Tim PPM PKPM PT Vale – COMMIT Foundation Gelar ‘Learning Session’ Efektivitas dan Keberlanjutan Program

  • Whatsapp
Suasana Learning Session yang digela oleh Tim PPM PKPM PT Vale - COMMIT Foundation di Rumah HIPHO Sorowako, 10/9/2024 (dok: Pelakita.ID)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Tim Program Pemberdayaan Masyarakat – Pengembangan Kawasan dan Perdesaan Mandiri PT Vale menggelar ’Learning Session’. Hadir Direktur Eksekutif COMMIIT Foundation Ashar Karateng serta Sekretarisnya Kamaruddin Azis.

Kegiatan berlangsung di Rumah HIPHO Kota Sorowako, pada Kamis,  10 September 2024.

Rumah HIPHO adalah fasilitasi PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) sebagai gerai produk herbal yang dikelola Himpunan Penggiat Herbal Organik (HIPHO) Sorowako.

Read More

Sesi Bagi Pengalaman dan Pembelajaran ini dihadiri oleh Saparuddin, pejabat senior di External PT Vale serta Senior Coordinator Livelihood Khaerul Ikhsan.

Hadir juga Koordinator Fasilitator Kawasan, Fasilitator Kawasan, Fasilitator SDGs Desa dalam naungan Program Pengembangan Kawasan dan Perdesaan Mandiri.

Dalam sambutannya, Khaerul atas nama pihak Eksternal PTVI, berharap momen ini menjadi ajang sharing pengalaman dari fasilitator program serta meng-update capaian fasilitasi serta apa saja kendala yang dihadapai.

”Semoga learning session ini menjadi kesempatan bagi kita semua untuk melihat kembali capaian kita serta apa saja yang perlu ditindfaklanjuti agar target Key Performance Indicators dapat direalisasikan,” kata Khaerul.

Dia juga berharap agar peserta bisa memperoleh inspirasi atau insights dari releksi pembelajaran yang juga dihadiri oleh Direktur Eksekutif COMMIT Foundation, Ashar Karateng dan tim.

Suasana Learning Session di Rumah HIPHO Sorowako (dok: Pelakita.ID)

Pada kesempatan tersebut Site Manager PPM PT Vale, Andi Narwis memaparkan sejumlah kegiatan per lokasi seperti di Nuha, Wasuponda, Nuha dan Towuti, juga indikator capaian dan isu atau tantangan yang dihadapi.

Selama tahun 2018 hingga 2023, terdapat 128 kegiatan yang telah didukung oleh PT Vale melalui skema PKPM.

“Keberlanjutan dan operasionalisasi bantuan-bantuan PT Vale ini adalah merupakan tugas kita untuk siapkan dan koordinasikan dengan berbagai pihak,” kata Narwis.

Narwis menyebut, ada sejumlah isu yang perlu ditangani bersama terkait pengelolaan aset dan bagiamana penerima manfaat menyusun rencana aksi keberlanjutan program untuk 38 desa dampingan PT Vale.

Dia juga menyebut sangat penting bagi fasilitator program PPM untuk memastikan bahwa bantuan yang sudah diberikan sejauh ini dapat menjawab ekspektasi pada relevansi kebutuhan warga, dapat diukur manfaat atau dampaknya sehingga bisa diambil tindakan selanjutnya untuk pengembangan program.

Ashar Karateng mengajak peserta untuk membagikan pengalaman dalam memfasilitasi warga atau penerima manfaat dengan ’role play’ memberi masukan tentang pentingnya fasilitator untuk efektif dalam berkomunikasi.

Dia mengajak peserta untuk punya kemampuan meyakinkan masyarakat tentang substansi kegiatan yang disepakati, juga bagaimana dekat dengan masyarakat.

Dia juga memberikan pengayaan pada urgensi dan metode yang berkaitan dengan adopsi Logical Framework Analysis, hal yang disebutnya sangat penting untuk jadi pilihan dalam menyusun program, kegiatan atau rencana aksi ke depan.

”Metode, pendekatan atau cara meyusun rencana ada lebih dari satu, banyak, dan itu tergantung kita yang mana yang relevan dengan program kita. Bisa saja SWOT, bisa tool fmishbone analysis, bisa juga kerangka kerja logis seperti yang kita bahas saat ini,” kata dia.

Learning Session menjadi ajang bagi pemangku kepentingan PPM PKPM untuk memberikan masukan dan harapan pada pendampingan masyarakat di Lingkar Tambang. Nampak Saparuddin dari PT Vale saat memberikan masukan terkait pendampingan oleh Fasilitator Kawasan (dok: Istimewa)

”Tapi yang lebih penting adalah bagiamana anda semua memberi atau transfer kapasitas, diterima dan didengarkan oleh warga atau penerima manfaat lalu mereka juga yang melakukannya, menganalisisnya,” ucap pria yang telah lebih 30 tahun di ranah pemberdayaan masyarakat ini.

”Yang juga penting adalah bagaimana kawan-kawan ini menyadari kapasitas atau kemampuan masing-masing. Apakah pengalaman sejauh ini di ranah pemberdayaan masyarakat di luar sana, masih relevan dengan situasi atau tantangan di Lingkar Tambang,” pungkas anggota IKAFE Unhas ini.

The COMMIT Foundation yang selama ini menaungi para fasilitator kawasan dan desa-desa PKPM SDGs telah memasuki tahun kelima sebagai organisasi fasiliator pendampingan masyarakat di Lingkar Tambang.

Salah satu yang sedang mereka siapkan adalah pembelajaran atau Kisah Inspiratif Pengembangan Kawasan dan Perdesaan Mandiri, dari Dermaga Harapan hingga Laa Waa River, sebuah buku yang diharapkan dapat membagikan success story pendampingan mereka bersama PT Vale Indonesia Tbk.

Redaksi

Related posts