PELAKITA.ID – Gubernur termuda di Indonesia adalah Andi Sudirman Sulaiman. Usianya kini 38 tahun dan menjadi ‘pemimpin tunggal’ Sulsel tanpa wakil.
Dia nampak percaya diri tanpa wakil untuk terus melenggang. Kehadirannya pada tahap awal pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan tiga tahun lalu kerap mendapat candaan ‘semata ketua OSIS’.
Bersama Nurdin Abdullah, mantan ketua OSIS itu dia melenggang sebagai wakil Gubernur Sulsel sebelum menjadi pengganti gubernur Nurdin setelah Guru Bersar Kehutanan Unhas itu ditahan KPK.
Sungguhkah hanya dengan berbekal pengalaman ketua OSIS dari Bone sehingga dia bisa punya kapasitas dan didapuk sebagai wakil Sang Guru Besar itu?
Pengalaman di SMA
Wajar memang jika banyak pihak mengaitkannya dengan pengalaman SMA. Ada beberapa jabatan dan ‘koridor karir’ yang nampaknya sebagai jalan kemudahan masa depan. Jika membaca beberapa lama berita, memang disebutkan ada banyak pengalaman terkait masa lalunya di Bone.
Andi sudirman adalah Ketua Terpilih Dewan Ambalan Putra Pramuka SMA Negeri 1 Watampone dalam tahun 2000. Dengan capain itu dia pun didapuk para teman semasa SMA-nya sebagai ketua OSIS SMA Negeri 1 Watampone.
“Saya juga Smansa tapi Smansa di kampung,” katanya sembari tertawa saat menerima ketua umum IKA Smansa Makassar, Andi Ina Kartika Sari di rumah jabatannya, 6 Mei 2022.
Masih di Bone, dia juga adalah Ketua MPK atau semacam dewan legislatif pelajar di SMA Negeri 1 Watampone dan mendirikan Organisasi Rohani Islam (Rohis) di sekolah yang sama. Keaktifnnya di organisasi sekolah menuntunya untuk aktif pula di Siswa Pecinta Alam (Respon–Sispala) di Watampone.
Prestasi sekolah, kemampuan akademik yang kuat serta semangat menuntut ilmu yang besar menghantarnya masuk ke Jurusan Teknik Mesin Universitas Hasanuddin.
Jurusan ini bukan jurusan biasa, selama ini hanya siswa terbaik di SMA yang bisa masuk, yang selama ini didominasi anak-anak SMA dari Kota Makasssar. Yang datang datang dari daerah biasanya ranking satu atau dua.
Seingat saya, dari angkatan Smansa 89 saya seratusan yang masuk di Fakultas Teknik Unhas, yang paling banyak di Jurusan Mesin. Andi Sudirman bisa menembus itu karena kompeten dan kompetitif.
Dia masuk di Unhas dalam tahun 2001. Dia anak 2001 Teknik, dia Antek, Anak Teknik. Setahun di Unhas, dia tak kehilangan kreativitas berorganisasi. Dia salah satu pendiri organisasi pemuda dengan nama “Forum Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa (FPPM) Mappatunru”.
Basis organisasi itu di Bone dan saat ini amat diandalkan di Bone. Setahun berdirinya, organisasi ini telah mempunya anggota mencapai 200 dari berbagai perguruan tinggi.
Prestasi akademik yang hebat dan ‘datang dari kampungf’ membuat posisi Andi Sudirman diminati perusahaan Thiess Indonesia untuk menjadi salah satu peraih beasiswa. Dia satu penerima beasiswa Thiess.
Perusahaan itu adalah perusahaan multinasional yang bergerak di bidang penyedia jasa pertambangan yang terbesar di dunia. Dia dapat beasiswa melalui skema Australia Graduate Scholarship.
Dia satu satu dari 15 mahasiswa se-Indonesia termasuk perwakilan dari UI, ITB, ITS, UGM dan universitas-universitas besar lainnya.
Dari beasiswa itu, dia meraih Rp 10 juta untuk membayar kebutuhan SPP Unhas sebesar Rp 360 ribu pada saat itu.
Punya beasiswa dari Thiess, merupakan salah satu pintu masuk untuk diterima di dunia kerja. CV atau portofolionya akan sangat kuat jika menuliskan sebagai penerima beasiswa ini.
