Kolom Prof Aminuddin Salle | Sembunyikan Asal Usulmu, Tunjukkan Karyamu

  • Whatsapp

PELAKITA.ID – Dalam perjalanan hidup, kita diajarkan untuk mengambil hikmah dari setiap pengalaman. Hikmah ini bukan hanya untuk direnungkan sendiri, tetapi juga dapat diwariskan sebagai kearifan bagi generasi mendatang.

Sering kali kita menjumpai orang yang dengan penuh kebanggaan memperkenalkan diri, keahlian, serta asal-usul keluarganya.

Mereka tampak ingin mendapatkan pengakuan dengan menonjolkan latar belakang dan kelebihan mereka, bahkan terkadang membandingkan dirinya dengan orang lain seolah memiliki derajat yang lebih tinggi.

Sebaliknya, ada pula sosok yang tampil sederhana, dengan tutur kata yang santun dan penampilan yang biasa saja. Namun, ketika ditelusuri lebih dalam, ternyata mereka memiliki rekam jejak yang luar biasa.

Berbagai terobosan dan karya mereka telah memberikan manfaat besar bagi sesama, meski mereka sendiri tidak pernah mengumbar pencapaiannya.

Sayangnya, banyak orang yang keliru dalam menilai seseorang hanya berdasarkan tampilan luar, tanpa menyelami rekam jejak dan kontribusinya.

Sebagai manusia, kita diberi kebebasan untuk memilih pola hidup yang ingin kita jalani. Apakah kita ingin dikenal karena asal-usul dan gelar, ataukah kita ingin diingat karena karya yang bermanfaat?

Pesan yang mendalam pernah disampaikan oleh YM Andi Pangerang Patta Rani, mantan Gubernur Sulawesi dan seorang Bangsawan Tinggi Kerajaan Gowa, kepada para anak didiknya:

“ᨌᨚᨀᨚᨕᨗ ᨕᨔᨒᨊᨘ ᨄᨕᨘᨅᨕᨗ ᨅᨈᨙ ᨒᨗᨆᨊᨘ”

Atau dalam bahasa Indonesia:

“Sembunyikan asal-usulmu, tampakkan hasil karyamu.”

Begitu berharganya pesan ini sehingga saya berinisiatif untuk mengabadikannya dalam aksara Lontara di atas kayu nangka, yang kemudian diepoksi agar lebih awet. Prasasti ini kini terpajang di Taman Baca Diana BBrG.

Harapannya, agar setiap pengunjung dapat membaca, merenungkan, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Mari kita jadikan karya sebagai identitas sejati kita, bukan sekadar asal-usul. Sebab, pada akhirnya, yang dikenang dan dihargai oleh dunia bukanlah dari mana kita berasal, melainkan apa yang telah kita berikan kepada sesama.

Redaksi