PELAKITA.ID – Dua hari sebelumnya, mereka, para pria dan wanita paruh baya itu sedang bersama di Kampung Cedde, Kelurahan Bakung, Biringkanaya. Mereka berkumpul (tentu dilengkapi perkakas masker dan handsanitizer) untuk melakukan aksi cor bangunan masjid yang mereka idamkan.
Aksi pengecoran oleh kelompok peseda dalam ‘rumah tangga’ SOSBOFI atau Ikatan Alumni Smansa angkatan 89 Makassar ini berlangsung lancar dan diakhiri dengan makan siang bersama dan tak lupa foto bareng.
Layaknya pertemuan insan di jaman Neo Millenium.
Hari ini, Jumat,12/2/2021, saat sebagian sahabat atau saudara melaksanakan Hari Raya Imlek, mereka kembali melakukan aksi. Kali ini gowes ke Antang.
Titik kumpul di Jalan Boulevard Makassar lalu menyusuri Abdullah Daeng Sirua, Tello lalu lempang ke Antang.
“Mohon pakai kostum merah, ikut kita menyambut dan merayakan Imlek bersama sahabat SOSBOFI.”
“Duh! Toleran betul, nganae! Kalian memukau.”
Begitulah, mereka berangkat gowes dengan kostum dominan merah, layaknya warna paten Imlek.
“Kita ke Nipa-nipa dulu,” kata Rido, salah satu alumni Smansa angkatan 89 Makassar saat rombongan tiba di mulut Antang.
“Rasanya jalur ini terlalu pendek kalau kita langsung makan coto.”
Ada yang menarik pada rombongan kali ini. Beberapa sahabat Rido menyertakan istri-istrinya. Tidak perlu disebut nama pasangan satu-satu tetapi terasa sebagai kebersamaan yang paripurna.
“Bukankah canda tawa harus dirayakan bersama?” Begitu kira-kira harapannya.
Menyaksikan kekasih hati di atas roda, menyusuri jalan bersama sahabat semasa seragam putih abu-abu adalah hal luar biasa di tengah situasi tak menentu seperti pamdemi seperti ini. Mereka yang tidak dalam rombongan itu pasti berpikir, “Halah, sempat-sempatnya.”
Tapi tak apa. Semua sadar, atensi pasti ada dari orang-orang, entah itu positif atau sebaliknya.
Bagi saya, terlepas dari risiko yang bisa muncul di jalanan, kemampuan raga menjalani gowes, hingga masih merebaknya Covid-19 pasti jadi konsideran, kebersamaan yang diceritakan di atas, bisa dimaknai sebagai cara anak manusia mengisi buku diari kehidupan mereka dalam keseharian. Mereka, sebagai Homo Sapiens yang terus aktif. Terus berinisiatif.
Yang terjadi, mereka mencipta canda tawa, kisah lucu, inspiratif hingga sekadar menyemangati sahabat atau orang terkasih untuk terus semangat mengayuh sepeda.
Kebersamaan itu terus saja mereka rasakan dan jalarkan dari waktu ke waktu. Lusa, mereka sudah punya rencana: Gowes ke Labakkang, Pangkep!
Dari mengurusi pendirian masjid, gowes bareng, saling hibur di hari libur, hingga menghormati sahabat yang merayakan Imlek, menurutku keren. “Gimana menurut ngana?”
Jadi begitulah pembaca sekalian, mari terus bersama, terus usaha dan berdoa semoga semua baik-baik saja, kita semua sehat walaafiat. Aaamiin!
Penulis: K. Azis