Selamat ulang tahun, Abdul Rahman ‘Boge’ Farisi!
PELAKITA.ID – Yasidin atau yang menyaru nama Alfamy di WAG Alumni Unhas mengirim pesan. “Denun, Kita ketemu Kak Iwan, Cumming, Prof Amran Razak di Bandar Tuna, Boulevard, habis Asar.” Rabu, 2 Juli 2025.
Alumni FIB Unhas itu bilang kalau Abdul Rahman Farisi alias Boge akan hadir. Dia sedang ulang tahun pula kala itu.
Nama terakhir ini adalah alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin yang banting setir dari dosen menjadi Politisi. Tidak tanggung-tanggung, Partai Golkar.
Seingat penulis, sudah dua kali pelaksanaan Pileg, 2019 dan 2024 namun dia belum berhasil lolos ke Senayan. Tapi predikat Pak Gubernur tidak pernah lepas dari pria gode tersebut.
Boge adalah panggilan sayang saat mahasiswa hingga dia menyandang predikat alumni. Pengalamannya di HMI, kegigihannya menjalani pentas politik nasional membuatnya dia sosok yang amat disayangi alumni Unhas.
Dia memang beberapa kali mendapat krtik tajam saat menjadi pengurus IKA Unhas oleh beberapa alumni supersenior tapi dia tetap sabar dan terhubung dengan alumni Unhas.
Meski tak lagi masuk ke kepengurusan IKA Unhas periode 2024-2028 namun Boge tetap peduli dengan eksistensi IKA Unhas. Lantaran itu dia tak menolak saat ditodong untuk ngumpul di Bandar Tuna itu.
“Ada Kak Prof Amran Razak juga,” tambah Alfamy, saat kami bergerak dari Kopizone ke Bandar Tuna menumpang mobil Arsan Fitri, Direktur Berita Kota Makassar.
Pendek cerita, kami tiba lebih awal sementara Boge disebut masih di salah satu kantor BUMN. Kami senang sebab Boge saat ini nampak mesra dengan Menteri Bahlil Lahadalia. Jika Bahlil berdarah Buton, Boge berdarah Muna.
Di Bandar Tuna, kami mendengar celetukan, Pak Bahlil ini sangat sayang HMI dan HIMPI. Wajar juga jika dia sayang Boge.
Sosodara, banyak yang kami bincangkan, banyak yang menjadi hal atau informasi baru sebab yang hadir adalah sosok -sosok inspiratif.
Ada Prof Amran Razak, sosok yang disebut aktivis kampus lintas generasi. Demonstran dari Lorong Kambing yang tak pernah surut ke pantai jika terkait pendidikan kritis dan kemahasiswaan.
Hadir pula Prof Tasrifin Tahara, Putra Buton yang juga guru besar Antropologi Unhas.
Dia cerita tentang kedekatannya dengan Agam Rinjani. “Dia mahasiswa saya, banyak tong cerita dulu, pernah bawa mobil ambulans ke rumah, sering nginap di rumah dan komunikasi dengannya masih lancar.”
“Eh Agam, kenapa kau bawa ambulans, kataku, eh ternyata minta pembeli bensin,” kata Tasrifin sembari tertawa.
Selain kedua sosok itu, hadir koordinator Forum Entrepreneurship Alumni Unhas, Andi Muhammad Irwan Patawari. Berpengalaman di Partai Demokrat dan Gerindra Sulsel dan sangat dihormati di kalangan alumni Unhas. Irwan adalah aktivis MIPA Unhas tahun 90-an awal.
Hadir Bang Chikon, senior Komunikasi Unhas. BC, begitu sapaannya nampak lahap menikmat rahang tuna, seperti menu pilihan penulis. Dia juga sesekali bicara tentang Partai Golkar sementara Boge hanya tertawa, senyam-senyum.
Boge mengaku tidak berani bicara Partai Golkar Sulsel saat ini tapi dia yakin bahwa Golkar Sulsel ini istimewa di mata Ketum Bahlil.
Hadir Ziaulhaaq Nawawi. Dia tidak cerita tentang UMKM, atau pelatihan entrepreneurship untuk alumni tetapi menggugat eksistensi keanggotaan dan kesungguhan pengurus IKA Unhas, dia juga menggugat mengapa BEM Unhas tak kunjung terbentuk hingga saat ini.
Demikia pula Syawaluddin Arief yang bicara peternakan ayamnya di Galesong. Tentang kendala pakan dan perlunya menjadi atensi Pemerintah.
Masih banyak tapi itu-mo dulu. Saatnya kita riang gembira menikmati sajian Bandar Tuna yang aduhai dan mengeyangkan.
“Terima kasih om Boge, selamat ulang tahun. Mohon izin juga, saya harus kembali ke Alitta, adakah….?” pungkas Alfamy disertai tanya.
Pertemuan alumni ini kita beri judul karena ada beberapa rahasia dan tidak bisa diungkap ke publik. terutama terkait kondisi politik kontemporer jelang pelaksanaan Musda salah satu partai besar di Indonesia.
Penulis Denun






