Bappelitbangda Sulsel Paparkan Konsistensi Daerah Menopang Transisi Energi Nasional

  • Whatsapp
Inyo, ujung kiri

Sebagai bentuk konkret, Pemprov Sulsel telah menyusun dua dokumen strategis: Roadmap Ekonomi Hijau dan Roadmap Ekonomi Biru. Keduanya menjadi panduan pembangunan darat dan laut yang berkelanjutan, memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

PELAKITA.ID – Makassar — Dalam forum Dialog Energi ISEW 2025, Kepala Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan, Inyo, menutup sesi dengan paparan yang merangkum arah kebijakan daerah sekaligus menegaskan posisi Sulsel dalam mendukung agenda transisi energi nasional.

Ia menyoroti bahwa energi baru terbarukan (EBT) kini menjadi salah satu prioritas utama dalam RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan yang tertuang dalam Perda Nomor 1 Tahun 2025.

Menurutnya, komitmen tersebut sejalan dengan kebijakan global dan nasional menuju net zero emission, di mana keberhasilan pembangunan daerah kini juga diukur dari penurunan emisi gas rumah kaca.

“Kita ingin menjadi bagian yang konsisten mendukung kebijakan nasional dan global. Ukuran keberhasilan Pak Gubernur salah satunya adalah penurunan emisi gas rumah kaca,” ujarnya.

Sulsel, lanjutnya, memiliki potensi luar biasa di sektor energi terbarukan. Selain sumber daya yang melimpah, provinsi ini juga berperan penting sebagai penopang suplai listrik dan ekonomi hijau di kawasan Sulawesi.

Namun, ia menekankan bahwa pembangunan energi tidak hanya harus menumbuhkan ekonomi, tetapi juga menjaga keseimbangan sosial dan ekologis.

“Kita tidak ingin ekonomi tumbuh cepat tapi merusak struktur sosial dan lingkungan. Banyak daerah tumbuh di atas 10%, tapi justru menambah masalah sosial baru,” katanya.

Sebagai bentuk konkret, Pemprov Sulsel telah menyusun dua dokumen strategis: Roadmap Ekonomi Hijau dan Roadmap Ekonomi Biru.

Keduanya menjadi panduan pembangunan darat dan laut yang berkelanjutan, memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Hingga 2024, bauran energi Sulsel telah mencapai 27,33%, dan ditargetkan meningkat hingga 41% pada 2025—melampaui target nasional.

“Artinya, Sulsel menunjukkan keseriusannya mendukung kebijakan nasional,” tegas Inyo. Namun, ia juga menyoroti persoalan klasik: ketidakseimbangan antara target ambisius dan alokasi anggaran pusat.

“Targetnya jelas, tapi berapa anggaran masuk ke Sulsel untuk mencapainya? Ini yang sering tidak jelas,” ujarnya sambil berharap bahwa pada 2026, program pembangunan EBT bisa benar-benar masuk dan diimplementasikan di Sulawesi Selatan.

Dalam RPJMD yang mengusung visi “Sulawesi Selatan Maju dan Berkarakter”, seluruh misi pembangunan diarahkan pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, perbaikan struktur sosial, serta penguatan tata kelola.

Energi terbarukan menjadi salah satu unsur yang menopang keempat misi utama: pengembangan sumber daya manusia, peningkatan perekonomian, tata kelola pemerintahan, serta pembangunan infrastruktur berkeadilan dan adaptif terhadap perubahan iklim.

Menjelang akhir paparannya, Inyo menekankan tiga hal utama untuk memastikan efektivitas kebijakan energi daerah: kolaborasi, penyederhanaan regulasi, dan pemberdayaan masyarakat.

Pertama, ia menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor — antara pemerintah, perguruan tinggi, swasta, masyarakat, dan media — dalam pendekatan pentahelix. “Sulsel ini dikelilingi laut dan potensi angin besar. Kita harus berkolaborasi secara nyata dari pusat hingga desa,” ujarnya.

Kedua, ia menyoroti tantangan regulasi yang terlalu banyak dan tumpang tindih. Menurutnya, regulasi yang berlebihan seringkali membuat daerah kesulitan mengambil langkah cepat.

“Kadang kita jalankan regulasi A, tapi terhambat oleh regulasi B. Kalau bisa, cukup satu regulasi yang operasionalnya jelas,” ujarnya disambut tawa ringan para peserta.

Dan ketiga, ia menutup dengan penegasan bahwa pembangunan energi terbarukan pada akhirnya harus memperkuat kesejahteraan masyarakat lokal.

“Pemberdayaan masyarakat dan pemanfaatan potensi lokal adalah kunci agar Sulsel bisa maju dan tetap berkarakter,” pungkasnya.

Redaksi