Warga Pangkep tewas diduga akibat bom ikan, aktivis HAM Ema Husain: Tiada pilihan, nelayan jadi korban

  • Whatsapp
Perlu penyadaran hukum bagi semua pihak (dok: Pelakita.ID)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Penggunaan bom ikan ternyata masih ada di Pangkep. Lima hari setelah perayaan kemerdekaan RI ke-75, nyawa nelayan Pulau Karanrang melayan.

Pulau Karanrang adalah bagian Desa Mattiro Bulu, Kecamatan Likuang Tupabbiring Utara, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulsel.

Read More

Warga tersebut ditemukan warga tewas mengenaskan di atas perahunya. Perahu itu ditemukan berada di sekitar Pulau Jangang-Jangangan Tupabbiring Utara Pangkep atau berbatasan Kabupaten Barru, Sabtu (22 Agustus 2020).

Mahmud Bin Side (16) adalah korban tersebut. Dia sudah ditemukan sudah tak bernyawa di atas perahunya sementara korban lainnya Ilham Bin Side (27) belum ditemukan.

Keduanya diduga menjadi korban dari ledakan bom ikan yang digunakannya untuk menangkap ikan. Perahunya rusak diduga akibat ledakan.

Mereka disebut berangkat mencari ikan pada hari Jumat tanggal 21 Agustus 2020, pukul 20.30 Wita. Kabar memiriskan itu diterima esok harinya pada pukul 07.00 bahwa nelayan tersebut ditemukan tewas di sekitar perairan Barru.

Kapolres Pangkep, AKBP Ibrahim Aji membenarkan berita tersebut dan pihaknya belum bisa memastikan penyebab pasti kematian korban serta masih melakukan pencarian saudaranya yang belum ditemukan.

Suasana di rumah duka (sumber: KoranPangkep.Co.ID)

Tidak ada pilihan lain

Aktivis hak politik perempuan Sulsel yang juga penggiat HAM, Ema Husain menyebut bahwa inilah realitas nelayan kita di pesisir Sulsel. “Nelayan, untuk hidup sehari hari tetap dia jadi korban dari sistem yang tidak adil,” katanya.

“Kenapa tidak adil? Karena tidak ada pilihan lain di satu sisi. Kedua, edukasi yang benar juga tidak ada jadi pilihan buruk akhirnya yang ditempuh merusak semua.” imbuhnya.

Menurut Ema, perlu kesungguhan dan komitmen nyata aparat penegak hukum untuk mencegah, mengawasi dan menindak para pendukung kegiatan illegal ini.

“Siapa mereka? Para penyedia pupuk, para pemasok bahan detonator. Ini yang saya lihat dibiarkan terus menerus. Sudah bertahun-tahun nelayan kita jadi korban tanpa solusi menyeluruh,” ucapnya geram.

“LBH, atau kita semua, harusnya ada di sini mengadvokasi. Ayo kita minta semua pihak untuk peduli, terutama Polda,” tutup perempuan yang mengaku pernah ikut mendorong advokasi masyarakat pesisir di Selayar ini.

Related posts