Tuak Coffee: Sensasi Ngopi Tak Biasa

  • Whatsapp
Tuak kopi manis dari petani (dok: Istimewa)

PELAKITA.ID – Malam semakin larut ditemani secangkir kopi pekat Tuak Coffee yang menepis kantuk.

Namanya mungkin terdengar mirip dengan Luwak Coffee yang terkenal itu, tetapi tidak ada kaitannya, kecuali sama-sama nikmat diseruput karena berasal dari ekstraksi partikel pekat bernama kopi.

Pertama kali saya mencoba kopi tuak (nira) manis adalah saat awal menikah dengan gadis manis dari Soppeng.

Ibu mertua saya menyajikannya di kebunnya di Jolle, Desa Umpungeng, di Titik Tengah Indonesia.

Sebelumnya, saya hanya mengenal tuak dan kopi sebagai dua produk hasil bumi yang biasanya dinikmati secara terpisah.

Tuak adalah minuman alami yang segar dan manis, terkadang memberi sensasi menyentak di lidah, terutama saat baru ditampung dari bambu petung penyadap nira pohon enau.

Umumnya, tuak diminum tanpa diolah, sementara kopi melalui proses penyeduhan sebelum dapat dinikmati. Namun, masyarakat di Umpungeng Soppeng telah lama mengolah tuak sebagai sajian kopi, yang mereka sebut sebagai Kopi Tuak.

Cara meracik kopi tuak tidak jauh berbeda dengan menyeduh kopi biasa. Tuak menggantikan air mineral dan dipanaskan dalam cerek di atas tungku kayu bakar hingga mendidih.

Setelah itu, kopi jenis robusta dimasukkan secukupnya, diaduk merata, dan siap disajikan.

Mari!

Untuk menjaga kesegaran rasa kopi, pemanasan tuak tidak boleh terlalu lama.

Jika mendidih terlalu lama, tuak akan berubah menjadi kecoklatan dan berpotensi menjadi gula aren, yang dapat membuat rasa kopi terlalu manis dan menghilangkan citarasa aslinya.

Menyesap kopi tuak tidak akan membuat mabuk karena tidak mengandung alkohol, bahkan memiliki manfaat kesehatan.

Manis alami dari tuak diklaim memiliki berbagai khasiat yang baik bagi tubuh. Jika belum pernah mencoba Kopi Tuak, datanglah ke Desa Umpungeng atau berkunjung ke kebun mertua saya.

Di sana, penyadap nira pohon enau selalu tersedia, begitu pula kopi robusta dan arabika yang tumbuh di sekitar kebun.

Sensasi menyeruput Kopi Tuak semakin sempurna jika dinikmati bersama kudapan tradisional seperti singkong rebus, songkolo bandang, sanggara, atau kambeng-kambeng.

Enak nnyaman ngopi di Tondongkura (dok: Muhammad Ridwan)

Meskipun saya tidak bisa sering pulang ke Soppeng, saya tetap bisa menikmati Tuak Coffee di rumah. Setiap kali pulang, saya membawa satu atau dua botol tuak manis dan menyimpannya di freezer.

Saat ingin menikmati Kopi Tuak, saya cukup mencairkan, mendidihkannya, lalu menyeduh kopi seperti biasa. Rasanya tetap nikmat dan autentik.

Ngopi Tuak Coffee memang memberikan sensasi yang tak biasa, karena keunikannya benar-benar luar biasa. Saya yakin di kota akan sulit menemukannya, apalagi mencarinya di menu warkop atau coffee shop favorit Anda.

#KoPiKebun #TuakCoffee #KopiTuak #Umpungeng #Soppeng

___
Penulis: Muihammad Ridwan

Editor Denun