Brown menyatakan bahwa ia tidak menentang agama dan percaya bahwa agama membawa banyak kebaikan, tetapi juga menekankan bahwa ada kelompok-kelompok dalam setiap agama yang mengambil metafora dan mitos kitab suci secara harfiah, dan itulah yang berbahaya.
PELAKITA.ID – Lima belas hal yang mungkin tidak kamu ketahui tentang Dan Brown dikutip dari Alux.com, tempat para calon miliarder datang untuk mencari inspirasi.
Tentang Dan Brown penulis novel The Davinci Code yang terkenal itu. Ia adalah anak sulung dari tiga bersaudara di Exeter, New Hampshire. Ia menempuh pendidikan di Phillips Exeter Academy, sebuah sekolah yang sangat eksklusif.
Ayahnya adalah seorang instruktur matematika di sekolah yang sama, sementara ibunya adalah seorang profesor musik yang terlibat dalam praktik musik yang sangat dihormati.
Meskipun Dan Brown bersekolah di sekolah terbuka sampai kelas sembilan, ia tinggal bersama keluarganya dan aktif dalam berbagai kegiatan kampus yang sangat dipengaruhi oleh norma dan tradisi Kristen, seperti menyanyikan lagu pujian di gereja dan ikut kegiatan kamp kampus.
Dan Brown tumbuh menjadi salah satu penulis terlaris di zaman modern. Beberapa karyanya telah diadaptasi menjadi film blockbuster. Novel-novelnya diterbitkan dalam 54 bahasa dan telah terjual 200 juta kopi di seluruh dunia.
“The Da Vinci Code” karyanya memicu banyak pertanyaan dalam iman Kristen dan membuatnya masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia versi majalah Time pada tahun 2005.
Buku itu juga tercatat sebagai salah satu novel terlaris sepanjang masa.
15 Hal yang Belum Diketahui
Pertama, setelah lulus dari sekolah, Brown melanjutkan studi di Amherst College dan memperoleh gelar di bidang Bahasa Inggris dan Spanyol pada tahun 1986. Ia kemudian menghabiskan beberapa tahun mencoba membangun karier sebagai penyanyi, penulis lagu, dan pianis, namun tidak banyak meraih kesuksesan.
Salah satu albumnya berjudul “Angels & Demons”, judul yang kemudian ia pakai untuk salah satu bukunya. Usaha itu membuatnya pindah ke Los Angeles dan mengajar bahasa Spanyol di Beverly Hills Preparatory School demi penghasilan tetap.
Kedua, masa kecilnya adalah perpaduan antara sains dan agama.
Ibunya adalah organis gereja yang religius, sementara ayahnya adalah profesor perguruan tinggi yang agnostik. Ia pernah berkata bahwa ia cenderung tertarik pada sains dan bahwa iman adalah hal yang sulit baginya. Meski begitu, ia tidak bisa sepenuhnya melepaskan kemungkinan adanya sesuatu yang lebih besar di luar sana.
“Mungkin itu kelemahan intelektual,” katanya, “tapi saat saya menatap bintang-bintang, saya merasa pasti ada sesuatu yang lebih besar dari kita.”
Ketiga, buku pertamanya yang diterbitkan saat berusia lima tahun berjudul “The Giraffe, the Pig, and the Pants on Fire”, dan ia mendedikasikannya untuk ibunya.
Buku “Origin” juga didedikasikan kepadanya.
Inisial ibunya, CGB, muncul samar di sampul belakang buku itu. Dan Brown menyebut ayahnya sebagai sosok yang menanamkan kecintaan pada sains, matematika, dan teka-teki intelektual, sedangkan ibunya menumbuhkan rasa takjub terhadap misteri dunia.
Keempat, ia bertemu istrinya, Blythe Newland, di Los Angeles. Blythe lebih tua 12 tahun darinya dan pernah menjadi direktur artistik National Academy of Songwriters.
Dan Brown merilis empat CD musik yang sempat mendapat dukungan, tetapi sifat tertutupnya menghambat karier musiknya. Karena hubungan kerja mereka yang tidak setara, mereka merahasiakan hubungan asmara mereka selama bertahun-tahun, bahkan sempat datang ke acara Grammy bersama sambil membawa pasangan pura-pura.
Kleima, pada tahun 2005, Dan Brown dilaporkan meraup pendapatan 76,5 juta dolar hanya dari tulisannya, dan masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh versi Time. Kekayaannya diperkirakan melebihi 20 juta dolar.
“The Da Vinci Code” diterbitkan pada Maret 2003 dan langsung terjual hampir 6.000 eksemplar di hari pertama, serta masuk daftar best seller New York Times dalam minggu pertama.
Penjualan gabungan bukunya mencapai lebih dari 200 juta eksemplar dan telah diterjemahkan ke dalam 54 bahasa.
