Australia Terbuka: Tenis, pandemi dan kisah para juara

  • Whatsapp
Rifqy Tenribali Eshanasir, Analis politik internasional, Alumnus Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang (dok: pribadi)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Turnamen tenis Australia Terbuka  (Australia Open) yang berlangsung di Melbourne telah berakhir pada 30 Januari 2022 lalu. Ini adalah salah satu dari empat turnamen terbesar dalam olahraga tenis yang dikenal sebagai “grand slam”,  bersama AS Terbuka, Prancis Terbuka dan Wimbledon.

Setiap grand slam sangat bergengsi, paling bergengsi dalam olahraga ini. Karena pamornya, ia cenderung mengalahkan pamor tenis di Olimpiade.

Australia Terbuka unik karena merupakan turnamen grand slam paling awal setiap tahun, memberinya reputasi sebagai “grand slam pembuka” karena diadakan pada bulan Januari ketika musim panas sedang mencapai puncaknya di Australia.

Australia Terbuka tahun ini sarat kisah dan pelajaran penting, termasuk rekor baru, 44 tahun menunggu juara dari Australia di tunggal putri (Ashleigh Barty yang menang melawan Danielle Collins), kemenangan veteran yaitu Rafael Nadal, dan tentu saja intrik yudisial-politik tentang tenis dan pandemi COVID-19 yang melibatkan Novak Djokovic.

Tak heran jika sejak awal tahun 2020, pandemi COVID-19 telah mempengaruhi beberapa aspek kehidupan di seluruh dunia, termasuk olahraga internasional.

Seperti banyak acara olahraga, tenis mengalami banyak kompetisi yang dibatalkan dan sejak itu disesuaikan dengan mandat ketat protocol kesehatan yang menuntut atlet untuk berhati-hati agar tidak menyebarkan potensi infeksi.

Saat ini, bahkan penyelenggaraan grand slam bergengsi dan negara tempat turnamen berlangsung memiliki tindakan pencegahan yang sangat tinggi untuk dijalankan dengan tujuan menakan risiko COVID-19 seminimal mungkin.

Apalagi di Kota Melbourne, tempat berlangsungnya Australian Open, yang  menjadi kota yang paling banyak mengalami lockdown di dunia, yakni lebih dari 260 hari.

Inilah yang melatarbelakangi kontroversi tenis terbesar belakangan ini, yaitu pencabutan visa petenis top Serbia Novak Djokovic sebelum Australia Terbuka yang menghalanginya untuk bertanding tahun ini.

Pada 4 Januari 2022, juara Australia Terbuka 2021 Djokovic mendarat di Melbourne tanpa divaksinasi penuh, ia mengklaim telah diberikan pengecualian medis atas nama Organisasi Tennis Australia. Meskipun demikian ia dihentikan oleh Pasukan Perbatasan Australia dan dibawa ke karantina.

Djokovic kemudian berusaha mengajukan banding agar visanya dipulihkan. Hal ini tentu saja menimbulkan banyak kontroversi di kalangan Pemerintah dan masyarakat Australia.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison memberikan pernyataan, “Kami menunggu presentasinya (Novak Djokovic) (mengenai pengecualian medisnya), dan bukti apa yang dia berikan untuk mendukung itu. Jika bukti itu tidak cukup maka dia tidak akan diperlakukan berbeda dengan orang lain dan dia akan berada di rumah pesawat berikutnya.”

Inti dari kontroversi terkait tenis ini adalah pengecualian medis yang melanggar hukum yang diberikan kepada Djokovic, yang diberlakukan oleh Organisasi Tennis Australia dengan panel dokter independen.

Mereka memiliki kriteria khusus untuk mengizinkan atlet tertentu memasuki Australia tanpa divaksinasi lengkap. Yang paling realistis dalam kasus Djokovic adalah terinfeksi COVID-19 sebelumnya.

Pandangan Djokovic tentang vaksinasi telah dibuktikan di masa lalu. Menyusul pembatalan olahraga pada tahun 2020, organisasi tenis pro mengadakan acara tenis di Serbia dan Kroasia yang menyebabkan dia, istrinya, dan lainnya terinfeksi COVID-19.

“Masalah saya di sini dengan vaksin adalah jika seseorang memaksa saya untuk memasukkan sesuatu ke dalam tubuh saya yang tidak saya inginkan. Bagi saya itu tidak bisa diterima”, ujarnya pada Agustus 2020.

