Untuk merealisasikan itu, tidak harus media mainstream atau yang sudah eksis, mapan sejak lama, tetapi libatkan juga mereka yang punya ceruk isu spesifik, seperti untuk kawasan pesisir, pulau-pulau dan perbatasan.
PELAKITA.ID – Presiden RI Prabowo Subianto melalui kanal media CNBC mengklaim bahwa pihaknya akan memperbaiki komunikasi dengan masyarakat. Di mana saat ini pihaknya merasa memang belum sempurna membangun narasi dengan masyarakat.
Prabowo mengklaim bahwa pihaknya sudah melakukan banyak hal dalam 150 hari bekerja ini, Bahkan, dia mengatakan banyak inisiatif dan terobosan yang sudah dilakukan.
Hal inilah yang mungkin membuat narasi dengan masyarakat menjadi kurang sempurna.
Lalu bagaimana semestinya ke depan?
Komunikasi yang efektif adalah jantung dari pemerintahan yang baik. Di negara sebesar dan seberagam Indonesia, penyampaian pesan yang jelas dan inklusif bukan sekadar strategi—tapi kebutuhan mendesak.
Pemerintah perlu menyampaikan informasi secara jelas, transparan, dan mudah dipahami. Gunakan bahasa yang sederhana, bukan jargon birokrasi.
Rakyat harus tahu apa yang disampaikan, mengapa penting, dan bagaimana dampaknya bagi mereka.
Di era digital, jutaan warga—terutama anak muda—aktif di media sosial. Platform seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan X bisa jadi alat komunikasi yang kuat jika digunakan secara kreatif, visual, dan interaktif. Jangan sekadar memberi pengumuman satu arah.
Keberagaman budaya dan bahasa Indonesia menuntut pendekatan komunikasi yang berbasis lokal, tak njlimet.
Pesan yang efektif di Jakarta belum tentu berhasil di Papua, Barrang Lompo atau di Galesong.
Mari libatkan pemimpin daerah dan tokoh masyarakat agar pesan lebih diterima dan dipahami.
Pemerintah juga harus bersikap proaktif. Jangan tunggu kritik atau disinformasi menyebar.
Apa yang bisa dilakukan? Sampaikan rencana lebih awal, sertakan tantangan yang mungkin muncul. Keterbukaan seperti ini membangun kepercayaan dan mencegah salah paham.
Dalam situasi krisis—seperti bencana, pandemi, atau krisis pangan—kecepatan dan konsistensi pesan sangat penting. Gunakan satu juru bicara yang tepercaya. Koordinasi lintas kementerian harus kuat agar pesan tidak saling bertentangan.
Komunikasi yang baik bukan hanya soal bicara, tapi juga mendengar.
Jadi,sejatinya, Pemerintah perlu membuka saluran aspirasi warga: forum publik, survei, atau diskusi daring. Dan yang paling penting—tunjukkan bahwa suara rakyat benar-benar didengar.
Bermitra dengan media dan tokoh publik bisa memperluas jangkauan pesan. Influencer atau jurnalis yang dipercaya publik bisa menjelaskan isu kompleks dengan cara yang mudah dipahami dan menarik bagi masyarakat luas.
Untuk merealisasikan itu, tidak harus media mainstream atau yang sudah eksis, mapan sejak lama, tetapi libatkan juga mereka yang punya ceruk isu spesifik, seperti untuk kawasan pesisir, pulau-pulau dan perbatasan.
Meningkatkan komunikasi bukan sekadar soal teknologi atau gaya visual. Intinya adalah membangun pemerintah yang lebih responsif, terbuka, dan dekat dengan rakyat.
Pemerintah Indonesia di bawah Pemerintahn Prabowo Subianto, layak mendapat komunikasi publik yang lebih baik—dan itu dimulai dari cara pemerintah berbicara dan mendengarkan.