PELAKITA.ID – Dalam sebuah episode podcast di Daeng Adi Podcast, Ir Muliadi Saleh, praktisi pembangunan daerah mengajak pendengar untuk memahami lebih dalam tentang Indeks Pembangunan Manusia (IPM)—bukan sebagai angka statistik semata, tetapi sebagai cermin dari kualitas hidup masyarakat.
Menurutnya, IPM adalah alat penting untuk menilai dimensi kehidupan, pendidikan, dan ketahanan manusia dalam menghadapi tantangan sosial dan ekonomi. Fokus utamanya kali ini adalah Sulawesi Barat, provinsi yang meskipun IPM-nya sedikit di bawah rata-rata nasional, menunjukkan geliat kemajuan yang patut dicatat.
Kesehatan dan pendidikan jadi titik terang
Salah satu sorotan positif adalah kemajuan di sektor kesehatan, terutama dalam pelayanan bagi ibu dan anak.
Bagi MulIadi, ini adalah bukti bahwa kebijakan yang dirancang dengan baik dan dijalankan secara konsisten bisa memberikan dampak signifikan, bahkan di wilayah yang menghadapi banyak keterbatasan.
Dia juga menekankan bahwa pendidikan tak bisa diserahkan sepenuhnya kepada sekolah.
Ia mengajak semua pihak—keluarga, sekolah, dan masyarakat—untuk bersinergi demi menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan produktif.
Ia mencontohkan inisiatif lokal seperti proyek penanaman sayur di pekarangan rumah, yang tak hanya mempererat hubungan sosial, tetapi juga menjadi media belajar yang kontekstual dan menyenangkan.
Kepemimpinan Responsif, Kebijakan Berbasis Data
Menurut Mulyadi, pemimpin masa kini harus mampu membaca data dan mendengarkan suara masyarakat.
Tanpa itu, kebijakan hanya akan bersifat simbolik dan jauh dari kebutuhan nyata di lapangan. Ia mengajak para pembuat kebijakan untuk turun langsung, melihat realitas, dan menyusun program yang berbasis bukti.
Teknologi dan Generasi Muda: Peluang Besar
Muliadi juga menaruh harapan besar pada generasi muda yang tumbuh dalam era digital.
Teknologi memberi mereka akses tanpa batas terhadap informasi, pendidikan, dan inovasi. Namun, ia mengingatkan bahwa akses teknologi harus diiringi dengan pembinaan karakter dan nilai, agar mereka tetap berpijak sambil melangkah ke masa depan.
Menjaga Akar, Merangkul Kemajuan
Di tengah arus modernisasi, Mulyadi mengingatkan pentingnya untuk tetap menjaga nilai-nilai budaya lokal. Pembangunan manusia, menurutnya, bukan sekadar mengejar indeks dan angka, tetapi juga bagaimana masyarakat tetap terhubung dengan identitas dan jati diri mereka.
“Modernisasi tak seharusnya membuat kita tercerabut dari akar,” ujarnya tegas.
Sorotan Penting dari Diskusi:
🌍 IPM sebagai alat pemahaman sosial, bukan sekadar angka statistik.
📈 Kemajuan signifikan di sektor kesehatan, khususnya layanan ibu dan anak.
🏫 Pendidikan sebagai tanggung jawab kolektif antara sekolah, keluarga, dan masyarakat.
🌱 Inisiatif lokal seperti penanaman sayur dapat mendorong pembelajaran dan kohesi sosial.
📊 Kebijakan harus berbasis data dan selaras dengan realitas di lapangan.
💻 Teknologi membuka peluang luas bagi generasi muda untuk belajar dan berinovasi.
🌿 Nilai budaya lokal harus dijaga, sebagai fondasi pembangunan jangka panjang.
Melalui perbincangan ini, Mulyadi Saleh menekankan bahwa pembangunan manusia bukanlah proses satu arah.
Ia membutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak—pemerintah, masyarakat, hingga individu—untuk menciptakan masyarakat yang sehat, berpengetahuan, tangguh, dan tetap membumi di tengah derasnya perubahan zaman.
Selengkapnya ada pada video berikut ini.
Redaksi