Dari kampung kecil Malimbu, Luwu bagian utara, ada sosok yang awalnya jadi guru di SMP 6 Makassar dengan spesialisasi Aljabar lalu menjelma menjadi Birokrat Sejati dengan sejumlah prestasi dan posisi memukau. Namanya harum mewangi dari satu daerah ke daerah lain sebagai pamong, dari level terendah hingga pemuncak kekuasaan di Sulawesi Selatan.
PELAKITA.ID – Setelah salat Jumat di Masjid Raya Al Islah Belopa lalu santap siang di Sentra Kuliner Kamanre yang memukau dengan sajian aneka kuliner Luwu Raya, rombongan IKA Unhas Wilayah Sulawesi Selatan meluncur ke Kota Masamba.
Perjalanan masih panjang. Iring-iringan bergerak ke utara jaziarah Luwu Raya. Ada empat destinasi kali ini di Luwu Utara.
Pertama berkunjung ke kampung kediaman keluarga tokoh Luwu Utara almarhum Andi Mochammad Alwy Rum.
Setelah itu bersua sejumlah tokoh masyarakat setempat termasuk Andi Abdullah yang merupakan alumni Teknik Sipil Unhas angkatan 1996.
Tentang Alwy Rum atau lengkapnya, Drs H. Andi Mochammad Alwy Rum, S.H adalah tokoh pemekaran Luwu menjadi Luwu Utara hingga mempunyai ‘anakan’ bernama Luwu Timur.
Alwy, adalah sosok yang mengagumkan, dari tangannya, dia melecut seorang siswa SMP di Makassar dan dengan lecutan itu menghantar Sang Anak jadi Bupati dua perood, Gubernur dua periode dan kini Menteri.
Alyw Rum, disebut salah satu tokoh panutan seorang Syahrul Yasin Limpo sebagai birokrat tulen dan menginspirasi,
Tak keliru jika IKA Unhas Sulsel di bawah kepemimpinan Moh Ramdhan Pomanto bertandang ke rumahnya yang teduh dan lapang di tepian Poros Luwu Raya.
“Pak Alwy ini adalah tokoh Sulsel, bahkan nasional, perannya sangat besar untuk kemajuan Luwu Raya,” puji Danny Pomanto yang datang ke kediaman Alwy Rum bersama Majid Tahir dan Bupati Lutra di masanya, Arifin Junaidi.
Di rumah panggung istimewa yang berlokasi di sisi ruas jalan utama Palopo – Masamba, rombongan mampir dan menikmati sajian khas layaknya kalau ke Luwu Raya. Menikmati durian, jagung rebus hingga kue-kue khas.
“Duaria-mo saya,” kata Asri Tadda, yang datang atas nama PP IKA Unhas.
Asri adalah Putra Malili yang juga ikut tujuan pelantikan IKA Unhas Luwu Timur.
Selain durian, terdapat pula cempedak hingga pisang goreng.
Di atas rumah yang disebutkan di atas sudah ada Arifin Junaidi, Bupati Luwu Utara di masanya. Arjuna begitu sapaannya menyambut Danny Pomanto dan rombongan termasuk tokoh pemekaran Luwu Utara menjadi Luwu Timur, H. Majid Tahir
Danny, Arjuna dan Haji Mata, begitu singkatan Pelakita.ID duduk bersama, tanda keakraban.
Setelah saling sapa dan berbincang di ruang dalam rumah yang lempang dan asri itu, Danny mengajak ke teras depan rumah.
“Di luar sepertinya lebih mantap ini, sambil makan durian,” ucap Danny.
Mereka pun bergerak keluar. Sejumlah alumni atau rombongan telah duduk. Satu persatu durian datang, dari ukuran mini hingga yang super jumbo.
Semua tertawa, semua saling canda. Beberapa yang lain malah memboyong durian dan cempedak ke sayap kiri rumah dan ada juga yang melantai di halaman rumah nah lempang.
Dari kediaman ini, rombongan ke Baebunta.
Di sini sejumlah tokoh masyarakat setempat menyambut Danny Pomanto atas nama Wali Kota Makassar.
Andi Abdullah, tokoh Luwu Utara menyebut tujuan silaturahmi ini untuk berbagi pandangan dengan warga, terutama dengan keluarga besar H. Alwy Rum.
Dia memuji Danny sebagai pemimpin yang punya prestasi dan bervisi jangka panjang.
“Kita doakan semoga semakin sukses dan bisa melanjutkan kepemimpinannya ke depan,” kata Andi Abdullah yang juga saudara Andi Rahmat, anggota DPR RI dari PKS di masanya.
Di depan warga Baebunta, Danny ditanyakan apa saja yang bisa dilakukannya atau tanggapannya sebab masyarakat ingin ada pemekaran untuk pembentukan Provinsi Luwu Raya.
