PELAKITA.ID – Saya punya beberapa ingatan tentang Almarhum Prof Halide, baik melalu interaksi langsung maupun cerita dari ayah saya dan teman-teman ayah saya.
Ayah saya adalah dosen di FEB juga, bersama Prof. Halide.
Satu kenangan yang paling kuat dalam ingatanku adalah ketika acara pembukaan kegiatan Forum Kawasan Timur Indonesia di Hotel Claro. Kalau tidak salah ingat sekitar tahun 2012/2013.
Kegiatan pembukaan itu molor sampai beberapa jam karena menunggu pak Gubernur SYL datang. Untuk mengisi kekosongan, panitia mengadakan item acara dadakan.
Prof. Halide hadir di tengah tengah ratusan peserta di ballroom besarnya Claro. Tiba-tiba beliau berdiri dan berteriak (meski suara beliau memang besar, tapi saya tahu beliau berteriak waktu itu) “mana itu Syahrul? Kalau tidak datang, nda usah ditunggu, kita mulai saja.”
Ruangan tiba-tiba hening, dan semua mata tertuju pada Prof. Halide.
Panitia terlihat agak panik. Seorang bapak yang berasal dari provinsi lain satu meja dengan saya bertanya “eh siapa itu bapak, kenapa dia marah-marah begini?” saya jawab “biar saja pak, beliau orang tua kita di Sulsel, dia bisa marahi siapa saja termasuk Gubernur” dan bapak itu mengangguk.
“Hargai orang dengan tepat waktu” itu pelajaran yang saya ambil dari “marah-marahnya” Prof. Halide waktu itu.
Saya tahu ada beberapa dosen di group ini juga hadir diacara dan menyaksikan kejadian itu.
Terima kasih atas pelajarannya Prof. Halide. Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Semoga Allah SWT mengampuni khilaf dan dosa Prof, dan Insyaa Allah amal jariyah Prof. Halide akan mengantarkan Prof. ke SurgaNYA. Aaamiin.