Pertama di Sultra, Desa Ujung Tobaku di Kolut dorong adopsi karang model ‘spider’

  • Whatsapp
Adopsi karang spider kini dijalankan di Desa Ujung Tobaku. Yuk joinan! (dok: PDC)

DPRD Makassar

Adopsi tersebut yaitu dengan memilih paket metode jaring laba-laba dimana satu jaring laba-laba senilai Rp500 ribu. Dapat kaos kaos edukasi. Dalam satu modul berisi 30 bibit karang.

PELAKITA.ID – Program konservasi laut nasional hanya akan berhasil jika didukung dan melibatkan kelompok masyarakat atau organisasi masyarakat sipil.

Read More

Untuk menyukseskannya, prinsiP kolaborasi menjadi hal niscaya dan dapat menginspirasi.

Itu pula yang ditunjukkan di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara dimana organisasi selam Patampanua Diving Club (PDC), bersama masyarakat Desa Ujung Tobaku dan perguruan tinggi menggelar gelar aksi adopsi karang atas dukungan Pemda Kolaka Utara.

Bertempat di Desa Ujung Tobaku. Kegiatan adopsi karang digelar. Ini bertujuan untuk menjaga kelestarian terumbu karang dan telah mendapat respon baik dari Pemda dan masyarakat.

Yang menarik, program konservasi laut ini membuka ruang bagi partisipasi publik untuk berdonasi melalui ‘investasi’ dukungan pemasangan kerangka bernama ‘spider’.

Adopsi tersebut yaitu dengan memilih paket metode jaring laba-laba dimana satu jaring laba-laba senilai Rp500 ribu yang di dalamnya termasuk pengadaan kaos edukasi. Dalam satu modul berisi 30 bibit karang.

Muhammad Rais dari OK Dive yang ikut andil dalam program ini menyebut bahwa program ini sangat menarik dan merupakan program pertama di Sulawesi Tenggara.

“Alhamdulillah kami telah menurunkan 7 jaring sebagai langkah awal,” ucap Muhammad Rais  yang juga merupakan perwakilan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK) ini, (Kamis, 7/1/2021)

Sementara itu, PDC sebagai organisasi selam yang telah mendapat mandat pendampingan dari Pemerintah Desa Ujung Tobaku selama 2020-2025 bertugas untuk memberi asistensi dalam pemantauan, termasuk mengelola aktivitas pemanfaatan obyek wisata karang yang ada.

Kerjasama ini dimana PDC menjadi pendamping dalam pengelolaan terumbu karang.

Harapannya, menjadikan Desa Ujung Tobaku sebagai pusat ekowisata melalui snorkeling dan selam.

Program adopsi karang ini pun telah diluncurkan bertepatan HUT PDC dan HUT Kolaka Utara tahun 2021.

Peluncuran adopsi karang dihadiri Kadis DKP Kolut, perwakilan Dinas Pariwisata, pengadopsi karang, perwakilan pemerintah kecamatan, Pemdes dan Pengelola Bumdes Ujung Tobaku.

PDC mendapat dukungan dari FPIK UMK yang bertindak sebagai ‘konsultan teknis’ transplantasi karang melalui Muhammad Rais.

Dalam tahun 2019, PDC telah memantau kondisi terumbu karang Desa Ujung Tobaku dan melihat peluang pengembangan ekowisata apalagi mudah diakses.

Desa Ujung Tobaku sangat cocok untuk menjadi salah satu desa penyedia “coral garden”, menjadi stock center, untuk edukasi, fun dive dan snorkeling.

Saat ini terdapat kurang lebih 2 hektare luasan terumbu karang di Ujung Tobaku yang sedang dalam pengelolaan. Desa ini posisinya tepat di pinggir jalan trans Sulawesi, dekat dari pelabuhan feri dan kapal cepat. Bumdes setempat pun sudah komitmen untuk mengelolanya dengan baik.

Terkait adopsi karang Desa Ujung Tobaku ini, kini sudah ada pendaftar sebanyak tiga orang. Tugas anggota PDC adalah segera menyiapkan modul spider itu.

Ketua PDC yang baru terpilih, Salman Luthfi berharap apa yang dilakukan di Ujung Tobaku ini dapat menjadi model sekaligus menginspirasi desa-desa lain, termasuk dukungan dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Sementara itu, Muhammad Rais berharap apa yang dilaksanakan di Ujung Tobaku ini oleh dampingan PDC dan kelompok masyarakat dalam konservasi karang dapat menjadi binaan Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut – KPP (BPSPL) Satker Kendari.

“Paling tidak untuk bisa menjadikan desa Ujung Tobaku ini sebagai stock centre coral reef seperti pantai Malalayang yang ada di Manado,” tutup Rais.

 

Edtor: K. Azis

 

Related posts