PELAKITA.ID – Postingan ini diilhami penjelasan oleh Ni’matullah Rahim Bone, Ketua DPW Demokrat Sulsel di WAG Kolaborasi Alumni Unhas terkait bagaimana agama semestinya dijalankan dan bagiamana semestinya pertolongan dilihat pada situasi timbal balik berikut konsekuensinya.
Ada istilah menarik yaitu pendekatan Stick and Carrot dalam praktik ekonomi.
“Stick and carrot, dalam bahasa kapitalisme. Dalam bahasa sehari-hari, imbalan dan hukuman,” tulis Ni’matullah saat membaca postingan terkait imbalan surga dan perlakuan kepada anjing yang ditulis oleh Muliadi Saleh di sini.
Disebutkan, dalam dunia kapitalisme, pendekatan “stick and carrot” digunakan sebagai kombinasi antara insentif (carrot) dan hukuman (stick) untuk mendorong serta mengendalikan perilaku bisnis dan individu dalam perekonomian.
Menurut Ni’matullah, konsep ini berasal dari perumpamaan klasik di mana keledai digerakkan dengan cara diberi wortel (sebagai hadiah) atau dipukul dengan tongkat (sebagai hukuman).
Dalam konteks ekonomi, metode ini digunakan untuk menciptakan keseimbangan antara dorongan inovasi dan disiplin pasar.
Berikut penjelasannya.
Carrot (Insentif) dalam Kapitalisme
Insentif dalam kapitalisme bertujuan untuk mendorong pertumbuhan, inovasi, dan produktivitas. Berikut adalah beberapa bentuk utama insentif dalam sistem ini:
Motivasi Keuntungan
Kapitalisme mendorong bisnis dan individu untuk bekerja keras serta berinovasi demi mendapatkan keuntungan finansial. Misalnya, perusahaan teknologi seperti Apple terus berinovasi dalam desain dan teknologi agar tetap unggul di pasar serta memperoleh keuntungan besar.
Peluang Investasi
Investor menanamkan modal mereka dengan harapan mendapatkan keuntungan, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi. Contoh nyata adalah booming startup teknologi, di mana perusahaan seperti Tesla dan Amazon mendapatkan pendanaan besar karena investor percaya pada potensi pertumbuhan mereka.
Persaingan Pasar
Dalam pasar yang kompetitif, perusahaan yang mampu menyediakan produk atau layanan terbaik dengan harga bersaing akan mendapatkan pangsa pasar lebih besar. Contoh konkret adalah persaingan antara McDonald’s dan Burger King, di mana kedua perusahaan terus berinovasi dalam menu dan layanan mereka untuk memenangkan hati konsumen.
Pilihan Konsumen
Konsumen memiliki kebebasan untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini mendorong perusahaan untuk terus meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi.
Contohnya, dalam industri otomotif, keberadaan berbagai merek mobil seperti Toyota, Honda, dan BMW memberikan beragam pilihan kepada konsumen sesuai preferensi mereka.
Keringanan Pajak dan Subsidi
Pemerintah sering kali memberikan insentif pajak atau subsidi kepada bisnis yang berkontribusi terhadap sektor tertentu, seperti energi hijau atau teknologi inovatif.
Tesla, misalnya, mendapat subsidi dari pemerintah AS untuk mendukung produksi kendaraan listrik yang ramah lingkungan.
Stick (Hukuman) dalam Kapitalisme
Sementara insentif menarik bisnis untuk berkembang, hukuman dalam kapitalisme berfungsi sebagai alat disiplin agar pasar tetap kompetitif dan adil. Berikut adalah beberapa bentuk hukuman dalam sistem ini:
Kegagalan Pasar & Kebangkrutan
Bisnis yang gagal beradaptasi dengan perubahan pasar atau kehilangan daya saing dapat bangkrut.
Contohnya adalah Blockbuster, yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan digital dan akhirnya kalah dari Netflix.
Regulasi & Denda
Pemerintah memberlakukan regulasi untuk mencegah praktik monopoli, eksploitasi tenaga kerja, dan kerusakan lingkungan.
Contoh terkenal adalah denda miliaran dolar yang dijatuhkan kepada Volkswagen dalam skandal emisi “Dieselgate,” di mana mereka ketahuan memanipulasi data emisi kendaraan.
Ketidakamanan Pekerjaan
Dalam kapitalisme, pekerja menghadapi risiko PHK jika perusahaan mengalami penurunan profit atau mengganti tenaga kerja dengan otomatisasi.
Misalnya, banyak pekerja ritel kehilangan pekerjaan akibat meningkatnya otomatisasi dan peralihan ke e-commerce.
Ketimpangan Ekonomi
Mereka yang tidak memiliki keterampilan atau pendidikan yang cukup sering kali kesulitan bersaing di pasar tenaga kerja, yang berujung pada ketimpangan pendapatan.
Di banyak negara, pekerja dengan upah rendah sering kali mengalami kesulitan ekonomi dibandingkan dengan mereka yang memiliki keterampilan tinggi di sektor teknologi atau keuangan.
Reaksi Konsumen
Konsumen memiliki kekuatan untuk menghukum perusahaan yang terlibat dalam praktik tidak etis. Contohnya, merek fashion seperti H&M dan Nike menghadapi boikot publik setelah laporan tentang eksploitasi buruh di pabrik mereka mencuat ke publik.
Jadi, kapitalisme mengandalkan “carrot” berupa insentif finansial untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi, sementara “stick” dalam bentuk persaingan, regulasi, dan risiko finansial menjaga bisnis dan individu tetap kompetitif dan bertanggung jawab.
Sistem ini menciptakan keseimbangan antara kebebasan ekonomi dan disiplin pasar, yang pada akhirnya membentuk lanskap ekonomi global yang dinamis dan terus berkembang.
Editor Denun