Keunikan Inovasi STOP BASSUNG Puskesmas Togo-Togo Jeneponto

  • Whatsapp
Imran Rosadi, Kepala Puskesmas Togo-Togo, Jeneponto saat memaparkan inovasinya (dok: istimewa)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Jeneponto dilaporkan pernah membakar rumah dan menciderai ornag lain, akibatnya terjadi kerugian materil ratusan juta dan munculnya keresahan di tengah masyarakat. Inilah yang menjadi alasan mengapa ada inovasi STOP BASSUNG.

Hal itu disampaikan  inovator Imran Rosadi, Kepala Puskesmas Togo-Togo Jeneponto, pada Coaching Clinic yang digelar oleh Biro Organisasi Setda Sulsel di Hotel Four Points, Makassar, Kamis, 7 Maret 2022.

Imran menyatakan bahwa setelah inovasi ada 4 orang yang telah berobat secara dan diberdayakan dan bahkan sudah menghasilkan.

“Setelah ada inovasi, mereka beraobat secara teratur dan diberdayakan, dan telah menghasilkan pendapatan, diestimasi penghasilan 1,8 juta perbulan, ada juga yang 6 juta perbulan sebagai pedagang,” ungkap Imran.

Inovasi yang dipaparkan Imran adalah STOP BASSUNG. Menurutnya, inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah ODGJ berat untuk berobat secara teratur, meniadaakan, menghilangkan stigma ODGJ berat sebagai kutukan.

“Meningkatkan jumlah ODGJ berat dan terobati untuk produktif, mengintegrasikan ODTG kembali ke masyarakat eesuai kompetensi masing-masing,” jelas Imran.

Inovasi ini menurut Imran memberi kebaruan, di antaranya inovasi pemantauan pengobatan oleh tenaga kesehatan.

Ada Pajamma

“Ada trenaga PAJAMMA, atau para Juru Pemantau Minum Obat, dimana sebelum ada inovasi belum ada sistem pelaporan antara keluarga dan tenaga kesehatan, dengan adanya kartu kendali, lalu dilapoirkan melalui Whatsapp Group dan mudah dikontrol,” paparnya.

Ditambahkan juga bahwa keunggulannya adalah adanya penghargaan untuk Pajamma. “Dana desa yang telah terbukti memotivasi Pajamma sehngga mereka memantau ODGJ berat berobat dengan teratur,” tambahnya.

“Mereka bahkan diberdayakan sebagai Kader Posyandu dan dintegraiskan kembali ke masyarakat, berdagang, berkebun dan bertani,” ucap Imran.  “Satu hal yang menarik dari inovasi STOP BASSUNG ini adalah kolaborasi, antar pemangku kepentingan seperti Dinas Ksehatan, Puskesmas, Posyandu, Babinsa, Dinas Sosial,,” lanjutnya.

Dijelaskan juga bahwa fungsi Pajamma yang berhasil memantau dan rutin dilaporkan kepada Pemdes dan diberikan penghargaan bagi ODGJ berat dan membaik dalam rentang pemantauan setahun akan jadi kader Posyandu.

“Dampaknya, sebelum ada inovasi, ada 12 orang hanya 2 yang minum, dimana dalam setahun sudah ada 5 orang teratur berobat, Untuk ODGJ dipasung awalnya ada 2 di dua desa dan setelah inovasi tidak ada lagi pasungan,” jelasnya.

Hal lain yang disampaikan adalah bertambahnya jumlah Pajamma.  “Awalnya ada 5 Pajamma, dan di tahun 2022, sudah ada 11 Pajamma. Sedangkan dampak stigma sudah bisa dicegah dimana pada tahun kedua telah diintegrasikan kembali ke masyarakat,” pungkas Imran.

 

 

Editor: K. Azis

Related posts