Unhas gelar webinar nasional peluang dan tantangan pemuda pada era disrupsi

  • Whatsapp
Nararumber pada webinar yang digeluar Jurusan Sosiologi Unhas (dok: Humas Unhas)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Universitas Hasanuddin melalui Program Magister Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik menyelenggarakan webinar nasional dengan tema “Peluang dan Tantangan Pemuda Menghadapi Era Disrupsi”. Kegiatan berlangsung pukul 20.00 Wita secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Rabu (28/10).

Hadir sebagai narasumber Rektor Unhas yang juga merupakan Ketua Umum Ikatan Sosiolog Indonesia (Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA), Guru Besar Sosiologi UGM (Prof. Dr. Heru Nugroho), Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (A. Alifian Malaranggeng Ph.D) dan Gubernur Jawa Tengah (H. Ganjar Pranowo, SH., M.IP).

Kegiatan resmi dibuka oleh Rektor Unhas Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA. Dalam sambutannya, beliau mengapresiasi kegiatan tersebut.

Menurut Rektor, pemuda sebagai penyangga kehidupan berbangsa dan bernegara harus mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan. Olehnya itu, melalui webinar ini Prof Dwia berharap informasi dan pengetahuan para pemuda lebih mendalam dengan berbagai pemaparan materi dari para narasumber yang berkompeten.

Usai pembukaan secara resmi, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari para narasumber.

Sebagai narasumber, Rektor Unhas Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA., menyampaikan materi terkait “Peluang dan Tantangan Pemuda Di Era Disrupsi”. Beliau menjelaskan bahwa para pemuda harus mampu beradaptasi dengan cepat dan menjadikan perubahan tatanan kehidupan ini menjadi teman bukan lawan.

Pada saat ini, pemuda sebagai generasi penerus bangsa dihadapkan pada permasalahan yang kompleks, dimana terjadi revolusi industri 4.0, Vuca (volatility, uncertainty, complexity, and ambiguity), dominasi budaya global, dan tantangan lainnya. Hal ini tentunya membutuhkan pengetahuan tinggi, fisik, psikis serta nilai dan norma.

“Revolusi Industri 4.0 merupakan perubahan revolutif dalam skala ruang lingkup dan kompleksitas sebagai sudden change. Berbeda dengan revolusi 1.0, 2.0 dan 3.0 yang perubahannya bersifat adaptif dan bertahap. Olehnya itu, diperlukan kemampuan untuk mengimbangi suasana kompleks ini,” jelas Prof Dwia.

Setelah seluruh narasumber menyampaikan materinya, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab dari para peserta.

Kegiatan yang dipandu oleh Dr. Rahmat Muhammad (Ketua Prodi S2 Sosiologi Fisip Unhas) diikuti oleh kurang lebih 500 peserta berlangsung lancar hingga berakhirnya kegiatan pukul 22.30 Wita.(*/mir)

Related posts