PELAKITA.ID – Temu Nasional Alumni Smansa Makassar ke-4 menjadi muara solidaritas alumni Smansa dengan menggelar sejumlah acara ‘pemanasan’. Tenda Tenas IV Smansa di CFD Sudirman menjadi ajang unjuk kegiatan dari beberapa alumni dan komunitas.
Salah satu Komunitas yang berafiliasi ke Smansa Makassar tersebut adalah Pa’Golo’Na Zona 90an, dengan menggelar aneka kegiatan dengan tajuk Road to TENAS IV Jogjakarta.
“Acara ini juga sekaligus menjadi momentum perayaan ulang tahun pertama komunitas yang terus menebar semangat olahraga, persaudaraan, dan kontribusi sosial ini,” kata Sanrego Djafar dari Smansa 91, pilar Pagolo’na Smansa.
Dikatakan Sanrego, kegiatan akan berlangsung pada Minggu pagi, 22 Juni 2025, sejak pukul 06.00 WITA, kegiatan ini akan digelar di Tenda TENAS IV di area Car Free Day, Jalan Jenderal Sudirman (tepat di depan IMMIM).
“Mengusung konsep terbuka dan inklusif, seluruh rangkaian acara dapat diikuti secara gratis oleh alumni, keluarga, maupun masyarakat umum. Suasana dijanjikan akan semarak dengan senam zumba sebagai pembuka yang membangkitkan semangat dan energi peserta,” ungkap pria yang akrab disapa Ego itu.
“Tak hanya itu, panitia juga menyiapkan layanan pemeriksaan dan konsultasi kesehatan yang bisa dimanfaatkan oleh para peserta sebagai bentuk kepedulian terhadap gaya hidup sehat,” tambahnya.
Ditambahkan, dalam kesempatan ini, Pa’Golo’Na Zona 90an juga akan menyerahkan donasi secara simbolis kepada panitia penyelenggara TENAS IV sebagai bentuk nyata partisipasi dan dukungan terhadap kelangsungan agenda besar IKA SMANSA Makassar di Jogjakarta nanti.
Kegiatan ini akan ditutup dengan kebersamaan santai sambil menikmati snack dan minuman ringan yang disediakan.
Lebih dari sekadar ajang kumpul-kumpul, acara ini mencerminkan bagaimana komunitas alumni dapat menjadi ruang saling menguatkan, sekaligus wadah kontribusi nyata untuk keberlangsungan kegiatan sosial dan solidaritas alumni.
Dengan semangat satu hati, satu tujuan, para alumni SMANSA Makassar terus menunjukkan bahwa nilai-nilai persaudaraan itu tak lekang oleh waktu—dan bahwa setiap langkah menuju Jogjakarta adalah bagian dari perjalanan panjang menjaga ikatan itu tetap hidup.
Redaksi