Pada hari-hari berikutnya setelah Djokovic dikarantina, kasus banding si juara bertahan Australia Terbuka untuk visanya disahkan oleh hakim sirkuit federal, menuntut atlet tersebut untuk dibebaskan. Namun keputusan ini kemudian dibatalkan langsung oleh Menteri Imigrasi Australia Alex Hawke.

Alex Hawke menyatakan, “Hari ini saya menggunakan kekuasaan saya berdasarkan pasal 133C(3) dari Undang-Undang Migrasi untuk membatalkan visa yang dipegang oleh Tuan Novak Djokovic dengan alasan kesehatan dan ketertiban, atas dasar bahwa itu adalah kepentingan umum untuk melakukannya. Pemerintah Morrison berkomitmen kuat untuk melindungi perbatasan Australia, khususnya terkait dengan pandemi COVID-19.”

Novak Djokovic, calon juara bertahan Australia Terbuka, dideportasi ke Serbia pada 14 Januari yang menyebabkan kekecewaan dan kemarahan ofisial Serbia serta warga negara Serbia di Serbia dan bahkan Australia.

Kontroversi dalam olahraga internasional seperti ini seringkali bisa berkembang menjadi isu politik internasional. Pemerintah Australia menunjukkan ketegasannya bahwa tak boleh ada yang  dibiarkan melanggar protocol kesehatan dalam upaya penanggulangan pandemi, termasuk atlet tenar seperti Djokovic sekalipun.

Tanpa Djokovic, Australia Terbuka 2022 tetap berlangsung meriah i dan pada akhir Januari berakhir dengan kemenangan yang spektakuler dan bersejarah.

Pada tanggal 29 Januari di Melbourne, atlet tenis tunggal putri Australia Ashleigh Barty menang atas Danielle Collins, menjadi wanita Australia pertama yang memenangkan Australia Terbuka dalam lebih dari 44 tahun.

Ash Barty sekarang mengikuti jejak Christine O’Neil, wanita Australia pertama yang memenangkan Australia Terbuka pada tahun 1978 yang menyaksikan kemenangan Barty dari penonton.

Ashleigh sendiri bersorak dengan bangga dan gembira bersama dengan para pendukung di seluruh Rod Laver Arena dan Australia ketika dia mengamankan kejuaraan dengan pukulan forehand mematikan pada match point pertamanya.

Dia termasuk atlet-atlet pertama dengan latar belakang asli Australia untuk memenangkan turnamen ini dan dia dianugerahi oleh sesama pemain tenis asli Australia dan juara Evonne Goolagong Cawley.

Ash Barty sekarang memiliki 3 grand slam dan dalam setiap pertandingan hingga pidato kemenangannya dia menunjukkan dirinya sebagai atlet yang tenang, dewasa dan rendah hati.

Alih-alih memamerkan kemenangannya, dia menunjukkan rasa terima kasih kepada penyelenggara turnamen, anak-anak bola dan tim logistik, tim dan keluarganya sendiri serta para penggemarnya. Ash Barty tak pelak lagi menjadi panutan yang hebat bagi kaum muda Australia dan dunia.

Australia Terbuka berakhir tuntas pada tanggal 30 Januari dengan Final Tunggal Putra spektakuler dan kemenangan diberikan kepada petenis profesional Spanyol Rafael Nadal, salah satu dari ‘tiga besar’ bersama dengan Roger Federer dan Novak Djokovic.

Juara 2022 Nadal sekarang telah memenangkan 21 grand slam, rekor baru yang membedakan dirinya dari tiga besar lainnya. Para veteran (tiga besar) tenis masih cukup tangguh bagi generasi baru pemain tenis dunia saat ini. Para generasi baru ini masih perlu meningkatkan kekuatan fisik dan terutama mental mereka untuk mengakhiri dominasi dominasi para jago-jago tua.

Olahraga internasional seperti grand slam memang tidak hanya sekedar hiburan dan peristiwa olah raga, tetapi juga dapat memberikan wawasan di luar olahraga seperti dalam politik internasional.

 

Penulis: Rifqy Tenribali Eshanasir, pengamat politik dan hubungan internasional, peminat olahraga, alumnus Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang dan Moreland Primary School, Melbourne, Australia.

Related posts