PELAKITA.ID – Tenaga Ahli Menteri Pertanian, Prof. Yusran Jusuf menghadiri pembahasan Road Map Forum Entrepreneurship Alumni (FEA) Universitas Hasanuddin (Unhas) di Desa Marumpa, Kabupaten Maros, pada Sabtu, 5 Juli 2025.
Kegiatan ini juga disertai observasi lapangan ke lokasi pembesaran ikan nila dengan sistem bioflok skala kecil sebagai tindak lanjut pelaksanaan Bincang Bisnis Kolaborasi Alumni, Ciptakan Generasi Entrepreneurship yang digelar GPA Unhas, Selasa, 2 Juli 2025 lalu.
Prof. Yusran menyatakan kekagumannya atas inisiatif usaha berbasis rumah tangga yang dijalankan oleh alumni Unhas, Rohandy, lulusan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) angkatan 1999. Usaha ini dikelola bersama anggota keluarganya dengan memanfaatkan lahan milik sendiri.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Andi Muhammad Irwan Patawari, Koordinator FEA Unhas, Suwarno Sudirman dari PP IKA Unhas, serta Kamaruddin Azis, pendiri Pelakita.ID, bersama beberapa alumni lain seperti Arniyati dan Yasidin dari FIB Unhas.
Rohandy menjelaskan usahanya telah panen sebanyak dua kali mesti lebih bersifat konsumsi terbatas.
”Semoga ini menginspirasi, setidaknya menjadi contoh bagi alumni yang ingin memanfaatkan lahan di rumah untuk usaha skala kecil seperti ini,” ujarnya. Luas kolam bundar itu berdiameter 6 meter dan bisa menampung hingga 1500 ekor nila atau ikan serupa.
Sementara, menurut Warno, dari PP IKA Unhas, usaha seperti ini menunjukkan betapa lini usaha perlu diperhatikan seperti pemenuhan bibit, alat atau bahan, hingga pakan dan pemasaran.
”Dengan keberagamaan alumni, tentu semua bisa berkontribusi dalam kerangka kolaborasi. Ada yang menyiapkan bibit, pakan hingga pemasaran. Ini yang saya kira relevan dengan misi FEA Unhas,” ucap Warno.
Masukan Prof. Yusran untuk Inisiatif Alumni
Dalam diskusi penyusunan road map FEA Unhas 2025–2030, Prof. Yusran menegaskan pentingnya kolaborasi antara FEA dan pemerintah daerah. Ia menyebut bahwa program-program yang diinisiasi FEA Unhas sangat sejalan dengan kebijakan Kementerian Pertanian di bawah kepemimpinan Menteri Andi Amran Sulaiman.
“Sebagaimana menjadi kebijakan pemerintah pusat, kami mendorong keswadayaan masyarakat dalam memanfaatkan lahan yang tersedia untuk pertanian dan peternakan. Inisiatif FEA Unhas sangat relevan,” kata Yusran.
Ia menyoroti pentingnya model peternakan berbasis rakyat seperti pengembangan DOC mandiri dan industri pakan skala lokal yang berpihak kepada peternak kecil.
“Kami sangat apresiasi jika gagasan industri pakan berbasis warga bisa berjalan. Termasuk mendorong peternakan ayam petelur skala kecil. Tapi jangan hanya 8 atau 10 ekor. Kalau bisa minimal 25 ekor per unit kandang, itu sudah luar biasa,” tambah Guru Besar Kehutanan Unhas itu.
Yusran juga menegaskan bahwa Menteri Pertanian lebih mengutamakan aksi nyata dan penerapan teknis daripada sekadar penelitian tanpa tindak lanjut.
“Kalau FEA Unhas bisa mendorong minimal lima kabupaten/kota untuk terlibat dalam program peternakan rakyat dengan melibatkan alumni kompeten, itu bisa jadi inspirasi nasional. Terutama dalam menjawab tantangan stunting dan mendukung program Makan Bergizi Gratis,” ujarnya.
Koordinator FEA Unhas, Andi Iwan Patawari, menyambut baik masukan Prof. Yusran dan menyatakan kesiapan forum untuk bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah.
“Terima kasih atas dukungan Prof. Yusran. Dalam waktu dekat kami akan melakukan audiensi dengan sejumlah kepala daerah. Beberapa sudah menyatakan komitmen, dan pekan ini kita akan matangkan peta jalan yang lebih utuh, dengan fokus pada satu atau dua aksi nyata yang segera bisa dilaksanakan,” jelas Iwan.
Ia menegaskan bahwa gerakan ini tidak mungkin berjalan sendiri dan terbuka mengajak seluruh alumni yang memiliki minat untuk terlibat aktif.
“Alumni yang ingin menjadi bagian dari gerakan ini diundang secara terbuka. FEA Unhas adalah ruang kolaborasi dan kontribusi nyata kita semua,” pungkasnya.
Redaksi