PELAKITA.ID – Menjawab tantangan keterbatasan benih ikan nila unggul yang sering dihadapi para pembudidaya, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Hasanuddin (Unhas) menggulirkan program hilirisasi inovasi melalui kegiatan bertajuk “Pengembangan Unit Usaha Kampus Berbasis Produksi Benih Ikan Nila Unggul.”
Program ini merupakan bagian dari Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) yang didanai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unhas.
Tujuannya adalah mendorong kemandirian dan keberlanjutan unit usaha berbasis riset yang dapat melayani kebutuhan masyarakat, khususnya sektor perikanan budidaya.
Kegiatan PPUPIK ini dipusatkan di Mini Hatchery Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi, LPPM Unhas. Fasilitas tersebut menjadi pusat kegiatan produksi dan pengembangan teknologi untuk menghasilkan benih ikan nila (Oreochromis niloticus) yang berkualitas tinggi.
Program ini dijalankan oleh tim dosen lintas bidang keilmuan FIKP Unhas yang terdiri atas:
-
Prof. Budimawan (Bidang Keahlian Biologi Perikanan),
-
Dr. Sitti Fakhriyyah (Bidang Keahlian Agrobisnis Perikanan),
-
Dr. Irmawati (Bidang Keahlian Genetika dan Reproduksi Ikan), dan
-
Andi Haerul, M.Si. (Bidang Keahlian Bioteknologi Akuatik).
Prof. Budimawan menjelaskan bahwa program ini tidak hanya berorientasi akademik, tetapi juga memiliki nilai ekonomi dan sosial yang kuat.
“Fokus kami adalah mengoptimalkan fasilitas hatchery kampus untuk menghasilkan benih unggul secara berkelanjutan. Program ini juga menjadi kawah candradimuka bagi mahasiswa. Setelah melalui proses intensif, mereka diharapkan menjadi lulusan yang lebih hebat, terampil, berjiwa wirausaha, dan siap menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya,” jelas Prof. Budimawan.
Sementara itu, Dr. Irmawati menambahkan bahwa keunggulan program ini terletak pada basis teknologinya.
“Untuk menjamin kualitas, proses perakitan induk terus kami kembangkan menggunakan teknologi DNA Barcoding dan Transcriptomic. Dengan cara ini, kami memastikan benih yang dihasilkan benar-benar unggul secara genetik,” ujarnya.
Tahapan teknis yang dijalankan meliputi persiapan sarana hatchery, seleksi indukan, pemijahan terkontrol, hingga pendederan. Selain aspek teknis, tim juga menjalankan strategi promosi dan pemasaran melalui media sosial, publikasi daring, serta penyebaran poster produk untuk memperluas jangkauan pasar.
Melalui kegiatan ini, Universitas Hasanuddin sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) diharapkan dapat meningkatkan kapasitas hatchery kampus, membangun unit usaha berkelanjutan, serta memperkuat kontribusi perguruan tinggi dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan pengembangan ekonomi biru di Indonesia.
Penulis: Andi Haerul
