Menjadi Mahasiswa Siap Kerja dan Dilirik Lembaga Internasional

  • Whatsapp
Ikky, alumni Kelautan Unhas dalam laut Arabia (dok: Pelakita.ID)

Untuk lebih spesifik, pada sejumlah lembaga-lembaga pembangunan regioanl maupun internasional, selain kemampuan berbahasa Inggris, IT dan menulis, kalian harus terampil mengumpulkan data dan informasi lapangan – jangan manja dengan hanya berbekal browsing atau AI.

PELAKITA.ID – Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, mahasiswa perlu mempersiapkan diri sejak dini agar siap memasuki dunia profesional, termasuk di perusahaan multinasional dan lembaga internasional.

Kemampuan teknis atau hard skills menjadi modal utama, tetapi tidak cukup tanpa diimbangi dengan keterampilan interpersonal atau soft skills dan jejaring yang hidup.

Oleh sebab itu, mahasiswa perlu menguasai komunikasi, kepemimpinan, problem-solving, dan kemampuan bekerja dalam tim untuk sukses di dunia profesional.

Penulis membagikan tema ini setelah melihat dan mengalami bagiamana alumni bekerja di luar negeri.

___

Yang pasti, pengalaman kerja menjadi faktor penting.  Oleh sebab itu, mengikuti program magang, freelance, atau proyek kolaboratif bisa memberikan wawasan nyata tentang dunia industri.

Keterlibatan dalam organisasi kampus atau komunitas profesional juga dapat melatih kepemimpinan serta membangun jaringan yang bermanfaat di masa depan.

Selain itu, kemampuan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, menjadi nilai tambah besar. Memiliki sertifikasi seperti TOEFL atau IELTS akan memperkuat kredibilitas di mata perekrut global.

Hemat penulis, membangun jaringan atau networking juga menjadi strategi yang tidak boleh diabaikan. Ini bisa dilakukan dengan menghadiri seminar, konferensi, dan workshop adalah cara efektif untuk terhubung dengan profesional industri.

Platform digital seperti LinkedIn dapat dimanfaatkan untuk membangun personal branding dan menarik perhatian perekrut internasional.

Persiapan dokumen seperti CV dan portofolio juga sangat penting. Buatlah CV yang ringkas, jelas, dan sesuai dengan posisi yang dilamar akan meningkatkan peluang diterima.

Jika bidangnya berkaitan dengan desain, teknologi, atau media, memiliki portofolio yang menarik akan memberikan keunggulan tambahan. Jika terkait proyek teknis semisal budidaya rumput laut, kisahkan pengalaman bekerja pada bidang yang sama dan apa yang menjadi tugas serta hasilnya.

Disarankan untuk mahasiswa dalam berbagia kompetisi profesi atau kemahasiswaan, ikuti seminar, dan sertifikasi profesional agar bisa meningkatkan daya saing.

Mengikuti lomba di bidang yang diminati menunjukkan kemampuan dan kreativitas, sementara sertifikasi profesional yang diakui secara internasional dapat menjadi bukti kompetensi.

Selain keterampilan dan pengalaman, memahami budaya kerja di lingkungan internasional juga menjadi kunci sukses. Setiap perusahaan atau lembaga memiliki standar kerja yang berbeda, sehingga penting untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja yang profesional, berbasis target, dan penuh dinamika.

Persiapan wawancara kerja juga perlu dilakukan sejak dini.

Mengenali pertanyaan yang sering muncul dan berlatih menjawabnya dengan percaya diri akan meningkatkan peluang lolos seleksi. Jika mengincar perusahaan internasional, latihan wawancara dalam bahasa Inggris menjadi hal yang tidak bisa diabaikan.

Menempuh program pertukaran pelajar atau studi di luar negeri juga bisa menjadi cara efektif untuk mendapatkan pengalaman global. Selain memperluas wawasan, pengalaman ini menunjukkan kemampuan beradaptasi di lingkungan multikultural yang sering menjadi keunggulan di mata perusahaan internasional.

Terakhir, tetap mengikuti tren industri dan perkembangan teknologi menjadi langkah strategis agar selalu relevan dengan kebutuhan dunia kerja.

Membaca jurnal, mengikuti kursus online, dan terus memperbarui keterampilan akan membuka lebih banyak peluang karier di tingkat global. Dengan persiapan matang dan strategi yang tepat, mahasiswa dapat meningkatkan peluang sukses dan meraih kesempatan berkarier di lembaga internasional.

Mahasiswa, bersiaplah (dok: UN)

Jadi kompetensi apa yang bisa disiapkan dengan praktis dan relevan dengan kehidupan  kampus?

“Kalau saya bisa sejauh ini karena beberapa kali terlibat magang, kerja volunteer bidang kelautan, pengalaman itu menjadi konten CV dan bisa digunakan untuk melamar posisi yang diminati,” demikian pengakuan Ikky, alumni Ilmu Kelautan Unhas yang kini bekerja di salah satu negara Arab.

Ikky adalah alumni yang punya pengalaman bekerja di proyek kelautan, konservasi karang dan usaha pariwisata di Papua.

Betul kata Ikky, sesuai pengalaman penulis, pastikan untuk cakap atau punya pengetahuan yang luas, punya pemihakan dan pengabdian pada  sosial dan lingkungan.

Untuk lebih spesifik, pada sejumlah lembaga-lembaga pembangunan regioanl maupun internasional, selain kemampuan berbahasa Inggris, kemampuan IT dan menulis, kalian harus punya kemampuan melakukan pengumpulan data dan informasi lapangan – jangan manja dengan hanya berbekal browsing atau AI.

Selain itu, pandai-pandailah melakukan interview atau riset, punya skill interview faktual dan cekatan menyusun analisis atas satu isu atau persoalan.  Kalau ini bisa dilakukan dengan efektif, maka ada bahan untuk menyusun laporan atau artikel yang berdaya guna.

Percayalah, kalian tidak akan kesulitan untuk diterima di lembaga atau insititusi yang diminati!

Penulis Kamaruddin Azis