Memahami Hakikat dan Strategi Perencanaan Ketahanan Masyarakat Pesisir

  • Whatsapp
Komunitas di Pulau Wangi-wangi menyiapkan beton untuk media tumbuh karang, upaya memperkuat ekosistem karang sebagai peredam gelombang ekstrem (dok: istimewa)

DPRD Makassar

Kerentanan pesisir adalah kecenderungan pesisir untuk merespon terhadap bencana yang menyebabkan kerugian (Gornitz, 1990) dan segala sumber daya yang berisiko terhadap bencana pesisir (Marchant, 2017).

 

Read More

PELAKITA.ID – Hakikat perencananaan ketahanan masyarakat pesisir adalah bagiamana berusaha untuk meningkatkan kapasitas masyarakat.

Mengapa masyarakat, karena secara umum merekalah yang terpapar peristiwa alam ekstrim yang diharapkan dapat beradaptasi atas tekanan dan perubahan, dengan menolak atau mengubah.

Mereka juga diharapakan mengambil inisiatif untuk mencapai dan mempertahankan tingkat fungsi yang dapat diterima dan sesuai kebutuhan atau kehidupan mereka.

Ada beberapa elemen kunci terkait perencanaan penguatan ketahanan di pesisir dan laut, meliputi perencanaan lintas sistem kebutuhan masyarakat (termasuk sosial dan budaya), lingkungan alam, lingkungan binaan (infrastruktur) dan ekonomi.

Sejumlah pihak, NGO, Pemerintah dan peneliti telah mengidentifikasi sejumlah Upaya pengembangan, konservasi atau pengelolaan sumber daya pesisir dan laut misalnya sebagai bagian dari pengembangan model komponen perencanaan ketahanan.

Menggunakan metode kuantitatif untuk penilaian risiko, memodelkan keefektifan langkah-langkah yang diusulkan, dan mengintegrasikannya dengan rencana masyarakat lainnya.

Ada beberapa tantangan dan kerentanan saat ini dan masa depan bagi masyarakat yang berdomisili di wailayah pesisir dan pulau-pulau di Sulawesi Selatan termasuk efek kenaikan permukaan laut, perubahan garis pantai, dan peningkatan besaran dan frekuensi badai.

Wilayah pesisir di Sulawesi Selatan, mulai dari Pinrang di utara hingga Selayar di selatan hingga Luwu Timur di Teluk Bone didera berbagai ancaman seperti kenaikan permukaan air laut, badai tropis, intrusi air laut, pencemaran, sedimentasi, serta penurunan permukaan tanah.

Daerah-daerah tersebut perlu terpetakan secara rinci untuk dapat menyusun strategi adaptasi dan mitigasi melalui perencanaan terpadu dan berbasis masyarakat.

Oleh sebab itu, perencanaan kerentanan adalah upaya memahami bahwa sejatinya perencanaan ketahanan adalah praktik yang berkembang dan khusus untuk komunitas untuk bersiap menghadapi segala kemungkinan.

Sudah semestinya, kota-kota atau kabupaten-kota di Sulawesi Selatan mengikuti rekomendasi dan panduan yang telah disiapkan oleh berbagai pihak tentang perlunya menyiapkan Rencana Ketahanan Pesisir dan Masyarakat.

Perlu penyadaran bahwa resiliensi atau ketahanan adalah komponen keberlanjutan. Keberlanjutan difokuskan pada peningkatan kualitas hidup dengan memperhatikan pertimbangan lingkungan, sosial dan ekonomi, baik di masa sekarang dan masa depan.

Lalu bagaimana semestinya siklus Ketahanan atau resiliensi itu?

Resiliensi disajikan sebagai sebuah siklus karena begitu masyarakat menerapkan tindakan untuk meningkatkan ketahanan, mereka perlu terus memantau dan mengevaluasi kemajuan dan pada akhirnya menilai kembali kebutuhan dan prioritas.

(Diadaptasi dari: NOAA Coastal Community Resilience Indicators and Rating Systems, 2015)

Resiliensi adalah proses untuk mempromosikan keberlanjutan masyarakat jangka pendek dan jangka panjang.

Langkah-langkah ketahanan adalah:

Menilai risiko dan kerentanan: Komunitas dimulai dari sini.

Ini melibatkan pembuatan inventaris aset masyarakat, mengidentifikasi rencana masyarakat yang ada, mengidentifikasi bahaya saat ini dan masa depan dan memahami dampaknya, menentukan kerentanan, dan melibatkan pemangku kepentingan.

Lalu, merencanakan dan memprioritaskan.

Setelah komunitas memahami kerentanannya, komunitas dapat mulai memprioritaskan strategi dan tindakan potensial untuk mengatasi kerentanan tersebut.

Berikutnya adalah menerapkan.

Strategi dan tindakan yang diprioritaskan diwujudkan melalui upaya di lapangan.

Tindakan pemulihan

Setelah suatu peristiwa, masyarakat menanggapi peristiwa bahaya dan melakukan penilaian pascabencana.

Pantau, evaluasi, dan sesuaikan rencana

Komunitas harus terus memantau dan menilai kembali upaya mereka untuk mengatasi bahaya kronis dan kejadian bahaya. Saat data dan informasi dikumpulkan, komunitas akan memperbarui rencana yang sesuai.

 

Redaksi

 

 

Related posts