Ahli karang Unhas: Masih ada spot karang bagus di Kepulauan Sembilan Sinjai

  • Whatsapp
Beberapa jenis karang yang ditemukan di Perairan Kepulauan Sembilan (dok: istimewa)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Dr Syafyudin Yusuf, S.T, M.Si, akademisi sekaligus pakar terumbu karang dari Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Unhas membagikan temuan dan pandangannya setelah mengikuti diskusi online terkait terumbu karang Sinjai, (11/11).

“Diskusi yang cukup menarik. Hemat saya, terumbu karang Kabupaten Sinjai tak jauh beda dengan terumbu karang yang ada dalam lingkup kabupaten di Teluk Bone,” katanya kepada Pelakita.ID, 11 November 2020.

Menurutnya, sejak tahun 1990-an, Tim Unhas telah melakukan beberapa kali riset, terakhir riset untuk penentuan status konservasi Teluk Bone yang diindikasikan masuk dalam kategori suaka perikanan.

“Artinya, harus ada perlindungan sebagian wilayah untuk proses keberlanjutan sumberdaya terumbu karang,” ucapnya.

“Hanya saja, semenjak kewenangan pengelolaan ekosistem pesisir di tangan Pemprov, kita semua masih bingung termasuk Pemkab.  Tak ada lagi yang urus, bukan hanya sekitar Pulau Sembilan tapi seluruh terumbu karang Indonesia,” ujarnya.

Sebagai peneliti, sebagai bagian dari tim FIKP Unhas, pihaknya telah berupaya untuk menjangkau terumbu karang Sulsel. Termasuk Kepulauan Sembilan.  Bagi Dr Syafyudin, bicara tentang terumbu karang Pulau Sembilan memang terlihat bekas ‘kenakalan’ orang-orang dulu.

“Terumbu karang rusak di beberapa lokasi. Namun oase terumbu karang kita bisa jumpai juga ada di beberapa spot. Pertama, spot depan dermaga  P. Larea Rea. Di sini nampak kategori bagus, tanpa gangguan, koloni karang utuh pada kedalaman 8-12 meter di atas substrat berpasir,” papar alumni Kelautan Unhas angkatan 1989 ini.

Menurutnya, kalau penyelam wisata menyelam di sini pasti akan senang, dan komunitas ikan karang juga menjadi hiburan.

“Kedua di sisi utara Pulau Kanalo yang dijaga bersama oleh masyarakat dan kepala desa Persatuan Kepulaua Sembilan. Juga kondisinya bagus dan ada pula yang sangat bagus.  Ini oase terumbu karang Kepulauan Sembilan.  Koloni karang yang utuh. Jika menyelam di sini, semua akan sepakat kita puas,” tambahnya.

Namun demikian, Dr Syafyuddin menyebut bahwa masih ada beberapa lokasi yang memang nampak rusak seperti di barat Pulau Batang Lampe, sebelah selatan, dan barat pulau Larea Rea.

“Tugas berat kita Pemda Provinsi Sulsel sebagai pemegang kendali untuk mengelola terumbu karang, agar bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan. Pariwisata Sinjai juga akan mengelola memperbaiki  ekosistem ini untuk tujuan wisata,” imbuhnya.

Bagi Dr Syafyudin, pihaknya patut mengapresiasi kerjasama semua pihak untuk mulai bangkitkan semangat peduli konservasi terumbu karang. “Salah satunya, pemda bisa merestorasi terumbu karang sebagai ajang wisata diving dan snorkeling sepanjang masa,” katanya

Sementara itu, Wahyu dari organisasi selam TRIDC Sinjai menanggapi bahwa sekarang sudah ada RTIDC Sinjai  yang akan  menjadi ujung tombak dalam pelestarian ekowisata bahari di Kabupaten Sinjai.

“Saya yakin, anggota TRIDC memiliki tekad yang kuat untuk  menjaga  yang masih bagus, memperbaiki yang rusak,” tanggapnya.

“Ini merupakan PR untuk kita semua di TRIDC Sinjai. Bagaimana kita bisa membantu apa yang menjadi tujuan Dinas Pariwisata untuk mengelola dan memperbaiki ekosistem, untuk tujuan wisata. Karena ini menjadi objek kita sebagai pemandu wisata selam di Sinjai,” lanjutnya.

“Jadi untuk itu, mari kita sama-sama memikirkan dan menjalankan program kita di TRIDC Sinjai. Salah satunya, dengan adanya rencana transplantasi karang yang akan kita laksanakan di bulan Februari 2021,” pungkasnya.

Related posts