PELAKITA.ID – Suara dari Pelukan Kabut karya Mustamin Raga adalah sebuah kumpulan esai yang merekam berbagai refleksi tentang kehidupan, kritik sosial, dan dinamika politik. Pria yang akrab sebagai Tommy Arga ini adalah Sekretaris Dinas (Sekdin) Perpustakaan dan Kearsipan Gowa yang kreatif dan aktif menulis.
Melalui bahasa yang tajam sekaligus puitis, penulis mengajak pembaca menembus “kabut” persoalan yang sering menyelimuti realitas masyarakat, lalu menghadirkan suara-suara jernih sebagai penuntun untuk melihat lebih dalam.
Di dalamnya, pembaca akan menemukan ulasan yang tidak sekadar menyoroti fenomena sehari-hari, tetapi juga menyingkap sisi-sisi tersembunyi dari praktik sosial dan politik yang kerap terabaikan.
Kritik yang disampaikan tidak berhenti pada tataran wacana, melainkan lahir dari kepekaan penulis terhadap ketidakadilan dan kegelisahan yang dialami masyarakat.
Kekuatan buku ini terletak pada cara Mustamin Raga meramu pemikiran kritis dengan sentuhan humanis. Esai-esai yang ditulisnya tidak hanya memotret masalah, tetapi juga menghadirkan refleksi moral dan nilai kebangsaan yang patut direnungkan bersama.
Dengan demikian, buku ini bukan sekadar bacaan intelektual, melainkan juga ruang dialog batin bagi siapa saja yang peduli pada nasib bangsa.
Hadirnya pengantar dari tiga akademisi terkemuka—Prof. Dr. Andi Muh. Akhmar, Prof. Dr. Muhaemin Latif, dan Prof. Dr. Risma Niswaty—semakin menegaskan bobot intelektual buku ini.
Suara dari Pelukan Kabut karya Mustamin Raga adalah sebuah kumpulan esai reflektif yang merekam beragam pengalaman, renungan, dan kritik terhadap kehidupan, sosial, serta politik.
Dengan bahasa yang jernih sekaligus tajam, penulis menghadirkan cara pandang baru untuk memahami persoalan yang sering terbungkus “kabut” keraguan dan kompleksitas, lalu mengajaknya diurai melalui suara-suara penuh makna.
Isi buku ini memadukan hal-hal sederhana yang dekat dengan keseharian—seperti pintu, sampah, atau bahkan WC—dengan gagasan yang dalam tentang moralitas, disiplin, hingga cara masyarakat membangun peradaban.
Tidak hanya berhenti pada persoalan keseharian, Mustamin Raga juga menyoroti isu kebangsaan, runtuhnya budi pekerti, peran buzzer, hingga keterjebakan bangsa dalam politik simbolik.
Kehidupan religius pun mendapat ruang penting, sebagaimana terlihat dalam esai tentang haji, kesalehan, dan Idul Adha, yang ditulis dengan nuansa spiritual sekaligus kritis.
Beberapa judul tambahan dari daftar isi halaman akhir antara lain:
- Antrean di Tanah Minyak
- AI dan Ancaman Dehumanisasi
- Ironi Sila ke Empat Melawan Demokrasi Suara Terbanyak
- Ketua Segala Ketua
- Komisaris, Jabatan Hadiah
- Menjaga Jiwa Leluhur
- Rekrutmen Politik Kita Sedang Sakit
- Wajib Belajar, Janji Negara yang Diabaikan
- Dari Bandit ke Bapak Bangsa
- Oposisi, Napas Demokrasi yang Sering Dikebiri
Buku ini diterbitkan oleh CV. Gapura Biru, Lombok Tengah, NTB, pada cetakan pertama Juli 2025, dengan tebal xvii + 244 halaman berukuran A5. Identitas penerbitan mencatat editor oleh Mou, desain sampul dikerjakan Tim Gapura Biru, tata letak oleh Aan Khaerul Anwar, dan ISBN: 978-623-8592-72-2.
Gapura Biru sendiri adalah anggota IKAPI dengan nomor: 025/NTB/2024.
Bagi sosodara yang berminat memiliki buku ini bisa kontak nomor: 0811-447-015
Suara dari Pelukan Kabut sangat layak menjadi teman berpikir bagi mahasiswa, akademisi, aktivis, maupun masyarakat umum yang ingin memperluas wawasan, menajamkan kepekaan sosial, dan memperkuat nilai kebangsaan serta kemanusiaan.
