Asap Tak Kasat Mata: Dampak Perokok Pasif yang Sering Diremehkan

  • Whatsapp
Ilustrasi Pelakita.ID

Asap Tak Kasat Mata: Dampak Perokok Pasif yang Sering Diremehkan
Oleh: Indri Sri Handayani (NIM: K011221026)
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin
Program Studi: Kesehatan Masyarakat
Departemen: Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

PELAKITA.ID – “Tahukah kamu bahwa orang yang tidak merokok pun bisa terdampak hanya karena berada di dekat perokok?”

Banyak orang masih menganggap merokok sebagai kebiasaan pribadi yang tidak mengganggu orang lain. Padahal, asap rokok justru menjadi ancaman nyata bagi kesehatan orang-orang di sekitar perokok aktif, termasuk anak-anak, keluarga, dan sahabat. Mereka yang secara tidak langsung terpapar asap rokok dikenal sebagai perokok pasif, dan risikonya tak kalah serius.

Satu batang rokok yang dibakar di ruang tertutup saja bisa memberikan dampak besar terhadap kesehatan orang lain. Lalu, apakah kita akan terus membiarkannya? Tentu tidak. Dampak merokok pasif harus dipahami dengan serius dan tidak lagi dianggap sepele. Jika diabaikan, ini bisa menjadi ancaman kesehatan masyarakat, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.

Perokok pasif adalah individu yang secara tidak langsung menghirup asap rokok dari perokok aktif—baik secara sengaja maupun tidak. Meskipun tidak merokok langsung, dampak kesehatannya tetap signifikan, bahkan bisa setara dengan perokok aktif (Subagya, 2023).

Menurut data World Health Organization (WHO, 2023), lebih dari 1,2 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat paparan asap rokok secara pasif. Anak-anak menjadi kelompok paling rentan, dengan risiko mengalami gangguan kesehatan seperti asma, infeksi telinga, hingga pneumonia.

Indri Sri Handayani, K011221026

WHO (2021) mencatat bahwa asap rokok mengandung lebih dari 7.000 zat kimia, dan 69 di antaranya bersifat karsinogenik atau dapat memicu kanker. Paparan zat-zat ini menyebabkan berbagai reaksi berbahaya dalam tubuh, termasuk meningkatnya kecenderungan trombosit darah untuk membentuk gumpalan. Ini berpotensi menimbulkan gangguan sirkulasi dan penyakit kardiovaskular.

Lebih dari itu, asap rokok mencemari lingkungan, bahkan setelah asapnya hilang secara kasat mata. Partikel berbahaya menempel di furnitur, dinding, pakaian, dan tetap terlepas ke udara dalam jangka waktu lama.

Akibatnya, perokok pasif tetap berisiko mengalami penyakit jantung, kanker paru-paru, dan gangguan pernapasan lainnya.

Sayangnya, merokok masih menjadi kebiasaan umum di tengah masyarakat Indonesia. Bahkan, di beberapa komunitas etnis, merokok dianggap sebagai bagian dari tradisi budaya, yang membuat perilaku ini semakin sulit dihentikan.

Kebiasaan merokok merupakan isu serius dalam kesehatan masyarakat karena memicu penyakit kronis yang bisa berujung pada kematian—baik bagi perokok aktif maupun pasif.

Meskipun banyak orang sudah menyadari bahaya rokok, mengendalikan kebiasaan ini tidaklah mudah. Rokok juga bisa menjadi pintu masuk untuk mencoba zat adiktif lain, terutama bagi mereka yang belum memiliki kontrol diri yang kuat.

Nikotin, zat utama dalam rokok, memiliki sifat adiktif tinggi dan membuat upaya berhenti merokok menjadi sangat menantang.

Namun, fakta bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk merokok tidak boleh dijadikan pembenaran untuk melanggar hak orang lain atas udara bersih. Waspada terhadap bahaya rokok, termasuk bagi perokok pasif, adalah keharusan. Kita tak boleh hanya diam dan menerima dampaknya.

Menjaga diri dari paparan asap rokok adalah langkah penting dalam melindungi kesehatan diri dan orang-orang terdekat. Dukungan kebijakan pemerintah sangat dibutuhkan, seperti memperluas kawasan tanpa rokok dan meningkatkan edukasi publik.

Selain itu, langkah kecil dari individu, seperti memilih tempat bebas asap rokok, mengingatkan orang terdekat untuk tidak merokok di sekitar kita, serta mengenakan masker di ruang publik, dapat membawa perubahan besar.

Jangan ragu untuk bersuara. Hak untuk menghirup udara bersih adalah milik semua orang.

Lalu, sampai kapan kita akan membiarkan asap rokok meracuni udara yang kita hirup?
Apakah kenyamanan sesaat seorang perokok layak dibayar dengan risiko penyakit bagi orang lain?

Kini saatnya kita peduli dan bertindak.

Editor Denun