Upacara penganugerahan Bintang Jasa Pemerintah Jepang untuk Prof Husni Tanra

  • Whatsapp
Prof Husni Tanra saat menerima penghargaan dari Pemerintah Jepang (dok: Humas Unhas)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Pemerintah Jepang menganugerahkan Bintang Jasa kategori “The Order of The Rising Sun, Gold Rays With Neck Ribbon” kepada Prof. dr. A. Husni Tanra, Ph.D, Sp.An, guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Bintang jasa ini diberikan atas peran besar dalam peningkatan pertukaran akademisi dan hubungan persahabatan antara Jepang-Indonesia.

Bintang Jasa diserahkan oleh Kepala Kantor Konsuler Jepang di Makassar, Miyakawa Katsutoshi, dalam upacara penganugerahan yang berlangsung pukul 10.00 Wita secara luring terbatas dengan penerapan protokol Covid-19 di Aula Prof. Amiruddin, FK Unhas. Acara ini terhubung secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Kamis (18/03).

Read More

Bintang Jasa “The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon” telah ada sejak zaman Meiji, dianugerahkan kepada orang Jepang maupun orang asing dengan jasa-jasa yang menonjol terhadap negara Jepang dalam masing-masing bidang. Bintang jasa ini dianugerahkan dua kali dalam satu tahun, yaitu pada musim semi dan musim gugur di Jepang.

Miyakawa Katsutoshi menjelaskan peran aktif Prof Husni Tanra dalam peningkatan pertukaran akademi dan hubungan persahabatan Jepang dan Indonesia. Prof. Husni Tanra memperoleh kesempatan mewakili Unhas pada International University Exchange Seminar yang dilaksanakan oleh Association of International Education Japan (AIEJ) pada tahun 1974.

Beliau bertemu Rektor Universitas Hiroshima saat itu, Iijima Souichi, yang juga adalah seorang Doktor di Bidang Kedokteran. Souchi mengajak Husni Tanra sebagai satu-satunya mahasiswa Kedokteran yang mengikuti seminar tersebut untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Hiroshima.

“Inilah titik awal dari hubungan bapak Husni Tanra dengan Jepang yang kemudian terus berkembang. Dengan berbagai kontribusi yang beliau berikan, pemerintah Jepang pun memutuskan menganugerahkan Bintang Jasa kepada beliau. Secara formal, Bintang jasa ini dianugerahkan pada tanggal 3 November 2020 yang lalu yaitu periode musim gugur di Jepang,” jelas Miyakawa.

Dalam pidatonya, Prof Husni Tanra mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Jepang, dimana capaian ini merupakan sesuatu yang tidak pernah beliau pikirkan atau harapkan.

Pada tahun 1970-an itu, banyak mahasiswa Indonesia melanjutkan pendidikan di Amerika maupun Eropa. Namun, Prof Husni melihat keunikan Jepang dan memutuskan untuk melanjutkan pendidikan anestesi di Hiroshima. Di kampus ini, Prof Husni tercatat sebagai dokter Indonesia pertama yang menempuh pendidikan dan meraih gelar Ph.D bidang Kedokteran di Jepang.

Sepulang dari Jepang, Prof Husni menjadi sumber informasi tentang Jepang. Sehingga, banyak mahasiswa yang kemudian melanjutkan pendidikan di Jepang. Untuk Unhas sendiri, kurang lebih ada 270 mahasiswa yang 50 diantaranya dari kedokteran yang menempuh pendidikan di Jepang.

“Takdir tuhan untuk saya berada di Jepang merupakan pilihan yang tepat. Bukan hanya menuntut ilmu dan belajar budaya bahasa jepang. Namun, keunikan orang jepang yang ditinjau dari banyak aspek seperti kejujuran, kesopanan dan jiwa saling tolong menolong menjadi daya tarik tersendiri,” jelas Prof Husni.

Kontribusi Prof Husni dalam meningkatkan hubungan persahabatan antara Jepang dan Indonesia juga terlihat saat beliau terpilih sebagai Ketua Perhimpunan Alumni dari Jepang Sulsel (PERSADA SULSEL) tahun 1987-2000. Beliau aktif memperkenalkan mengenai budaya Jepang dalam berbagai kesempatan, serta menyediakan kesempatan bagi para anggota untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Jepang.

Prof Husni Tanra juga menjalin hubungan dengan Perhimpunan Warga Jepang (Nihonjinkai) Sulsel dan sering membantu serta memberi saran kepada orang Jepang yang belajar atau bertugas di Indonesia. Selama masa kepemimpinan beliau, anggota PERSADA yang awalnya berjumlah sekitar belasan orang, meningkat menjadi lebih 100 orang.

Prestasi yang dicapai Prof Husni juga diapresiasi oleh Rektor Unhas, Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA.

Beliau menjelaskan prestasi ini juga merupakan kebanggaan bagi Unhas yang tidak semua dapat menerima penganugerahan tersebut. Prof Husni sangatlah tepat menerima penganugerahan tersebut, dilihat dari berbagai keterlibatan aktif beliau.

Saat beliau menjabat sebagai Direktur Program Pascasarjana Unhas tahun 1998-2002, Prof Husni membuka jalan Unhas mendapatkan rekognisi dari berbagai wilayah dan memperluas jaringan kerja sama bersama Jepang.

“Secara Pribadi, saya melihat dalam diri beliau adalah sosok yang ulet, gigih ketika sudah menetapkan satu tujuan. Penganugerahan ini sangat layak beliau terima setelah proses panjang yang dilakukan. Beliau merupakan legenda,” ungkap Prof Dwia.

Daftar Riwayat Hidup

Prof. dr. A. Husni Tanra, Ph.D., Sp.An., lahir di Sengkang, 29 Januari 1943.

1. Riwayat Pendidikan
– Tahun 1975 meraih gelar dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
– Tahun 1981 meraih gelar Ph.D di bidang Anestesi dari Fakultas Kedokteran Universitas Hiroshima
– Tahun 1982 adaptasi spesialis di Bagian Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

2. Riwayat Pekerjaan
– Tahun 1982 – 2008 Kepala Bagian Anestesiologi Fakultas Kedokteran Unhas
– Tahun 1998 – 2002 Direktur Program Pascasarjana Unhas
– Tahun 2000 – 2013 Profesor Pada Fakultas Kedokteran Unhas
– Tahun 2011 – 2014 Direktur RS Ibnu Sina Makassar
– Tahun 2014 – 2019 Profesor Emeritus Pada Fakultas Kedokteran Unhas

3. Pengalaman Organisasi
– Ketua Association of Medical Doctors of Asia (AMDA) Indonesia dari tahun 1992 hingga sekarang
– Pernah menjadi Vice President AMDA International, Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Komisariat Hiroshima, Jepang, Vice President of Hiroshima University Foreign Students Association (HUSFA) dan Ketua Perhimpunan Alumni dari Jepang (PERSADA).(*/mir)

Related posts