Komunitas Guru Ngaji Bukit Baruga dan Dataran Bosowa Antang Bangun Interaksi Warga Kampung Matoa

  • Whatsapp
Jumardi Lanta mewakili Komunitas Guru Ngaji Bukit Baruga dan Dataran Bosowa Antang Bangun membangun interaksi dengan Warga Kampung Matoa (dok: Istimewa)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Setelah melaksanakan salat asar, para santri dan ibu-ibu bergegas menuju bilik tempat belajar Al Quran yang disiapkan oleh salah seorang orang tua santri yang disapa Mama Lisa.

Mama Lisa adalah warga Kampung Matoa Daya Makassar yang berdomisili di Kampung Matoa.

Demikian gambaran suasana ketika Warga Kampung Matoa kedatangan tamu istimewa dari Komunitas Guru Ngaji Bukit Baruga dan Dataran Bosowa Antang Makassar, Ahad, 19 Mei 2024.

Read More

Pada sore ini mereka kedatangan tamu istimewa dari komunitas guru ngaji Bukit Baruga dan Perumahan Dataran Bosowa Antang.

Komunitas Guru Ngaji Bukit Baruga dan Dataran Bosowa Antang Bangun Interaksi Warga Kampung Matoa (dok: Istimewa)

Hadir antara lain Ummi Hasniati Kadir, ummi Rini Indayani, ummi Dewi Nudara, ummi Suwarni dan Aqilah (mahasiswa psikolog).

Hadir pula Fadiah Mahmud Ketua LPA Sulsel, Hamka Syah Pembina Rumah Tahfidz Arrahmah dan Nahlan dari Komunitas Jumat berkah.

Kedatangan tamu tersebut sekaligus untuk mengajak ibu-ibu memantapkan pembelajarannya khususnya cara menyebut huruf hijaiyah.

Tampak ibu-ibu berbaur bersama sangat senang dan semangat belajar Al Quran dibimbing langsung oleh para ustadzah tersebut. Jumlah ibu-ibu yang terdaftar belajar ngaji selama ini sebanyak 17 orang.

Ustazah sedang mengajar baca Alquran di Kampung Matoa (dok: Istimewa)

Sementara untuk kelas anak-anak diajar oleh Kakak Nas, Maya, Nurul, Rahmi dan Rahmah dari STAI AL FURQAN Daya.

Sebanyak 19 santri yang terdaftar, mereka belajar setiap Jumat, Sabtu dan ahad mulai pukul 16 00-17 30.

Sebelumnya mereka mengaji di Mesjid Al Muh. Thalib Kampung Matoa sejak Oktober 2023, akan tetapi sejak April 2024 mereka inisiasi TPA/TPQ sendiri dengan memanfaatkan pekarangan depan rumahnya yang selama ini digunakan sebagai tempat penampungan sampah plastik.

Sementara untuk santri di Mesjid Al Muh. Thalib saat ini masih terus berlangsung dimana jadwal belajarnya setiap malam Selasa, Rabu dan Kamis setelah salat Maghrib, dibina oleh siswa dari MAN Daya Makassar. Santri yang terdaftar sebanyak 18 orang.

Suasana di pondok memgaji (dok: Istimewa)

Kegiatan sehari-hari warga tersebut pada umumnya berprofesi sebagai pemulung, jumlahnya 35 kk.

Mereka sudah mendiami lokasi tersebut sejak 10 tahun lalu namun di sela-sela waktunya memulung mereka berkeinginan kuat untuk belajar Al Quran.

Untuk kelas anak-anak diajar oleh pembina dari STAI Al Furqan Daya, sementara kelasĀ  ibu-ibu diajar oleh tim guru ngaji dari muslimat NU Kecamatan Biringkanaya.

Hari menjelang maghrib tidak terasa waktu berputar, seolah masih ingin terus belajar ngaji. Namun karena para ustadzah berdomisili di Antang maka kegiatan diakhiri dengan doa bersama begitu pula untuk kelas anak-anak gurunya domisili di Moncongloe dan Goaria.

Semoga terus istiqamah pesan dari para guru kepada semua santri sambil kegiatan ditutup untuk hari ini.

 

Penulis: Jumardi Lanta

Editor: Denun

Related posts