2 Paus Mati dalam Sepekan, Kepala BPPSL KKP Ungkap Kronologi dan Kendala yang Dihadapi

  • Whatsapp

PELAKITA.ID – Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut BPSPL Makassar, unit pada Direktorat Jenderal Pengelolaan kelautan dan Ruang Laut menjadi narasumber pada Pelakita Podcast bertema ‘Setelah 2 Paus Sperma Mati dalam Sepekan: Dampak Gempa atau Perubahan Iklim’, Sabtu, 1 Februari 2025.

Pada diskusi yang dimoderatori founder Pelakita.ID Kamaruddin Azis itu diperoleh penjelasan kronologi peristiwa dan upaya-upaya yang telah ditempuh oleh Tim BPSPL KKP.

”Empat hari lalu ada gempa dan tidak lama kemudian secara berurutan ditemukan dua paus sperma mati di perairan Pulau Karampuang dan pantai Buol Tolitoli. Ini memunculkan rasa penasaran,” kata moderator Kamaruddin Azis.

Menurutnya, publik perlu mengetahui peristiwa tersebut dan menjelaskan korelasi apakah berhubungan dengan perubahan iklim atau karena adanya gempa pekan lalu.

Selain Permana, hadir pula Kepala Pusat Studi Kebencanaan Unhas, Dr lham Alimuddin dan Kepala Pusat Studi Perubahan Iklim, Dr Rijal Idrus.

Penjelasan Kepala BPSPL

Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Makassar, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Permana Yudiarso menjelaskan kronologis peristiwa yang ada di lokasi: Pantai Harmoni, Desa Palele, Kab Buol, Sulteng​ https://maps.app.goo.gl/or6XWKsYRqY5rK2G7​

​Disebutkan, pada Kamis, 30 Januari 2025 sekitar pukul 17.15 WITA​ pihaknya menerima laporan melalui sosial media​. Kondisi Paus Hidup saat ditemukan 30 Januari 2025, berhasil di dorong warga ke laut, namun kembali ke pantai dan mati sktr 1830 wita. Kondisi perairan surut menuju pasang..

“Tim memutuskan mengubur di sekitar lokasi terdampar dan memotong carcas menjadi potongan kecil.​Tim Jejaring Konservasi Tolitoli – Buol, TNI-AL, Dinas Perikanan Buol, Yayasan Lopi Bahari Nusantara, Aparat Desa Palele, masyarakat,” sebutnya.

Kejadian kedua adalah di Pantai Pulalu Karampuang, Kab Mamuju, Sulbar https://maps.app.goo.gl/xYHQSAYmtzkL8bdp9​. BPSPL Makassar menerima laporan masyarakat melalui sosial media pukul 11.00 WITA​.

“Kondisi ditemukan keadaan hidup, ada luka di ekor dan mulut akibat gesekan dengan batu karang, Namun, karena kondisi perairan sedang surut terendah, maka paus akhirnya mati sekira pukul 15.00 Wita;” terangnya, ​

Disebutkan, tim melakukan penenggelaman dengan menarik dengan 2 kapal nelayan menuju laut dalam. Bangkai paus di tenggelamkan pada koordinat -2.364172 ⁰LS dan 118.524363 ⁰BT.​.

Ada bebeapa analisis atau dugaan seperti karena alasan penyakit​, usia​, badai matahari. ​ predator alami, perubahan Iklim​ dan gempa bumi​.

“Selain itu ada pula karena faktor manusia seperti sonar bawah laut​, pencemaran laut. racun kimia​, sampah laut​, polusi Suara, bahkan karena by catch pada usaha atau aktivitas perikanan​,” terang Permana.

Selain menjelaskan kronologi, Permana juga memberi apresiasi kepada para pihak yang telah ikut membantu serta mengungkapkan tantangan lapangan yang dihadapi.

Mari simak paparan berikut ini.

 

Redaksi Pelakita

 

Related posts