Dr Abd. Rahman Bando, jalan karir dan mengapa Appi (Bagian kesatu)

  • Whatsapp
Dr Abd Rahman Bando, anak kampung pernuh inspirasi (dok: istimewa)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Pengabdian Dr Abd. Rahman Bando sebagai pamong penuh warna prestasi dan inspirasi. Dia pembelajar kehidupan nan ulet, dia sukses membawa perubahan bagi diri, organisasi dan sekitarnya.

Di antara ruas-ruas pengabdian itu, terkandung nilai atau prinsip yang harus dipegang teguh. Prinsip yang tak hanya mengantarkan dia pada ending yang indah sebagai ASN tetapi juga kejutan setelah dipinang sebagai calon wakil wali kota di Makassar.

Mendengar ceritanya – berikut bukti-bukti yang terpapar di dunia maya yang bisa disigi – menuntun kita untuk memahami bagaimana orang biasa, seorang anak kampung, petani menjadi agen perubahan di tengah kompleksitas kehidupan, pada organisasi apapun, di tatanan masyarakat manapun. Dia adalah leader’ yang tak pernah diam untuk kreatif dan inovatif.

Keberadaannya di kontestasi pemilihan Wali Kota Makassar, adalah salah satu bukti bahwa dia telah melesat sebagai aparat sipil negara yang memulai dari nol dan bersiap mengabdikan diri pada arena yang lebih luas dan menantang.

Rahman muda telah menyiapkan diri dengan mendalami Ilmu Kepenyuluhan Pertanian di universitas terpandang di Makassar, UNHAS, menjadi penyuluh kependudukan hingga menjadi suluh bagi organisasi setingkat dinas di Kota Daeng.

Dia datang ke Makassar berbaju anak kampung, dari ketinggian Enrekang, yang lebih memilih belajar dari dan pada masyarakat.

Saat kaum muda seusianya lebih banyak santai atau membunuh waktu dengan bermain, dia memanfaarkan sumber daya tersedia dan membekali diri dengan perkakas keilmuan. Dia memilih menjadi ‘pedagang yang kuliah’ pada kesempatan yang lain.

“Sebagian kawan tertawa saat lihat saya bawa karung, ke kampus. Saat sebagai mahasiswa di Unhas, saya sudah berbisnis saat itu, berdagang hasil kebun dari kampung halaman,” katanya kepada Kamaruddin Azis dari Pelakita.ID saat dijumpai di Kawasan Kalibata Mall, Jakarta Selatan pada 4 Agustus 2020.

Tak keliru jika Wali Kota Makassar, sebelum-sebelumnya, mendapuknya jadi Kadis, dari Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kepala BKKBN hingga Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, Peternakan dan Kelautan.

Dia, ARB adalah contoh pamong yang berhasil menyelami hakikat sebagai abdi negara. Berlatar kehidupan yang agraris, lalu menebar inspirasi dan kemajuan untuk Makassar, untuk masyarakat pedalaman, hingga pesisir dan pulau-pulau di Kota Makassar.

Lantaran komitmen dan kesungguhanya mengelola sumber daya program, dia diminta untuk memboyong dan mempresentasikan success story pengelolaan program pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau-pulau di Makassar hingga Roma, Italia dalam tahun 2017.

***

Tepilihnya Dr Abd. Rahman Bando sebagai pendamping Munafri ‘Appi’ Arifuddin di Pilwali Makassar 2020 mengundang rasa penasaran pada banyak kalangan.

Siapa Rahman, apa saja sepak terjangnya hingga diperhitungkan oleh Appi menuju Kursi Wali Kota Makassar ini?

Bagaimana Rahman bertransformasi dari seorang anak kampung ketinggian di utara Makassar yang jadi ‘mahasiswa pedagang komoditi’ kemudian menjadi agent of change yang handal dan diakui organisasi pembangunan pertanian dan perikanan internasional seperti IFAD di Roma?

