PELAKITA.ID – Tiar bergerak cepat mengangkat cold box dari dalam perut mobil yang baru tiba dari Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara. Malam merambat di selatan Jakarta saat dia dan Nazruddin Maddeppungeng memarkir mobil di bilangan Rawajati Timur, atau tidak jauh dari Stasiun Pasar Minggu Baru.
“Harus segera disimpan di mesin pendingin, boscuuu…,” kata Tiar, pria yang mengaku 17 tahun bekerja di salah satu radio FM tenar di Makassar.
Jumat sore itu, aneka ikan datang. Ada kembung, kerapu, kakap merah, tenggiri hingga cumi raksasa atau sotong.
“Kalau cumi atau sotong ini dari Bangka, di sana terkenal karena cuminya,” kata Nazruddin, kerap disapa Naz. Naz adalah pria di balik usaha jual beli ikan Klafish atau yang disebut sebagai pemasok bagi reseller di beberapa titik Jakarta hingga Depok.
Naz-lah yang saban hari mengemudikan mobil angkut boks berwarna putih dan telah dilabeli ‘Klafish, Kiyoshikan, call 085237919966’. Tiar teman setianya yang sigap menghantar ikan pesanan ke reseller.
“Saat ini ada 30 reseller, target kita hingga Agustus ini 50 reseller,” ucap pria jangkung yang mengaku punya keluarga Bugis pedagang di Makassar.
Ayahnya yang berdarah Sidrap adalah pedagang beras dan bahan pangan lainnya di sekitar Pasar Terong, Kota Makassar. Pasar ini adalah baromoter bisnis di Kota Anging Mammiri.
“Inisiatif Klafish ini murni setelah melihat peluang bisnis ikan di Jakarta. Kita baru mulai dalam tiga bulan terakhir, sejauh ini respon reseller sangat bagus, pembeli juga banyak yang datang ke tempat kita. Mereka beli langsung ke kami,” jelas alumni Smansa Makassar angkatan 86 ini.
“Belakangan ini permintaan kian banyak, bisa jadi karena pandemi Covid ya, orang-orang malas ke pasar dan lebih senang order via Whatsapp atau telpon langsung,” imbuh Naz.
Seperti Naz, Tiar juga mengaku nyaman menjadi bagian dari bisnis ini. Bisnis yang disebutnya kecil-kecilan tapi berdampak positif bagi warga Jakarta dan sekitarnya.
“Mungkin bagi warga Jakarta sudah terbiasa order daring, tapi dengan Klafish mereka merasa nyaman. Kenapa? Karena ikan yang diberikan tak lagi lewat banyak perantara, dari Muara Baru, mereka bisa diantarkan khusus,” lanjut Tiar yang mengaku asli Jeneponto, Sulsel.
Petang itu, Naz dan Tiar yang baru tiba dari Muara Baru hanya butuh waktu tiga puluh menit mengatur ikan di coldbox Rawajati dan bersiap menggeber mobil ke daerah Depok.
“Ada pesanan reseller harus dikirim saat ini juga, mereka berharap segera dipasok,” imbuh Naz.
“Berangkat dulu boscuuu…,” seru Naz dari balik kaca spion.
Jejaring Makassar
Kota Makassar yang terkenal karena ikan bakar dan menu masakannya yang beragam terkait ikan, seperti pallumara, sup kepala ikan, langga parape hingga pallu kaloa merupakan jaminan mutu.
Selain mempunyai banyak pulau-pulau dan aneka jenis ikan karang dan pelagis, orang Makassar terkenal karena suka makan ikan.
“Di Jakarta juga demikian, banyak kawan yang pesan ikan seperti kaneke (sejenis kakap) hingga papakulu,” ujar Naz.
Dia mengaku banyak terbantu dengan jejaring Makassar yang ada di ibu kota, termasuk memberi dukungan merintis usaha ini. Mereka pun tak hanya memesan langsung tetapi juga membantu mempromosikan Klafish sebagai ‘penjual ikan khas Makassar’.
“Kita sebut khas Makassar karena kita menyiapkan ikan seperti bandeng, papakulu hingga ikan kakap atau katamba’. Tetapi selain itu, banyak penyedia atau pengelola Warteg juga mengaku terbantu terutama sekitar Rawajati ini,” ungkap Naz.
Yang membedakan dengan penjual ikan di Jakarta, Klafish menyediakan freezer volume setengah ton untuk mereka. “Gratis freezer, jadi mereka hanya siap menjajakan dan bisa menentukan harga ekonomis. Meski begitu, tetap kami pantau,” kata Naz.
Nazruddin membaca prospek bisnis ikan seperti ini di Jakarta, dia juga berharap pasokan dari daerah juga tak berhenti atau berkurang.
“Di tengah pandemi ini kita tahu persis bahwa daya beli sebagian orang berkurang tetapi kalau ikan, saya melihat tidak pernah berkurang. Yang kurang itu bisa jadi kapal pengangkut dari daerah ke Jakarta,” sebut sarjana Kelautan Unhas ini dan punya berpengalaman dalam proyek-proyek pemberdayaan masyarakat pesisir dalam 20 tahun terakhir.
“Di Muara Baru, kami sudah dikenal, apalagi ada bos besar di sana asal Makassar. Dia unik, dia pembeda di antara bos-bos ikan di Muara Baru,” tutup pria yang mengaku menghabiskan masa kecil di Pasar Terong, pasar yang memberinya pengalaman berbisnis dan semangat pantang mundur di ketatnya persaingan usaha di Ibu Kota Jakarta.