentasikan oleh Sudirman Nasir, seorang akademisi Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas yang dikenal luas di bidang kesehatan masyarakat dan advokasi sosial.
Dalam jadwal konferensi yang beredar, Sudirman menjadi sosok kunci dalam memperkenalkan buku ini kepada khalayak akademik dan praktisi di kawasan, khususnya dalam sesi HOMSEA 2025.
“Hari ini saya berkesempatan membahas sekaligus secara resmi meluncurkan buku Medicine on a Larger Scale karya kolega saya, Warwick Anderson dkk., di forum ilmiah HOMSEA 2025. Buku ini luar biasa—membahas secara mendalam tentang social medicine dan public health dari perspektif global, khususnya Global South,” jelas Sudirman.
Dikatakan, buku ini dieditori oleh tiga tokoh utama di bidang sejarah medis dari tiga universitas ternama: Universitas Oslo, Universitas Sydney, dan Johns Hopkins University.
“Yang menarik, dan agak lucu, pembahas sekaligus peluncur resminya tadi justru datang dari Unhas, Sulawesi Selatan, Makassar! Itu artinya, kita tidak kalah dari Oslo, Sydney, atau Baltimore (kampusnya Johns Hopkins). Kita punya kapasitas dan kualitas, selama kita mau bekerja keras, tetap rendah hati, dan—yang paling penting—tidak minder,” sebut Sudirman.
“Di forum seperti ini, kita belajar bahwa ilmu dan kontribusi itu tidak mengenal batas geografis. Unhas, Sulsel, Indonesia Timur—semua bisa bicara di panggung global, asal kita tetap konsisten dan percaya diri,” ujarnya.
Apa Itu HOMSEA 2025?
HOMSEA adalah singkatan dari History of Medicine in Southeast Asia, sebuah forum ilmiah dua tahunan yang dimulai sejak 2006. Forum ini bertujuan mempertemukan para sejarawan medis, peneliti sosial, praktisi kesehatan, dan pembuat kebijakan dari berbagai negara di Asia Tenggara dan sekitarnya.
Tahun ini, HOMSEA 2025 digelar di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 24–27 Juni 2025, mengusung tema besar tentang sejarah kolonial dan pascakolonial dalam bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat di Asia Tenggara.
Konferensi ini menawarkan sesi yang sangat beragam, mulai dari panel diskusi paralel, workshop tematik, hingga keynote speech dari pakar internasional.
Tak hanya itu, suasana ilmiah dikemas dalam nuansa budaya lokal melalui pertunjukan wayang kulit, menjadikan HOMSEA bukan sekadar pertemuan akademik, tetapi juga ruang sosial interdisipliner yang hangat dan penuh refleksi.
Peluncuran Medicine on a Larger Scale di HOMSEA 2025 adalah lebih dari sekadar peluncuran buku.
Ia menandai pergeseran penting dalam narasi global—dari dominasi medis ala Barat menuju pemahaman yang lebih majemuk dan setara. Bagi Asia Tenggara, ini adalah panggilan untuk menghidupkan kembali sejarahnya sendiri dan memperjuangkan masa depan kesehatan yang adil dan berkelanjutan.
Editor Denun