Mengapa Appi

Di sudut Kalibata Mall, Pancoran, Jakarta Selatan, Abd. Rahman Bando baru saja duduk setelah sebelumnya berjibaku di  jalanan antara kawasan Kebun Jeruk dan Pancoran yang tidak pernah tidur.

“Tadi ada pemotretan,” katanya.

Dia sedang berada di Jakarta pada tanggal 4 Agustus 2020 itu. “Kemungkinan akan sampai tanggal 7. Besok akan ada penyerahan dukungan Partai Demokrat,” katanya, Selasa, 4 Agustus 2020.

Tidak lama kemudian, dia menerima sambungan telepon dan berbicara dalam bahasa Enrekang. Beberapa kata dalam bahasa Indonesia terdengar seperti, “semua masalah bisa diselesaikan”, “kita harus fokus penyelesaian masalah”, “jangan selalu dibesar-besarkan”.

Setelah itu dia melanjutkan obrolan.

“Ada beberapa yang membuat saya termotivasi. Salah satunya, bahwa bagi yang tahu, tentang bagaimana efektivitas penggunaan anggaran. Supaya anggaran cepat dan tepat sasaran, tepat guna. Kemudian, tepat jumlah, dan tepat pengelolaan,” jawabnya saat ditanya apa motivasi di balik kesediaannya dipinang Munafri Arifuddin sebagai bakal calon Wali Kota Makassar pada Pilkada Serentak Desember 2020.

Dia juga mengakui sebagaimana sangkaan publik bahwa Munafri belum punya pengalaman di birokrasi. “Tapi beliau sudah lama dan punya talenta dalam pengelolaan organisasi bisnis dan profesi, keolahragaan,” lanjutnya.

“Ini orang menurut saya hebat, bisa mewakili profesionalisme pengusaha dan bisa mengakomodir akan kecintaan sebagian besar masyarakat soal olahrag bola,” ucapnya. “Pak Munafri bisa mejaidkan PSM juara setelah sekian tahun tak juara, menurut saya itu prestasi.”

 “Tetapi tidak cukup dengan itu, dia harus didampingi orang yang paham pengelolaan pemerintahan. Saya akan berfungsi ketika sama dengan beliau, beliau akan merasa terbantu dengan kehadiran saya,” tambahnya.

“Kami ini, insya Allah, salng melengkapi,” jelasnya.

Rahman mengaku beberapa silaturahmi dengan Keluarga Munafri. “Diskusi lepas, tukar pikiran, tentang bagaimana tata kelola pemerintahan di Kota Makassar, iya, sharing biasa. Mungkin mau memperdalam, bukan hanya saya, ada sekian banyak birokat diundang. Saya kenal dan intens sejak 2019 lalu,” ungkapnya.

Yang diingat Rahman di antara obrolannya dengan Munafri adalah kehendak pria yang disapa Appi itu untuk maju di Pilwali Makassar.

“Saya ingin maju dan kalaupun menang, tidak mau merusak pemerintahan, saya berharap kalau partai memberikan kesempatadan rakyat,” ucap Rahman menirukan. 

Waktu berlalu, konsultasi jalan terus, hingga kemudian Rahman menyadari bahwa Munafri Arifuddin benar-benar memilih dirinya untuk maju sebagai Cawali dan Cawawali Kota Makassar.

Pinangan itu bersambut. Rahman rupanya sudah mengurus surat permintaan pensiun dini, pensiun yang telah diniatkan sejak 4 tahun lalu.

“Saya mengajukan pensiun diri, ini sah dan diakui regulasi. Karena sudah memenuhi syarat, masa kerja 20 tahun, 22 tahun 4 bulan,” katanya.

“Per Senin, SK sudah diterima istri saya di Makassar dan diteken Wali Kota 27 Juli untuk berlaku 1 Agustus 2020, pukul 00 saya sudah bukan ASN lagi, saya sudah bisa interaksi dengan siapa saja,” tutupnya.

 

Tim Pelakita.ID

Related posts