Keenam, pada tahun 1998, Brown dan istrinya menerbitkan sebuah buku humor berjudul “The Bald Book”, koleksi gambar dan keterangan lucu tentang kebotakan, yang dikreditkan pada Blythe dan diduga kuat ditulis oleh Dan Brown.
Mereka juga menerbitkan buku humor lain berjudul “187 Men to Avoid: A Guide for the Romantically Frustrated Woman” dengan nama pena Danielle Brown.
Ketujuh,istrinya memiliki selera terhadap hal-hal menyeramkan. Brown mengatakan bahwa Blythe memiliki obsesi terhadap kematian.
Ia bahkan pernah mengajaknya berkencan ke pemakaman. Rumah mereka dipenuhi benda-benda unik seperti hewan yang diawetkan dan patung-patung yang menyeramkan, termasuk di ruang makan dan dapur.
Kedelapan, meski sangat kaya, Dan Brown tidak pernah mengambil hari libur. Ia bangun jam 4 pagi setiap hari dan menyiapkan smoothie dari blueberry, bayam, pisang, air kelapa, biji chia, biji rami, biji hemp, dan bubuk protein.
Ia juga membuat kopi bulletproof dengan mentega dan minyak kelapa yang katanya meningkatkan kinerja otak. Ia tidak pernah menyimpang dari rutinitas menulis, bahkan saat Natal.
Kesembilan, ia juga rutin melakukan push-up setiap jam. Komputernya diprogram berhenti selama 60 detik tiap jam, dan selama waktu itu ia berolahraga. Meskipun berhenti menulis pada tengah hari, ia mengaku sulit mengusir karakter-karakter dari pikirannya.
Kesepuluh, rumah Dan Brown dibangun seperti sebuah teka-teki. Rumah senilai 10 juta dolar di New Hampshire ini memiliki banyak pintu dan lorong rahasia. Kantor tempat ia menulis tersembunyi di balik sebuah lukisan. Ia menyebut perpustakaannya sebagai “benteng rasa syukur” dan di dalamnya ada salinan semua bukunya dalam setiap bahasa. Tentu saja, perpustakaan itu juga dipenuhi pintu dan lorong rahasia.
Kesebelas, untuk mengatasi kebuntuan menulis, Dan Brown menggantung dirinya terbalik menggunakan sepatu gravitasi di rumah. Teknik ini, disebut terapi inversi, dipercaya meningkatkan aliran darah ke otak dan membantu konsentrasi.
Aktris Rosie O’Donnell juga menggunakan metode ini.
Keduabelas, Dan Brown dan istrinya sempat muncul sebagai figuran dalam film Be Cool tahun 2005 yang dibintangi John Travolta dan Uma Thurman. Mereka duduk di barisan depan penonton dalam adegan konser Aerosmith.
Ia juga hadir saat syuting film The Da Vinci Code di Louvre. Ia pernah melihat lukisan Mona Lisa sendirian jam 3 pagi, yang menjadi pengalaman yang sangat membekas. Ia juga mendengar kalimat-kalimat unik selama syuting seperti “Pindahkan mayatnya tiga kaki ke kiri, jangan sampai darah kena Caravaggio-nya!” dan “Tolong beri Maria Magdalena Diet Coke.”
Ketigabelas, meskipun sangat sukses secara komersial, Dan Brown tidak dipuji para kritikus. Salman Rushdie menyebut The Da Vinci Code sebagai buku yang begitu buruk hingga membuat buku buruk lainnya terlihat bagus.
Aktor Stellan Skarsgård menyebutnya penulis yang sangat buruk tapi pandai membuat cliffhanger setelah setiap bab, sehingga pembaca tetap ingin lanjut membaca — seperti makan kacang di bar: kamu tidak suka, tapi terus memakannya.
Keempatbelas, ia juga pernah diserang oleh kelompok-kelompok keagamaan.
Vatikan bahkan meminta gereja Katolik untuk memboikot bukunya. Brown menyatakan bahwa ia tidak menentang agama dan percaya bahwa agama membawa banyak kebaikan, tetapi juga menekankan bahwa ada kelompok-kelompok dalam setiap agama yang mengambil metafora dan mitos kitab suci secara harfiah, dan itulah yang berbahaya.
Kelimabelas, Dan Brown memiliki mobil self-driving Tesla, seperti tokoh fiksi mirip Steve Jobs bernama Edmond Kirsch dalam bukunya Origin.
Dalam sebuah wawancara, ia menyebutkan bahwa saat mengemudi ke Boston, ia tak menyentuh setir selama satu jam. Ia percaya bahwa anak-anak yang berusia 10 tahun sekarang mungkin tidak akan pernah belajar mengemudi secara manual.
Sebagai fakta bonus, meski seorang novelis, Dan Brown tidak suka membaca novel. Ia mengaku kesulitan menamatkan novel fiksi dan lebih suka membaca buku nonfiksi atau literatur yang bersifat instruktif.
Tentang karyanya sendiri, ia pernah berkata, “Ini jenis fiksi yang akan saya baca, jika saya membaca fiksi.”
Editor Denun