Inspirasi, sengat bisnis Madu Al Tundungkury

  • Whatsapp

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Madu Al Tundungkury adalah nama brand Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dari satu desa bernama Tondongkura, Pangkep. Madu ini lagi trending dan ngehits belakangan ini di media sosial.

Mengapa madu ini istimewa dan diminati pasar?  Yuk kita simak obrolan Pelakita.ID dengan owner-nya, Muhammad Ridwan, alumni Fakultas Pertanian Unhas.

Bagaimana ceritanya bisa fokus di madu ini boscuuu…?

Saya sudah berjualan sejak 2013. Berjualan ke pelanggan dangan harga sama saja dengan ambil di petani, saya nol untung bahkan keluarkan biaya transpor.

Alhamdulillah, saat ini madu Trigona Aldungkury mendapat respon pasar menggembirakan, sampai pelanggan harus preorder dulu kalau mau nikmati madu dari Kampungku Tondongkura.

Upaya berbisnis madu ini dijalani pada sekitar tahun 2013 itu sebatas membantu petani atau tidak ambil untung, tahun kedua kemudian mulai up harga dengan margin 30 persen dari harga petani.

Tahun demi tahun berlalu, hanya jualan madu setiap musim saja sekitar bulan Juli awal kemarau sampai Oktober sebelum masuk musim hujan.  Setelah itu saya rehat dan tidak ada niat jualan madu selain madu hutan dari desaku.

Di mana ini Tondongkura?

Tondongkura ada di pedalaman Pangkep, tepatnya di salah satu kawasan di bahu bukit Pangkep, berbatasan 3 kabupaten Pangkep-Barru-Bone,

Nama Madu Altundungkury digunkana sejak kapan?

Usaha jualan madu Rida dijalani sampai 2018 tanpa nama brand . Tahun 2019 kemudian bikin label dengan brand Madu Hutan Al Tundungkury dengan predikat alami, sehat, berkhasiat sebagai tagline atau slogan branding.

Brand Madu Hutan Al Tundungkury selalu diburu pelanggan, musim berjalan kadang cuma 3 bulan, saya stok terakhir musim di Bulan Oktober kadang 100 botol dan habis sebelum masuk awal Tahun, dengan total penjualan setiap musim rata-rata 500 botol 600 ml atau 750 gram.

Terus?

Jual madu hutan ada pada kontinuitas. Madu hutan bergantung pada musim, saat musim hujan lebah madu hutan yang dikenal lebah Apis dorsata berhenti produksi madu, sebatas untuk konsumsi koloni saja bertahan hidup,” katanya.

Lbah Apis dorsata hanya produksi madu saat musim kemarau, saat bunga-bunga multiflora sebagai tempat menyasap saripati nektar sedang bermekaran.

Akhirnya pelanggan kesulitan menikmati madu murni sepanjang tahun, apalagi efek perubahan cuaca yang tak biasa tiga tahun terakhir di mana musim kemarau semakin singkat, menjadikan madu hutan di Tondongkura semakin sedikit, bisa dibilang paceklik.

Jadi tugas saya membantu petani memasarkan madunya sudah selesai sejak jualan madu setiap musim, tapi masalahnya  adalah saya tidak bisa membantu pelanggan untuk bisa menikmati madu murni yang terjamin kualitas sepanjang tahun, itu persoalan yang mesti saya pikirkan kemudian.

Dapat ide Trigona?

Setelah menjalani jualan madu hampir 10 Tahun, dengan masalah klasik ketersedian stok, akhirnya tahun ini, 2022, saya beranikan diri keluar pakem spesialis jualan madu hutan asal Tondongkura.

Saya bergaul dengan para praktisi perlebahan dan permaduan, mulai belajar juga madu selain madu hutan, dan mulai tahu seluk beluk madu murni yang dihasilkan empat jenis lebah.

Ternyata selama hampir 10 tahun baru tahu, madu hutan dihasilkan oleh lebah madu terbesar di dunia yakni Apis dorsata, lebah liar yang sampai saat ini para ahli belum bisa mendapatkan cara untuk dibudidayakan.

Selanjutnya ada tiga lebah berbeda yang juga menghasilkan madu, yakni lebah Apis mellifera, Aapis cerana, dan Trigona, ketiga jenis lebah ini bisa dibudidayakan.

Ini kemudian menjawab keresahan pelanggan yang khawatir mendapat madu tidak asli atau campuran, kami di komunitas permaduan menyebutnya madu SOS,” lanjut Ridwan.  Madu SOS ini singkatan dari Sintetis, Oplosan dan Sirupan.

Bisa dijelaskan?

Sintetis ini madu dari bahan kimia, jadi tanpa madu sedikitpun cuma rasanya sama dg madu atau sulit dibedakan jika awam dengan rasa madu asli.  Oplosan, ini biasa dicampur dengan cairan gula atau cairan lain agar banyak hasilnya. Jadi madu asli tetap ada sedikit,” jelasnya.

