Pak Harto telah meletakkan dasar pembangunan nasional yang cemerlang dari Pelita ke Pelita dan dirasakan manfaatnya oleh rakyat Indonesia.
PELAKITA.ID – Ketua Umum DPP Garuda Astacita Nusantara (GAN), Muhammad Burhanuddin, menyatakan dukungan tegas dan resminya terhadap wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto.
Menurutnya, meskipun gagasan ini kerap menimbulkan perdebatan di tengah masyarakat, ada sejumlah alasan rasional dan relevan yang patut dipertimbangkan secara objektif, terutama jika melihat jasa-jasa besar Soeharto dalam sejarah Indonesia modern.
Hal yang paling krusial adalah pertama, kata Muhammad Burhanuddin, bahwa Soeharto memiliki peran sentral dalam memulihkan stabilitas nasional pascakonflik G30S/PKI pada 1965–1966.
“Saat bangsa berada di ambang perpecahan, Soeharto hadir sebagai tokoh kunci dalam konsolidasi kekuasaan dan menciptakan suasana yang aman dan tertib. Stabilitas tersebut menjadi fondasi penting bagi pembangunan ekonomi dan sosial di era Orde Baru,” ujarnya.
Yang kedua, di bidang ekonomi, kata Burhanuddin, Soeharto dikenal sebagai pemimpin yang mampu membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi yang membelit sejak akhir masa pemerintahan Soekarno.
“Selama lebih dari tiga dekade pemerintahannya, Indonesia menikmati pertumbuhan ekonomi rata-rata 6–7 persen per tahun. Di saat yang sama, berbagai indikator pembangunan manusia seperti harapan hidup, angka melek huruf, dan kesehatan masyarakat menunjukkan kemajuan yang signifikan,” ujar pria yang akrab disapa Boer ini.
Burhanuddin juga menggarisbawahi kontribusi besar Soeharto dalam membangun infrastruktur nasional sebagai alasan ketiga.
Disebutkan, melalui pembangunan jaringan jalan, waduk, pelabuhan, dan sistem irigasi, Soeharto memperkuat konektivitas antarwilayah dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
“Pembangunan infrastruktur ini juga menjadi tulang punggung dalam pengembangan sektor pertanian dan industri,” kata dia.
“Alasan keempat, salah satu pencapaian paling diingat dari masa kepemimpinan Soeharto adalah keberhasilan Indonesia meraih swasembada beras pada tahun 1984,” sebut pengacara ibu kota Jakarta ini.

“Capaian ini tidak hanya berdampak pada kestabilan harga pangan, tetapi juga menjadi kebanggaan nasional yang diakui oleh lembaga internasional seperti FAO. Program-program seperti Bimas dan Inmas, serta peran strategis Bulog, menjadi instrumen utama dalam mewujudkan ketahanan pangan tersebut,” tambah Burhanuddin.
Tak hanya itu, yang kelima, lanjut Bur, dari sisi diplomasi, Soeharto memainkan peran penting dalam memperkuat posisi Indonesia di kawasan Asia Tenggara.
“Ia aktif memajukan ASEAN sebagai forum kerja sama dan stabilitas regional. Bahkan dalam sejumlah kasus internasional seperti konflik Kamboja, Indonesia di bawah kepemimpinannya tampil sebagai penengah yang dihormati,” tambahnya.
“Yang keenam, Soeharto mendorong pembinaan ideologi Pancasila secara sistematis melalui Penataran P4 dan penerapan asas tunggal di berbagai organisasi. Meskipun menuai kritik, kebijakan ini dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan ideologis bangsa di tengah keragaman sosial dan politik,” sebutnya.
Namun demikian, Burhanuddin tidak menutup mata terhadap catatan kelam yang menyertai masa pemerintahan Soeharto.
Isu pelanggaran hak asasi manusia di Timor Timur, hingga pembatasan terhadap demokrasi dan kebebasan pers merupakan bagian dari sejarah yang juga harus diakui.
Menurutnya, justru dengan pengakuan yang jujur dan objektif terhadap semua sisi inilah, bangsa ini dapat menilai secara utuh warisan kepemimpinan Soeharto.
“Memberikan gelar pahlawan bukan berarti mengabaikan catatan kritis, tapi mengakui jasa besar yang telah memberikan dampak nyata bagi negara dan rakyat. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya, tanpa harus menghapus bagian-bagian yang kelam,” tegas Burhanuddin.
Menurut Bur, Pak Harto telah meletakkan dasar pembangunan nasional yang cemerlang dari Pelita ke Pelita dan dirasakan manfaatnya oleh rakyat Indonesia.
Dengan demikian, jelas Burhanuddin, DPP GAN meyakini bahwa Soeharto layak diberi gelar pahlawan nasional berdasarkan kontribusinya yang luar biasa terhadap stabilitas nasional, pembangunan ekonomi, diplomasi internasional, serta penguatan ideologi negara.
“Berbagai keberhasilan pembangunan nampak nyata dan tidak bisa dinafikan jadi sangat manusiawi dan bermartabat untuk memberikan penghargaan sebagai Pahlawan Nasional,” ucapnya.
Kata Bur, yang tak kalah krusialnya adalah tidak membawa bangsa ini dalam perpecahan dan pertumpahan darah, lengser ke prabon,menepi untuk memberi ruang pengabdian dan estafet kepemimpinan buat generasi selanjutnya.
“Pengakuan ini akan menjadi bagian penting dari rekonsiliasi sejarah dan pembelajaran nasional bagi generasi mendatang,” kuncinya.
Redaksi