Proyeksi perikanan budidaya KKP, catatan dari ‘Sustainable and Responsible Seafood 2022’

  • Whatsapp
Narasumber dan moderator pada sesi 'Budidaya Perikanan dan Isu Perubahan Iklim' (dok: istinmewa)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Oxfam Indonesia bekerjasama beberapa mitra menggelar Konferensi Seafood Berkelanjutan dan Bertanggung Jawab 2022 di Kota Surabaya selama dua hari dari tanggal 14 dan 15 Desember 2022.

Ada beberapa informasi penting yang disampaikan oleh tim Direktorat Jenederal Budidaya KKP untuk disimak dan jadi penuntun untuk bisa berkolaborasi dengan pemerintah dalam pengembangan budidaya ke depan.

Founder Pelakita.ID, Kamaruddin Azis menjadi moderator pada konferensi yang dihadiri ratusan peserta baik luring dan daring ini.

Read More

Kontribusi budidaya perikanan

Sebagai gambaran, tren produksi globar tahun 1990 hingga 2022 perikanan tangkap dan budidaya dunia, total ikan tahun 2022 diperoleh 178,5 juta ton yang dipasok dari usaha budidaya 2020 sebesar 87,5 juta ton atau share 49 persen sementara  perikanan tangkap 2020 mencapai 90,3 juta ton, share 51 persen.

Di Indonesia, pada periode 1990-2020, tren produksi ikan hasil budidaya meningkat signifikan, dari 15 juta ton, share 15 persen, pada 1990 menjadi 87,5 juta ton atau share 49 persen pada 2020. Sementara, tren produksi perikanan tangkap global stagnan di angka 87 hingga 91 juta ton.

Secara umum, untuk pengembangan potensi kelautan dan perikanan, Pemerintah Indonesia melalui KKP telah mendorong program terobosan berbasis Ekonomi Biru atau Blue Economy.

Program itu adalah perluasan wilayah konservasi perairan, 30 persen dari luas perairan tahun 2045.

Kedua, penerapan kebijakan penangkapan terukur berbasis kuota dan zona penangkapan, untuk keberlanjutan ekologi, peningkatan PNBP dan kesejahteraan nelayan

Ketiga, pengembangan perikanan budidaya laut, pesisir, dan tawar, dengan komoditas unggulan berorientasi ekspor seperti udang, lobster, kepiting, dan rumput laut serta komoditas sesuai kearifan lokal untuk pengentasan kemiskinan.

Lalu yang keempat adalah pengelolaan Pesisir dan Pulau Kecil Berkelanjutan, sebagai landasan pemanfaatan dan pengusahaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan

Berikutnya, atau kelima adalah Pengelolaan Sampah Laut, untuk pencapaian sasaran pengurangan sampah laut 70 persen tahun 2030.

Para peserta dan narasumber pada hari pertama konferensi seafood berkalnjutan dan bertanggung jawab 2022 di Surabaya 9dok: Pelakita.ID)

Strategi  budidaya

Jika membaca penjelasan di atas maka program terobosan budidaya perikanan meliputi pengembangan perikanan budidaya berorientasi ekspor dengan komoditas unggulan antara lain udang, lobster, kepiting, dan rumput laut.

Pemerintah mendorong pengembangan perikanan budidaya untuk ekspor yang didukung riset kelautan dan perikanan udang, lobster, kepiting, rumput laut.

Strategi pencapaian target produksi melalui modelling membangun tambak udang terintegrasi berbasis kawasan dan mengimplementasikan konsep ekonomi biru.

Kedua, modelling tambak udang terintegrasi dari hulu-hilir (Sumber pendanaan: Non APBN), tambak udang berbasis kawasan di Kebumen (Sumber pendanaan: APBN 2022), lalu mendorong Best Practices Budidaya Udang (40 ton/hektar/siklus).

Lalu ada upaya revitalisasi usaha budidaya melalui peningkatan produktivitas lahan tambak tradisional untuk meningkatkan nilai tukar pembudidaya ikan.

Adapun program yang didorong dalam tahun ini adalah Kluster Tambak Udang @ 5 Hektar, pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif (PITAP), 65 unit, bantuan alat berat, bantuan kincir, 1000 unit serta dan DED Kawasan Tambak (Kerjasama dengan PUPR).

Selain itu ada bantuan excavator 35 unit, 21,575 calin udang, sebanyak 85,7 juta, bantuan benih udang serta BUBK Kebumen, 60 hektar.

Hal lain yang juga didorong oleh KKP adalah adanya sistem jaminan mutu dan keamanan hasil pangan budidaya udang. Tahun ini ada 130 lokasi atau kampung perikanan budidaya, meliputi kampung pedalaman sebanyak 77 Lokasi, Kampung Pesisir 16 Lokasi  dan Kampung Laut 37 lokasi.

Tentang Kampung Budidaya

Kampung Budidaya adalah kawasan yang berbasis komoditas unggulan dan/atau komoditas lokal. Tujuannya, mensinergikan berbagai potensi untuk mendorong berkembangnya usaha pembudidayaan ikan yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Selain itu, juga dimaksudkan untuk menjaga kelestarian sumber daya ikan, serta masyarakat sebagai penggerak utama. Para pihak yang terlibat eksis pada hulu yaitu produksi sarana dan prasarana, On-Farm atau pembesaran serta hilir pengolahan dan pemasaran.

Tujuan dari Kampung Budidaya adalah pengentasan kemiskinan melalui peningkatan pendapatan pembudidaya, menjaga kepunahan untuk komoditas bernilai ekonomis tinggi, menjalin konektivitas lokasi budidaya, pengolahan, pemasaran, dan sarana umum lainnya serta peningkatan partisipasi masyarakat lokal.

Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya dan Kesejahteraan Pembudidaya Ikan untuk kawasan pedalaman meliputi ikan nila, lele, ikan mas, ikan patin, gurame, jelawat, torsoro/Semah, Ikan Hias Koi, Ikan Hias Arwana  dan Gabus/Haruan.

Pada pesisir meliputi ikan bandeng, nila Salin dan rumput laut Gracillaria. Pada komodtas laut, kerapu, kakap, bawal bintang, rumput laut dan ikan hias laut (KA)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Related posts