Buka simposium FIKP, Rektor Unhas perkenalkan Kadis KP Sulsel yang baru

  • Whatsapp
Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa saat memberi sambutan pada simposium keautan dan perikanan FIKP Unhas dan UMT Malaysia (dok: istimewa(

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Rektor Unhas Prof Dr ir Jamaluddin Jompa, M.Sc, membuka dan memberi sambutan pada Simposium Nasional 9 dan 5 Internasional Kelautan dan Perikanan yang dilaksanakan bersama Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas dan Institute of Tropical Aquaculture and Fisheries Universiti Malaysia Terengganu, Sabtu, 4 Mei 2022.

Pada kesempatan tersebut, Rektor yang biasa disapa Prof JJ secara eksplisit memperkenalkan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel yang baru, Dr Muhammad Ilyas, M.Sc sebagai alumni Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Suslel.

Rektor Prof JJ memberi apresiasi dan mengajak peserta untuk memberi aplaus atas posisi baru Kadis yang hadir secara daring.  Kadis KP Sulsel dilantik sepekan lalu setelah proses seleksi yang ketat dan panjang.

“Alhamdulillah Pak Ilyas, senang mendengar alumni terbaik marine science Unhas bisa kembali berkiprah membangun daerah SulSel, semoga Allah selalu melimpahkan rahmat,” sambut E. Nurhaida, salah seorang peserta simposium di chatbox.

Pesan Rektor

Siimposium ini akan membagiakn pemgalaman, hasil riset dan berbagi gagasan terkait aspek Keanekaragaman Hayati Perairan, Ekologi dan Konservasi Perairan, Ilmu Samudra,  Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, Akuakultur Berkelanjutan, Sistem Informasi Geografis Kelautan dan Perikanan, Polusi Perairan dan Ekotoksikologi,  Mitigasi dan Adaptasi Bencana Alam.

Tema simposium ini adalah memajukan sektor kelautan dan perikanan dan mencapai Sustainable Development Goals (SDG) untuk lingkungan perairan dan masyarakat yang sehat.

Dalam sambutan pada simposisum bertema  Rektor Unhas, menyebut bahwa kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan membutuhkan data akuran, dan dukungan sains dan teknologi.

“Topik symposium sangat urgent,  ada banyak overeksploitasi, banyak nelayan sult menangkap ikan, banyak perusahaan perikanan tutup,” katanya.

Dia menyebut anggapan masyarakat bahwa sumberdaya laut terbatas dan membutuhkan sains dan teknologi untuk lebih berkelanjutan sebagai tujuan pembangunan. “Tujuan pembangunan berkelnajjutan atau SDG, mudah-mudahan di masa datang harus dipastikan menganut prinsip sustainabiliti,” katanya.

“Tidak berarti bahwa harus menyetop semua, stop melakukan usaha perikanan kelautan, itu saya kira tidak bagus juga, bagaimana seharusnya berjalan dan masyarakat harus tetap meenjadi masyarakat Indonesia yang butuh kegiatan sosial dan ekonomi,” jelas Prof JJ.

Rektor juga menyebut bahwa Universitas Hasanuddin mempunyai SDG’s Center sebagai bentuk komitmen mendukung pencapaian SDG.

Setelah itu, Rektor menyapa kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel yang baru Dr Muhammad Ilyas yang hadir online. Ilyas adalah alumni Ilmu dan Teknologi Kelautan (sekarang FIKP) angkatan 1988.

“Saya lihat beliau senyum-senyum,” ucap Prof JJ.  Dia juga menyebut semoga DKP Sulsel bisa menyusun rencana program yang bisa menjawab kebutuhan masyarakat dan sinergfis.

Hal lain yang disampaikan Rektor Unhas adalah perlunya mengembangkan bentuk kerjasama simposism yang kesembilan ini dengan UMT Malyasia. “Ini satu hal yang sangat positif,” pujinya.

Sebelum menutup sambutannya, Prof JJ menyebut perlunya konsorsium untuk fokus pada komoditi tertentu.. “Konsorsium nasional untuk kepiting, harus ada wujud nyata siupaya tim semangat an bisa menjadi flagship. Ke depan, bukan hanya satu flagship tetapi bendera bidang-bidang lain,” pungkasnya.

Tentang simposium

Somposium dilaksanakan oleh Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin menyelenggarakan Simposium Kelautan dan Perikanan Internasional untuk menyediakan forum bagi para peneliti, praktisi, dan pihak terkait lainnya di bidang ilmu kelautan perikanan untuk berbagi temuan, ide, dan pengalaman penelitian mereka.

Wahana ini merupakan kontribusi untuk memajukan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia. Pada tahun ini merupakan kali kedua kerjasama untuk mengadakan acara ini dengan Universiti Malaysia Terengganu.

Disebutkan, negara-negara dunia telah mengadopsi agenda aksi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) global. Di antara tujuh belas (17) tujuan tersebut, Tujuan 14 tentang Kehidupan di Bawah Air secara intrinsik terkait dengan sektor kelautan dan perikanan.

Upaya untuk mencapai target SDGs dan untuk menyelamatkan lingkungan perairan kita memerlukan perhatian dan dukungan penuh, terutama untuk mengatasi tekanan akut dan ancaman terhadap lingkungan yang meningkat dari waktu ke waktu merupakan substansi tema simposium ini.

 

Penulis: K. Azis

Related posts