PELAKITA.ID – Dunia sedang berubah cepat. Media massa konvensional yang dulu begitu dominan, kini harus banting setir.
Sosial media dan platform daring telah mengambil alih perhatian publik.
Tidak ada lagi orang yang duduk manis menunggu acara televisi sesuai jadwal.
Kini, siapa saja bisa memilih tontonan sesuai keinginan—asal ada koneksi internet.
Inilah zaman di mana “internet” telah menjadi maha kuasa dalam mengatur preferensi dan perilaku masyarakat.
Sayangnya, banyak institusi yang lambat membaca gejala zaman ini.
Kantor pos, misalnya, dulu menjadi pusat layanan penting, kini hanya menjual materai yang bahkan sudah bisa dibeli di banyak tempat umum.
Di Makassar, ada inisiatif kreatif: kerja sama antara kantor pos dan kedai kopi seperti Kopitiam. Namun bangunan besar kantor pos tetap terlihat kosong, tidak relevan dengan ritme zaman.
Perubahan ini merambah banyak aspek. Di dunia konstruksi, kini orang bisa membangun rumah dua atau tiga lantai tanpa metode cor konvensional—lebih murah dan tiga kali lebih cepat.
Sementara itu, ekspedisi dan layanan pengiriman tumbuh pesat.
Gerai-gerai pasar tradisional seperti Butung dan Sentral mulai ditinggalkan, kalah pamor dengan sistem belanja online dan aktivitas sosial di mal yang kini lebih menjadi tempat makan, ngopi, dan bermain anak-anak ketimbang berbelanja.
Kampus pun sedang menuju titik transformasi.
Dalam beberapa dekade, bukan tidak mungkin bangunan kampus hanya menjadi situs bersejarah seperti Benteng Rotterdam.
Teknologi digital memungkinkan proses pembelajaran dilakukan dari mana saja. Terlebih untuk bidang terapan seperti perikanan—orang bisa membangun kolam di rumah dan belajar budidaya secara daring.
Namun di tengah segala perubahan ini, ada satu hal yang tak boleh diabaikan: pendidikan usia dini dan dasar.
Justru di sinilah fondasi harus diperkuat. Karena generasi yang mampu membaca dan menjawab perubahan, lahir dari pendidikan yang kokoh di awal kehidupan.
“Berubah mi linowa”—dunia memang telah berubah. Tinggal kita memilih: ikut berubah atau ditinggalkan zaman.
Bachrianto Bachtiar, pengamat dinamika sosial dan lingkungan. Tinggal di Tamalanrea.