Menurut Sudirman, persyaratan untuk tetap memperoleh beasiswa dari ‘Thiess Indonesia’ memang lumayan berat, yakni rerata minimal IPK 3,0 harus dipenuhinya dan tidak boleh mendapatkan nilai E setiap mata kuliah serta IPK tidak boleh turun dari semester lalu ke semester berikutnya.
Bisa memenuhi tuntutan Thiess dan dapat mahasiswa memberi kita kesan bahwa kemampuannya untuk memanajemeni serta mengatur waktu antara aktifitas keorganisasian dan kuliah yang diperolehnya dari masa-masa bangku sekolah kini sangatlah berguna. Yang luar biasa dia bisa menyelesaikan studinya ‘hanya’ 3 tahun 8 bulan. Bandingkan dengan kawan saya yang butuh waktu 7 tahun di Teknik Mesin.
Prestasinya jelas. Dia mahasiswa Teknik Mesin tercepat selesai di angkatannya waktu itu.
“Luar biasa itu, tidak banyak mahasiswa Teknik Mesin yang bisa selesai tidak sampai 4 tahun. Hanya sedikit mahasiswa yang bisa seperti itu,” kata kawan yang tidak mau disebut namanya.
Kompetensi dan minat Andi Sudirman juga sangat relevan dengan kebutuhan daerah. Dia berhasil masuk dalam nominasi Lomba PKMT yaitu “Perancangan Pembangkit Listrik Arus Laut” yang diselenggarakan oleh Dikti RI 2005.
Jelas bahwa dia kompeten. Dia punya pengalaman akademik dan minat yang menggambarkan bagaimana anak kampung membangun negeri.
Langsung ke Thiess
Menjadi penerima beasiswa PT Thiess Indonesia, adalah karpet merah untuk dia. Dia pun bekerja di sana. Setelah menyelesaikan studinya pada Unhas, Andi Sudirman langsung merambah dunia profesional. Dia bekerja di perusahaan Multinasional ‘Thiess Indonesia’ dia memulai kariernya.
Dengan pengalaman di kampus, organisasi dan keteknikan, dia bisa menapak sistem profeisonalisme dan karir. Dia mengimplementasikannya dalam produk kerja sehingga dipercayakan dan terlibat dalam mengelola proyek investasi asing senilai ratusan triliun di seluruh wilayah kerja PT Thiess.
Dia pernah terlibat pada proyek kerjasama ConocoPhillips Amerika Serikat dan Hyundai Korea Selatan-Thiess Australia dan telah menjadikan sosok Andi Sudirman benar-benar telah matang dalam dunia profesional.
Lalu pernah pula menjadi anggota tim PT Petrosea, perusahaan migas multinasional asal Australia yaitu Petrosea, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa kontrak pertambangan, engineering, project management, serta oil and gas service. Pada Petrosea, dalam usia masih di bawah 27 tahun, Ia mengemban amanah day to day construction manager dengan metode berpikir yang selalu berbeda dan jitu.
Di Petrosea dia menunjukkan idenya dalam menyelesaikan proyek giant water tank painting/finishing di konstruksi pabrik emas. Normalnya penyelesaikan menggunakan perancah (scaffolding) kemudian Andi Sudirman mengganti dengan menggunakan crane plus man-basket and rigger sebagai hold back.
Andi Sudirman kemudian menguji metode ini dalam hitungan pump back pressure engineering during blasting, crane load, man-basket safety & stability sukses dan berhasil diaplikasikan.
Proyek painting yang semula estimasi painting pengerjaan 2 hingga 3 bulan bisa diselesaikan dalam kurung waktu kurang dari seminggu dan mampu menghemat biaya hinga lebih 50 persen estimasi.
Metode ini termasuk metode baru saat itu dan melalui proses approval consultant Australia (CMS) sebelum eksekusi.
Di sinilah Andi Sudirman dipercayakan menduduki jabatan jabatan strategis sebelum akhirnya berlabuh di perusahaan Inggris PT Offshore Services Indonesia/ MES. Dia orang Indonesia pertama menjabat sebagai Deputy dan Project Manager proyek DP2 DSV saturation dan air diving berbendera Indonesia. Dia membawahi langsung kapa DP2 built in saturation diving membawahi lebih dari 60 tenaga asing asal Inggris, Rusia, India, dan lainnya.
Andi Sudirman memperoleh sertifikat keahlian sebagai ahli utama yang bila disandingkan dengan jabatan struktural di birokrasi maka sama dengan pejabat eselon 1.
Sumber: Tribun Timur
Editor: K. Azis