“Menstruasi Sehat, Remaja Hebat: Pentingnya Vulva Hygiene Selama Menstruasi”
(oleh: Resky Amelia Syamsuddin)
PELAKITA.ID – Menstruasi adalah proses fisiologis yang normal dialami oleh setiap perempuan sebagai bagian dari sistem reproduksi.
Meski alami, topik ini masih menjadi tabu di berbagai kalangan, terutama dalam pembicaraan mengenai kebersihan organ intim perempuan, khususnya vulva hygiene saat menstruasi.
Padahal, menjaga kebersihan vulva selama masa haid sangat penting, terutama bagi remaja yang tengah mengalami masa pubertas dan perubahan hormonal besar-besaran.
Kurangnya edukasi dan pemahaman tentang cara merawat organ intim dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti infeksi saluran kemih, keputihan tidak normal, hingga infeksi menular seksual.
Vulva adalah bagian luar dari alat kelamin perempuan yang mencakup labia (bibir vagina), klitoris, dan lubang vagina. Saat menstruasi, darah haid yang keluar membawa risiko pertumbuhan bakteri lebih cepat di area vulva karena lingkungan yang lembap dan hangat.
Menurut World Health Organization (WHO), kebersihan menstruasi yang buruk dapat menyebabkan iritasi, infeksi saluran reproduksi, dan bahkan meningkatkan risiko komplikasi jangka panjang seperti infertilitas jika tidak ditangani secara dini.
Di beberapa daerah, remaja perempuan masih menggunakan kain bekas, popok bayi, atau bahkan tisu sebagai pengganti pembalut sekali pakai karena keterbatasan biaya atau akses. Bila kain tidak dicuci dengan air bersih dan dijemur di bawah sinar matahari langsung, bakteri akan tetap tertinggal.
Penelitian dari International Journal of Environmental Research and Public Health (2021) menunjukkan bahwa penggunaan produk yang tidak higienis selama menstruasi meningkatkan risiko infeksi jamur dan bakteri hingga 70%. Selain itu, pembalut murahan yang tidak berstandar BPOM atau mengandung pemutih klorin juga dapat menyebabkan iritasi kulit dan alergi jangka panjang.
Kurangnya informasi yang benar dan memadai tentang menstruasi tidak hanya berdampak fisik, tapi juga mental. Remaja yang tidak memahami tubuhnya sendiri sering merasa malu, takut, bahkan jijik terhadap dirinya saat menstruasi.
Menurut survei Girls’ Attitudes Survey oleh Girlguiding UK (2022), 58% remaja perempuan merasa tidak nyaman bicara tentang menstruasi bahkan kepada teman dekat, dan 1 dari 4 merasa stres atau cemas berlebihan setiap kali datang bulan.
Rasa malu ini bisa menyebabkan mereka enggan mengganti pembalut di sekolah, menahan rasa tidak nyaman, dan bahkan memilih absen dari kelas. Ini menunjukkan bahwa kebersihan menstruasi sangat berkaitan erat dengan kesejahteraan mental dan partisipasi pendidikan.
Survei dari Plan International (2020) di 5 negara Asia, termasuk Indonesia, menunjukkan bahwa 1 dari 3 remaja perempuan tidak tahu bagaimana cara membersihkan diri dengan benar saat menstruasi. Akibatnya, mereka lebih berisiko mengalami infeksi. Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang dapat timbul:
Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Selama menstruasi, bakteri dari pembalut yang kotor atau tidak diganti secara berkala dapat berpindah ke saluran kemih. Studi dari Journal of Pediatric and Adolescent Gynecology (2019) menyebutkan bahwa remaja perempuan yang jarang mengganti pembalut memiliki risiko ISK 3 kali lebih tinggi.Vulvovaginitis (Radang pada Vulva dan Vagina)
Vulvovaginitis sering terjadi akibat penggunaan pembalut dalam waktu lama, atau membersihkan vulva dengan sabun yang mengandung parfum. Gejala umumnya meliputi gatal, perih, dan keputihan tidak normal.Toxic Shock Syndrome (TSS)
Meskipun langka, TSS bisa berakibat fatal. TSS disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yang masuk ke aliran darah melalui luka atau iritasi pada vulva. Risiko meningkat jika pembalut atau tampon tidak diganti dalam waktu lama.Iritasi Kulit dan Alergi
Beberapa produk menstruasi mengandung bahan kimia yang dapat menimbulkan iritasi pada kulit vulva, seperti pewangi, pewarna, atau plastik. Ini bisa menyebabkan dermatitis kontak.
Berikut cara menjaga vulva hygiene selama menstruasi:
Ganti Pembalut Secara Teratur
Idealnya, pembalut diganti setiap 4–6 jam, atau lebih sering jika aliran darah banyak. Jangan menunggu pembalut penuh karena bisa menjadi sarang bakteri.Bersihkan Vulva dengan Air Bersih
Gunakan air mengalir dan tangan bersih. Hindari menggunakan sabun berpewangi, antiseptik, atau douching karena dapat mengganggu keseimbangan pH alami vagina.Cuci Tangan Sebelum dan Sesudah Mengganti Pembalut
Menurut CDC, mencuci tangan dapat menurunkan risiko kontaminasi bakteri lebih dari 40%.Kenakan Pakaian Dalam yang Bersih dan Menyerap Keringat
Ganti celana dalam minimal dua kali sehari. Gunakan bahan katun yang tidak menyebabkan lembap berlebihan.Buang Pembalut dengan Benar
Bungkus pembalut bekas dengan kertas atau plastik sebelum dibuang di tempat sampah tertutup. Jangan membuang pembalut ke dalam toilet karena dapat menyebabkan penyumbatan.
Keluarga, terutama ibu, berperan penting dalam memberikan informasi pertama tentang menstruasi. Namun, riset menunjukkan bahwa hanya 34% ibu di Indonesia merasa percaya diri membicarakan menstruasi dengan anaknya (Wahana Visi Indonesia, 2022). Sekolah juga harus menjadi ruang aman untuk edukasi kesehatan reproduksi.
Program UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) seharusnya tidak hanya fokus pada kebersihan umum, tapi juga menyediakan materi edukasi menstruasi dan vulva hygiene.
Menjaga kebersihan vulva saat menstruasi adalah aspek penting dari kesehatan remaja perempuan yang sering terabaikan. Praktik vulva hygiene yang baik dapat mencegah infeksi, meningkatkan rasa percaya diri, dan mendukung tumbuh kembang remaja secara menyeluruh.
Dengan dukungan keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat luas, edukasi tentang menstruasi yang sehat dan bersih harus menjadi bagian penting dari kurikulum dan pembicaraan sehari-hari. Karena menstruasi bukan hanya urusan perempuan, tapi juga bagian dari masa depan generasi yang sehat dan berdaya.
Editor Denun