“Kami akan pilih bapak jika mau perjuangkan terbentuknya Provinsi Luwu Raya, membantu membuka akses jalan ke Seko,” tegas salah seorang peserta silaturahmi.
Danny mengaku bukan wewenangnya jika ingin membentuk provinsi baru, tetapi siap membantu untuk bersama memperjuangkannya jika diminta.
Dia menyebut selama ini keliru jika ada gubernur yang menjanjikan pemekaran pembentukan Provinsi Luwu Raya.
“Keliru itu, karena bukan wewenanganya, ini kewenangan anggota DPR RI, Pusat,” balas Danny.
“Tapi kita sama-sama, saya siap,” imbuhnya.
Warga juga menanyakan apa saja yang bisa dilakukan agar kawasan terisolasi seperti Seko bisa mudah diakses dengan alternatif pembangunan jalan.
Inspirasi dari Malimbu
Mochammad Alwy Rumatau lebih dikenal dengan nama Drs Andi Muhammad Alwy Rum, atau M. Alwy Rum, atau Alwy Rum lahir di Malimbu Luwu Utara.
Dia adalah seorang birokrat karier atau Pamong Praja tenar di Sulawesi Selatan.
Alwy Rum telah banyak berperan di bidang pemerintahan. Tercatat ia pernah menduduki jabatan strategis di pemerintahan, antara lain: Penjabat Wali Kota Palopo, Penjabat Bupati Majene, Bupati Maros, Bupati Barru. Pelaksana Tugas wali kota Makassar, dan lain-lain.
Kariernya penuh dengan dedikasi, integritas serta petuah dan wejangan yang sangat penting untuk diteladani.
Alwy Rum dilantik oleh Gubernur Sulawesi Selatan Ahmad Amiurddin atas nama Menteri Dalam Negeri menjadi Wali Kota Administratif Palopo yang pertama pada tahun 1986.
Dia dikenal sebagai sosok yang tegas dan disiplin, saat menjadi Guru Matematika di SMP 6 Makassar
Ia disebut pernah menghukum Syahrul Yasin Limpo yang menjadi muridnya di SMP 6.
Alwy juga disebut pernah membubarkan pengunjuk rasa yang brutal dengan turun langsung ke lapangan saat menjadi Bupati di Maros.
Selama menjadi birokrat di dalam Pemerintahan Provinsi Sulawesi Selatan, Alwy Rum juga turut andil dalam ide-ide pemekaran di daerah Kabupaten Luwu yang sekarang ini telah terbentuk dan dikenal Luwu Utara.
Alwy Rum dikenal sebagai tokoh pemekaran. Alwy Rum turut memfasilitasi proyek pendirian Masjid Agung Luwu Palopo, Lembaga Pendidikan Dato Sulaiman (1981), dan pesantren di Luwu.
Alwy Rum pada awalnya adalah Guru Aljabar di SMP 6 Makassar. Hingga menjadi Ketua Bappeda Kabupaten Dati I Luwu antara tahun 1983 hingga 1983.
Dia pernah sebagai ketua KNPI Luwu, Kepala Bidang Penelitian Bappeda Sulawesi Selatan, lalu menjadi penjabat Wali Kota Palopo pada 1986 hingga 1989. (sumber: Wikipedia)
Dia pernah jadi Bupati Maros pada 1989 hingga1994.
Pernah menjadi Asisten I Bidang Ketataprajaan di Pemerintahan Provinsi Sulawesi Selatan (1998) serta Asisten I Sekretaris Wilayah Daerah Bidang Pemerintahan di Pemerintahan Provinsi Sulawesi Selatan (1999).]
Dia pernah menjadi Anggota Panitia Khusus Pemekaran Kabupaten Luwu (Februari hingga April 1999).
Tak hanya itu, dia pun pelaksana tugas Walikota Ujung Pandang (April 1999 hingga Mei 1999) lalu menjadi Kepala Bappeda Sulawesi Selatan pada 1999 hingga 2000.
Alwy Rum menjabat Bupati Barru selama 10 tahun dari 2000 hingga 2010.
Dia pernah menjabat Penjabat Bupati Majene dan pensiun sebagai pejabat eselon I di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan.
Alwy Rum meninggal dunia pada 8 Februari 2021 sekitar pukul 08.00 WITA pagi dalam usia 77 tahun diesud awal bros makassar.
Ia sempat mengalami sakit pada beberapa hari sebelumnya. Jenazah Alwy Rum dimakamkan pada keesokan harinya 9 Februari 2021 pada siang di Tempat Pemakaman Umum Malimbu, Sabbang, Lutra, Sulsel.
Penulis: K. Azis