PELAKITA.ID – Dr Syarif ‘Chali’ Burhanuddin, alumni Unhas yang pernah menjabat Plt Dirjen Penyediaan Perumahan, Staf Ahli Menteri Perumahan Rakyat Bidang Iptek dan Industri, lalu terakhir sebagai Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPERA) menjadi narasumber pada FGD Penguatan Daya Saing Ekonomi Nasional yang digelar PP IKA Unhas bersama IKA Unhas Samarinda, Selasa, 3/8/2021.
Dalam paparannya, Dr Syarif menyebut bahwa pandemi COVID-19, memberi dampak pada proyek konstruksi. “Meski tetap ada potensi bertahan, tetapi kita tidak tahu sampai kapan ini berlangsung,” katanya.
Menurutnya, saat ini kalau melihat situasi pandemi maka kita semua telah masuk di gelombang kedua.
“Mudah-mudahan tidak seperti di India, di Indonesia, sudah ada penurunan,” katanya. Dia juga menyebut kalau pandemi berdampak pada jumlah pengangguran, meski ada penurunan di tahun 2020 namun naik lagi pada bulan Februari 2021.
Terkait pelaksanaan FGD ini Chali menyatakan bahwa pada perekayasaan konstruksi, yang penting didiskusikan adalah bagaimana mencoba bergerak bersama untuk mengantisipasi aspek supply chain.
“Termasuk IIbu Kota Negara IKN, kan programnya sampai 2045, saat ini tahap persiapan, dari sisi rencana sudah bergerak di 2021,” katanya. “Untuk tahap pertama akan sampai pada 2024, bahwa yang pertama pindah adalah Kementerian PU dan tahapan berikutnya hingga 2045.”
Dia menyebut bahwa alumni atau Unhas punya potensi untuk masuk pada supply chain, dari sisi SDM. “Dari sisi SDM, peralatan, material dan pendanaan, saya yakin bahwa sektor modal agak kesulitan, modal pun harus di-merger,” katanya.
Dia juga menyebut terkait ketersediaan dana pembangunan yang awalnya 149 triliun pada 2021 menjadi 100 triliun untuk tahun 2022.
“Ada persoalan penganggaran ke depan, dan akan terjadi penurunan. Perlu diantisipasi dengan sistem kerjasama,” katanya.
Dia menyatakan bahwa karena pandemi, ada penurunan jumlah proyek. “Ada kompetisi di sini, rantai pasok akan terganggu karena waktunya yang lebih lama. Kita lihat bidang rekayasa ada beberapa persoalan serius yaitu yaitu sinergi dan kolaborasi,” katanya.
Dr Ir H. Syarif Burhanuddin, M. Eng, kelahiran Makassar. Ia lahir pada 9 Januari 1960. Suami Riana Dewi Nugrahani ini dikaruniai dua orang anak. Menjabat sebagai Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sesuai SK Presiden RI Nomor: 42/M Tahun 2015, pemilihan pimpinan Tinggi Madya, yaitu Eselon I.a dan I.b dilakukan dengan cara seleksi terbuka. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Basuki Hadimuljono), melantik Dr. Ir. H. Syarif Burhanuddin, M. Eng pada tanggal 5 Mei 2015.
“Biar telah berkontrak pun perlu ada modifikasi saya kira. Tidak bisa diprediksi saat ini, sebab banyak proyek yang sudah teken kontrak tapi bisa saja dananya dikurangi,” katanya.
Sehingga, lanjut Chali, siapapun yang bergerak di awal, pasti akan berkolaborsi dengan beberapa pengusaha lain.
“Termasuk kontaktor umum, spesial maupun ME, dan ini memang harus mengambil porsi, yaitu kontrakor spesialis, sudah banyak yang umum, jumlahnya mencapai 117 ribu jumlah badan usaha, ada yang menengah dan besar,” katanya.
“Sehingga perlu mengambil posisi yang pasti dipakai, ini adalah kontraktor spesialis, tidak lagi umum,” ucapnya.
Hal lain yang disampaikannya adalah dari aspek pengusahaan penyedia material dan peralatan. “Itu menjadi potensi, SDM kita relatif akan berkurang pemanfaatannya pada pengurusan kegiatan, kalau spesialis perlu ada pendidikakn pada spesialis, ini pasti akan terpakai,” jelasnya.
Usaha rantai pasok sumberdaya konstruksi menurut Chali adalah usaha pemasok bahan bangunan, usaha pemasok peralatan konstruksi, usaha pemasok teknologi konstuksi, usaha permasok sumberdaya manusia.
“Perlu adjust, karena tantangan sekarang sudah mulai di masa pandemi. Pertemuan secara fisik berkurang, bahkan pengawasan sudah harus bergerak di situ, bagaimana mereka di lapangan? Pengembangannya ke arah spesialisasi,” tambahnya.
Hal lain yang disampaikan adalah berkaitan dengan pengelolaan data, hal yang menurutnya melibatkan teknologi dan strategis khusus.
Yang dimaksud Chali adalah pendataan potensi, termasuk proyek-proyek pengusahaan lain atau spesifik, bukan hanya untuk alumni Unhas tetapi semuanya. Sektor konstruksi, perumahan dan komersial, ini menurun, semakin tertekan. Meski, untuk bisnis perumahan sudah menurun sejak 2014.
Dia menyebut bahwa dengan kondisi demikian, inovasi menjadi penting, harus ada kerjasama dan kolaborasi pada rantai pasok.
Editor: K. Azis