Sirupan, nah ini yang banyak di madu budidaya yang diberi pakan sirup atau air gula dan semacamnya yang menghasilkan madu tapi bukan dari nektar alami. Sekadar edukasi saja tentang madu SOS.

Tahun ini kemudian jadi trend baru bagi Madu Al Tundungkury, mulai menjual madu hutan dari luar Tondongkura, kadang dari Barru, Maros, bahkan dari Kolaka, NTT, menyesuaikan musim madu di berbagai daerah yang silih berganti sepanjang tahun.

Juga mulai jual madu murni hasil budidaya dari berbagai daerah pembudidaya lebah madu, dan langkah paling visioner Madu Al Tundungkury dengan membudidayakan sendiri lebah madu trigona di Tondongkura.

Menurutku, memulai budidaya lebah madu trigona bagi Madu Al Tundungkury adalah salah satu upaya madu murni asal vegetasi sekitar hutan 3 Kabupaten Pangkep-Barru-Bone terus bisa dinikmati sepanjang tahun, walaupun baru sebatas madu trigona.

Saya menyadari dan paham, hampir 10 tahun Madu Al Tundungkury merasakan sulitnya madu hutan Apis dorsata karena bergantung musim yang hanya sekitar 3 bulanan.

Sembilan bulan itu adalah masa paceklik madu hutan dan jadi sasaran madu SOS seperti yang saya jelaskan di atas mengintai penikmat madu demi kesehatan. Saat ini Madu Al Tundungkury masih sebatas menjual tiga varian madu, Apis mellifera, Apis dorsata dan Trigona.

Apa karakteristik ketiga madu ini?

Madu Mellifera, jenis lebah menyengat tapi bisa dibudidayakan, nektar bunganya di sekitar tempat budidaya, kebetulan ini nektar akasia, salah satu dari 5 sumber nektar madu terbaik di dunia.

Madu Akasia memiliki karakteristik warna cokelat tua kemerahan atau kadang terlihat kehitaman, rasanya manis lembut dengan rasa masam segar dan aroma harum nektar akasia yang begitu khas.

Madu Mellifera Bagus penambah darah (HB), lebih cepat khasiatnya dibanding sari kurma misalnya.

Manfaatnya?

Bagus dikonsumsi anak-anak untuk kecerdasan otak dan di masa pertumbuhan. Manfaat lainnya Menurunkan kadar gula darah. mencegah penyakit kronis, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan berat badan, Menurunkan demam, meredakan batuk dan pilek, menghilangkan bau badan, dan menyembuhkan sariawan.

Terkait madu Apis dorsata atau lebih familiar sebagai madu hutan. Ini lebah menyengat dan belum bisa dibudidayakan karena karakter lebahnya liar.

Ciri khas madu hutan punya aroma, rasa dan warna berubah-ubah atau beranekaragam, bergantung lokasi, sumber nektar, pollen, resin dan air. Manfaatnya banyak karena sangat banyak sumber nektarnya, multiflora, di hutan belantara, khususnya sangat baik untuk meningkatkan daya ingat dan sebagai suplemen meningkatkan daya tahan tubuh dalam aktifitas harian.

Madu trigona, ini jenis lebah yang tidak menyengat. Manfaat madu lebah trigona dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan jantung, sehingga fungsi jantung juga dapat meningkat dalam memompa darah ke seluruh tubuh yang mana bisa mencegah gangguan kesehatan seperti stroke.

Apa keungggulan Trigona?

Madu Trigona dikenal sebagai madu paling berkhasiat karena mengandung Bee pollen dan propolis alami sehingga kaya akan antioksidan, antimikroba, antibakteri, antiradang, antivirus, antihipertensi, antidiabet dan antikanker.

Berapa potensi produksi Madu Al Tundungkury?

 Setelah menjalani jualan madu hutan Tondongkura, lalu mulai menjual madu budidaya, kini menikmati jualan madu dengan stok kontinu dengan varian madu berbeda-beda, sejak awal tahun 2022 tercatat rata-rata terjual 40 botol kemasan botol 500 g perbulan.

Alhamdulillah t bulan terakhir sudah mencatatkan penjualan 90 botol perbulan dengan 3 varian madu.

Harganya dulu gaes

 Harga madu 3 varian Madu Al Tundungkury berbeda, mulai dari 100 Ribu madu Apis Mellifera, Apis dorsata madu hutan 125 Ribu, dan trigona 150 Ribu.

Sudah bisa diakses di media sosial? Biar kita tersengat juga keunggulan Madu Al Tundungkory, tsah? 

Pemasaran Madu Al Tundungkury dengan sistem online via Facebook Muhammad Ridwan, Instagram Ridho412, dan di whatsapp. Baru-baru ini kemudian mulai buka toko online Al Tundungkury Store di Shopee agar bisa menjangkau pasar lebih luas.

Sosodara, yuk tersengat madu Al Tundungkury!

Editor: K. Azis

Related posts