Mubes IKA Unhas dan tiga hal yang disayangkan Mulawarman

  • Whatsapp
Mulawarman (dok: istimewa)

DPRD Makassar

Saya sayangkan mengapa IKA Unhas saat ini tidak punya uang kas, atau dana yang bisa digunakan untuk kelancaran roda organisasi seperti Mubes ini. Semoga panitia tidak kesulitan keuangan.

PELAKITA.ID – Tanggal 4 sampai 6 Maret 2022, Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin atau IKA Unhas akan menggelar musyawarah besar. Sudah belasan nama mencuat untuk didorong sebagai ketua umum pasca H.M Jusuf Kalla.

Terkait itu, Mulawarman, alumni Fakultas Ekonomi Unhas, jurnalis yang kerap menyampaikan kritik kepemimpinan di Sulsel termasuk Unhas menyebut ada tiga hal yang membuatnya gamang melihat persiapan dan figur calon yang diusung beberapa pihak sebagai ketua umum IKA Unhas.

Read More

“Yang pertama terkait kapasitas IKA Unhas saat ini sebagai organisasi. Berapa bos dana yang tersedia di brankas IKA Unhas? Berapa yang bisa digunakan oleh pelaksana musyawarah besar? Saya dengar pelaksanaan Mubeslub saja yang lalu dibantu oleh mantan pejabat,” katanya via telepon Whatsapp (14/2/2022).

“Lalu kedua, gedung atau sekretariat IKA Unhas. Jika IKA perguruan tinggi lain punya Gedung IKA, minimal sekretariat. Apakah IKA Unhas punya?” sungutnya.

Mulawarman menampik anggapan bahwa sebagai organisasi IKA Unhas sudah di track yang benar dalam mengisi atau berkontribusi bagi pembangunan nasional.

“Tidak benar itu kalau aktivs, alumni atas nama IKA Unhas sudah sepenuhnya berkontribusi, bedakan misalnya organisasi seperti Muhammadiyah atau PMI, ” tambahnya.

Mulawarman mengakui bahwa IKA Unhas nampak adem atau sehat karena tiada konflik terbuka atau jadi perhatian nasional karena ‘cakar-cakaran’ pengurus.

“Itu betul tapi kan kita tidak mau melihat bagaimana IKA-IKA perguruan tinggi lain kejar-kejaran karena peran, aset, program, dan sekali lagi mereka ada uangnya bos. Kita begini-begini-ji bos,” gusarnya.

“Saya sayangkan mengapa IKA Unhas saat ini tidak punya uang kas, atau dana yang bisa digunakan untuk kelancaran roda organisasi seperti Mubes ini. Semoga panitia tidak kesulitan keuangan,” tambahnya.

Yang ketiga yang disayangkan Mulawarman adalah faktor leadership JK yang belum konkret untuk membesarkan Unhas dari sisi pengakumulasian sumberdaya alumni dan memfasilitasi penguatan kapasitas SDM alumni melalui program-program IKA.

“Banyak alumni-alumni kita yang perlu fasilitasi untuk bisa muncul ke permukaan, yang bisa mengisi ruang-ruang bernegara, berkiprah. Kita seperti tidak bisa bikin program strategis, pengkaderan, penguatan jejaring karena memang lemah dari sisi sarana prasarana keorganisasian itu,” tandasnya.

“Saya tidak habis pikir mengapa Pak JK tidak bisa menunjukkan ketokohannya, menjadi simbol patronase dalam menyumbang atau mengalokasikan sumberdaya alumni dalam bentuk program-program strategis, yang disiapkan dan dijalankan oleh alumni Unhas. Puluhan tahun lho ini. Saat jadi Wapres, dua periode,” lanjutnya.

“Maksud saya begini. Apa sih susahnya pengurus IKA Unhas yang ada bilang ke Pak JK kalau memang tidak terpikirkan soal dana itu. Misalnya, mungkin bapak bisa memberi contoh duluan dan pada saat yang lain alumni atau pihak-pihak yang ada bisa urunan bantu program-program IKA Unhas,” ucapnya.

“Misalnya, bilang ke Ahmad Kalla, ada nggak properti di Jakarta, berupa ruangan yang luasnya bisa empat kali empat, atau lima kali lima, untuk dipinjami ke IKA Unhas apa susahnya, atau JK bilang Fatima Kalla belikan dulu ruko di daerah pinggiran Jakarta, nanti IKA Unhas ganti uangnya, apa susahnya. Kalau itu ada alumni atau kita pun pasti semangat untuk bicara program di sana,” keluh Mulawarman.

Mulawarman membenarkan bahwa beberapa nama alumni Unhas yang berkiprah di pentas nasional seperti Asmawi saat di BRI atau Iqbal Latanro di BTN memang ada dukungannya atau bantuannya tetapi menurutnya untuk kegiatan insidentil atau tidak berdampak jangka panjang.

Bukan hanya JK, Mulawarman pun mengeritik beberapa tokoh alumni Unhas yang saat menjabat hingga kini belum menunjukkan kontribusinya ke IKA Unhas dan Unhas. Dia menyebut beberapa nama yang santer diusung sebagai ketua IKA Unhas peridoe 2022-2026 sebagai ‘terlambat’.

“Semakin banyak nama semakin semakin bagus tapi apa yang sudah konkret dari mereka untuk IKA dan Unhas? Lebih jelas dukungan Nurdin Abdullah untuk Unhas yang sudah menyumbang dana 10 miliar untuk Unhas,” pangkasnya. (*)

 

Editor: K. Azis

Related posts