Solusi beda 1 Syawal dan inspirasi dari Kepulauan Diomede

  • Whatsapp
Batas dua pulau Diomede (sumber: istimewa)

DPRD Makassar

Tiap tahun berbeda hari pada 1 Syawal? Ada yang salat Idul Fitri lebih awal di Negeri +62? Mengapa bisa? Ada solusi? Mari simak penjelasan Kepala Pusat Perubahan Iklim Unhas berikut ini

PELAKITA.ID – Ihwal adanya dua kali lebaran tahun ini, ada baiknya kita belajar dari penduduk Kepulauan Diomede.

Berlokasi di kawasan Samudera Pasifik bagian selatan, Kepulauan Diomede terdiri atas beberapa pulau, tapi yang utama ada 2 pulau, yakni Big Diomede dan Little Diomede.

Big Diomede, sebuah pulau tak berpenghuni, masuk wilayah Rusia, sementara Little Diomede yang berpenghuni 80-an jiwa adalah jurisdiksi Amerika Serikat.

Kedua pulau ini dipisahkan sebuah Selat kecil berjarak sekitar 4 km. Selat ini berfungsi sebagai batas antar kedua negara.

Selain sebagai batas negara, Selat ini juga mnjadi batas peralihan hari yang berlaku sedunia,atau dikenal sebagai Batas Penanggalan Internasional (international dateline).

Dengan kata lain, mereka melihat pergerakan matahari yang sama tapi berada pada hari yang berbeda.

Jika orang di Big Diomede bangun pagi pada hari Senin jam 7 pagi, maka pada saat itu orang di Little Diomede berlaku hari Minggu pukul 8 pagi.

Meski berada di area yang  sama, Big Diomede sehari lebih awal dari Little Diomede. Big Diomede adalah tempat pertama merayakan tahun baru, dan Little Diomede adalah tempat terakhir memasuki tahun baru.

Ketika Big Diomede merayakan tahun baru, di Little Diomede Waktu masih menunjukkan pukul 01:00 dini hari tanggal 31 Desember. Masih 23 jam lagi menunggu pergantian tahun sebagaimana yang sudah dilakukan tetangganya.

Itu bisa terjadi karena ada konvensi (kesepakatan) tentang International Dateline alias Batas Penanggalan Dunia.

Nah, masalah dengan Penanggalan Hijriah adalah karena kita belum punya Batas Penanggalan itu, tepatnya belum ada kawasan yang ditunjuk atsu disepakati untuk menjadi wilayah batas beralihnya penanggalan Hijriah.

Maka kemudian yang terjadi adalah berulangnya suatu penanggalan di satu lokasi, seperti yang terjadi pada 1 Syawal saat lebaran nanti.

Jadi, langkah pertama untuk mewujudkan Global Islamic Calendar adalah menyepakati dimana suatu tanggal berawal dan berakhir.

Apakah di Saudi Arabia atau mungkin malah di ujung timur Papua?

Wallahua’lam.

M. Rijal Idrus, tenaga pengajar FIKP Unhas Kapus Perubahan Iklim Unhas

 

Related posts