Mahasiswa KKN 114 Tematik Literasi Unhas Dorong Penguatan Perpustakaan di Desa Bangkalaloe

  • Whatsapp
Mahasiswa KKN 114 Tematik Literasi Universitas Hasanuddin Dorong Penguatan Perpustakaan di Desa Bangkalaloe

PELAKITA.ID – Bangkalaloe, Jeneponto — Mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) 114 Tematik Literasi Universitas Hasanuddin sukses melaksanakan tiga program unggulan di Desa Bangkalaloe, Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto. Kegiatan tersebut meliputi Pendataan Perpustakaan, Gerakan Literasi Desa:

Pengelolaan dan Pemanfaatan Perpustakaan Berbasis Komunitas, serta Peningkatan Pelayanan Perpustakaan terhadap Urgensi Minim Literasi.

Program yang berlangsung sejak 8 Juli hingga 12 Agustus 2025 ini berfokus pada peningkatan tata kelola dan pemanfaatan perpustakaan sebagai pusat literasi masyarakat desa. Seluruh kegiatan mendapat dukungan penuh dari pemerintah desa, pihak sekolah, dan masyarakat setempat.

Pendataan Perpustakaan

Pendataan dilakukan pada 4–9 Agustus 2025 melalui sistem web yang disediakan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI). Tujuannya adalah memberikan Nomor Pokok Perpustakaan (NPP) bagi setiap lembaga di wilayah Bangkalaloe agar terdaftar secara nasional.

Beberapa perpustakaan yang berhasil terdata antara lain: Perpustakaan Desa Bangkalaloe (POLIJO), SDN 1 Bontoramba, SDN 21 Bontoramba, MTs & MA Muhammadiyah Pokobulo, SMPN 1 Bontoramba, dan SMKN 6 Jeneponto.

Melalui pendataan ini, perpustakaan yang telah terdaftar akan menjadi prioritas pembinaan dan pengembangan dalam program literasi nasional yang diinisiasi oleh Perpusnas RI.

Gerakan Literasi Desa: Pengelolaan dan Pemanfaatan Perpustakaan Berbasis Komunitas

Dilaksanakan pada 9 Agustus 2025, kegiatan ini bertujuan meningkatkan efektivitas pengelolaan sumber daya literasi di Perpustakaan Polijo Bangkalaloe sekaligus memperkenalkan sistem digital dalam administrasi koleksi buku.

Mahasiswa memberikan pelatihan teknis dan pendampingan kepada pengelola perpustakaan untuk memanfaatkan teknologi informasi, khususnya aplikasi INLISLite — sistem otomasi perpustakaan yang dikembangkan oleh Perpusnas RI.

Dalam pelaksanaannya, mahasiswa menjelaskan pengelolaan koleksi buku, klasifikasi, hingga pencatatan transaksi peminjaman. Kegiatan dilakukan secara partisipatif melalui sesi praktik langsung, di mana pengelola perpustakaan belajar melakukan input data, pengelompokan buku, dan pencarian koleksi secara digital.

Suasana proses pendataan (dok: Istimewa)

Hasilnya, pengelola mulai memahami dasar pengoperasian INLISLite serta pentingnya digitalisasi data perpustakaan. Kini, Perpustakaan Desa Bangkalaloe memiliki sistem administrasi yang lebih tertata dan efisien, sekaligus memperkuat perannya sebagai pusat literasi masyarakat.

Peningkatan Pelayanan Perpustakaan terhadap Urgensi Minim Literasi

Program ini menitikberatkan pada peningkatan kualitas pelayanan dan penataan ruang baca. Mahasiswa membantu pengelola dalam mengelompokkan buku, memperbaiki sistem peminjaman, serta menata ulang ruang perpustakaan agar lebih menarik dan nyaman.

Upaya tersebut berhasil menciptakan suasana membaca yang kondusif, meningkatkan akses terhadap bahan bacaan, serta membangun kesadaran literasi di kalangan masyarakat desa.

Harapan dan Dampak

Kepala Desa Bangkalaloe menyampaikan apresiasi atas kontribusi mahasiswa KKN yang telah membantu mengoptimalkan pengelolaan perpustakaan desa.

“Perpustakaan kini lebih hidup dan banyak dikunjungi anak-anak. Kami berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut agar budaya membaca semakin kuat di desa kami,” ujarnya.

Sementara itu, A. Muh. Syahidan Ali Jihad, mahasiswa KKN Universitas Hasanuddin, menegaskan bahwa program literasi ini merupakan bentuk nyata penerapan ilmu di masyarakat. “Kami ingin meninggalkan manfaat yang berkelanjutan—bukan sekadar program sementara, tetapi gerakan yang menumbuhkan kebiasaan membaca di masyarakat,” ungkapnya.

Melalui KKN Tematik Literasi 2025, mahasiswa Unhas turut mendukung visi Perpustakaan Nasional RI dalam menghadirkan perpustakaan yang adaptif, inklusif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat—sekaligus memperkuat budaya literasi di tingkat desa menuju Indonesia Emas 2045.

Penulis: Ayu Widya Putri