PELAKITA.ID- KEPUTUSAN yang diambil cukup mengejutkan. Banyak pihak menyayangkan. Terutama koleganya ASN. Usianya relatif muda. Masa karirnya pun masih tersisa tujuh tahun lagi.
Tapi itulah pilihannya. Tak ada yang tahu apa dibaliknya, kecuali dirinya sendiri.
Setelah kurang lebih 23 tahun mengabdi, Sekretaris Daerah (Sekda) kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat, Askary Anwar resmi mengajukan pensiun dini.
Secara de facto, hal itu ia umumkan kepada awak media di kantornya, Selasa (26/8/2024). Tapi de jure surat pengundurannya itu berlaku 1 September 2024.
”Dengan berbagai pertimbangan saya sudah mengajukan pensiun dini. Dan Alhamdulillah persetujuan teknis (pertek) pensiun dan pengunduran diri sudah ada. Sehingga status saya sekarang sudah mundur dari Aparatur Sipil Negara (ASN) begitu juga dengan jabatan saya sebagai Sekretaris Daerah kabupaten Mamuju Tengah,“ ujar Askary lirih.
Pria kelahiran Mamuju yang berulangtahun ke-54 pada 7 Agustus lalu ini mengaku, sangat bangga dan senang kepada ASN di Mamuju Tengah. Banyak kesan yang dialami.
Tentunya, lanjut Askary, merupakan hal yang sangat sulit untuk dilupakannya, baik suka dan duka saat dirinya mengabdi kepada masyarakat kabupaten termuda di provinsi Sulawesi Barat itu.
Dalam sambutan pada kesempatan terakhirnya saat pemimpin apel pagi sebagai Sekda, Askary berpesan kepada seluruh ASN di Mamuju Tengah, terus bekerja keras dan selalu berinovasi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Tak lupa juga ia mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Mamuju Tengah yang selama ini sudah bersama-sama dengan pemerintah dan sekaligus secara pribadi menyampaikan permohonan maaf.
***
Tak lama berselang, seorang kawan mengirimkan gambar kandidat Pilkada 2024 melalui pesan Whatsapp.
“Oh…ini jawaban atas keputusan pensiun dini Pak Sekda,“ bisik saya dalam hati. Meski begitu, saya masih penasaran. Untuk memastikan saya mengontaknya.
“Iya saya ikut Pilkada 2024 dan maju mendampingi Ketua DPRD Mamuju Tengah sebagai calon Wakil Bupati. Sesuai aturan saya harus mundur sebagai komitmen menjaga netralitas ASN,” katanya dari balik telepon.
Majunya seorang Sekda seperti Askary dalam konstestasi Pilkada bukanlah sesuatu yang baru.
Sudah ada sebelumnya. Di beberapa daerah di Indonesia. Baik level kabupaten/kota maupun provinsi. Posisi tertinggi dalam jabatan karir ASN ini membuat sosok Sekda menjadi “rebutan” dan seksi dilirik setiap momen kontestasi Pilkada. Banyak yang gagal dan banyak juga yang berhasil.
Askary memulai debut karir sebagai ASN dari bawah sejak tahun 2001 di Pemkab Mamuju. Yang juga ibukota provinsi Sulawesi Barat. Pada 2013, ia hijrah ke Pemkab Mamuju Tengah yang baru dimekarkan.
Berproses sebagai Kepala Bappeda dan akhirnya pada 2023 diangkat sebagai Sekda hingga pensiun dini awal September 2024.
Soal kinerja, performance atau orangnya baik sering menjadi faktor penting yang menentukan Sekda atau mantan Sekda lebih diunggulkan dalam bursa Pilkada.
Potensi tersebut tentu saja sangat dipengaruhi dan tak lepas posisi strategisnya sebagai Ketua TAPD Pemda, sehingga bisa fleksibel dalam membangun performance selama atau sementara menjabat.
Secara figur, berdasarkan tracking dan jejak digital yang dihimpun, Askary Anwar merupakan kandidat yang cukup potensial dimana ia memiliki pengalaman yang cukup mumpuni dalam dunia pemerintahan dan dikenal juga aktif berorganisasi. Seperti Perbakin, Orari dan lainnya.
Begitu juga dalam dunia pendidikan, kemampuannya tak diragukan. Askary adalah doktor administrasi pembangunan yang gelarnya diraih di almamaternya, Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
Pilihan jurusannya ini linier dengan program studi yang telah dituntaskannya saat merengkuh gelar S1 dan S2 di kampus yang sama.
“Saat pertama kali masuk Unhas tahun 1990, sebenarya saya lulus di Antropologi. Hanya satu semester, lalu pindah ke jurusan Adminstrasi Negara,” ungkapnya.
Di masa-masa akhir menjabat Sekda, Askary masih sempat menginisiasi dan berhasil mewujudkan terbentuknya Forum Komunikasi Masyarakat Pemersatu Antar Kelompok atau disingkat Forkompak.
Wadah itu menaungi sekitar 37 kerukunan etnis yang ada di Mamuju Tengah dengan taglinenya menjalin kebersamaan dalam ragam perbedaan untuk menjaga “Bumi Lalla Tasissara” (sebutan lain Mamuju Tengah,red).
Suami Faigah Marwan ini telah dikaruniai “buah hati” yang disematkan nama indah, hasil penggabungan nama ortunya, “Arif” (Askary-Faigah). Lengkapnya Muhammad Arif.
Askary telah memutuskan dan melangkah mengikuti takdir. Atau takdirnya mencatat sejarah lain.*
(Rusman Madjulekka).