PELAKITA.ID – Mahasiswa KKN-PK Angkatan 67 Universitas Hasanuddin mengadakan kegiatan bertajuk “Edukasi dan Praktik Cuci Tangan 6 Langkah yang Benar sebagai Bentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)” pada Sabtu, 26 Juli 2025.
Kegiatan ini diselenggarakan di SDN 65 Parangloe, Kecamatan Eremerasa, Kabupaten Bantaeng, dengan Sherina Putri dari Program Studi Ilmu Keperawatan sebagai penanggung jawab dan berada di bawah bimbingan supervisor lapangan Bapak Arif Anwar, S.KM, M.Kes.
Edukasi ini berkontribusi dalam pencapaian SDGs 4 Pendidikan Berkualitas (Quality Education) dengan tujuan kegiatan ini memberikan pendidikan kesehatan dasar yang membentuk perilaku hidup sehat sejak dini, termasuk membangun pemahaman siswa mengenai peran kebersihan dalam menjaga kesehatan diri dan lingkungan.
Program kerja ini di laksanakan dari hasil observasi yang menunjukkan bahwa banyak siswa SD di Desa Parangloe belum memahami pentingnya mencuci tangan dengan benar, serta belum tersedianya fasilitas cuci tangan dan media edukatif seperti poster di lingkungan sekolah.
Padahal, kebiasaan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir merupakan bagian penting dari PHBS yang efektif dalam mencegah penyakit menular seperti diare dan ISPA. Berdasarkan data WHO, praktik ini mampu mengurangi risiko penyakit infeksi hingga 50%. Kegiatan ini didukung penuh oleh pihak sekolah serta masyarakat Desa Parangloe.
Kegiatan edukasi ini menyasar siswa-siswi kelas I, II, dan III yang merupakan kelompok usia rentan dan paling mudah dibentuk kebiasaan kesehatannya. Kegiatan dimulai dengan penyampaian materi edukatif menggunakan media PowerPoint berisi video animasi dan poster visual menarik.
Setelah itu, para siswa diberi contoh praktik cuci tangan 6 langkah, kemudian diminta mempraktikkan sendiri sesuai panduan. Sebagai bentuk apresiasi, reward berupa snack sehat dibagikan di akhir sesi.
“Anak usia sekolah dasar sangat rentan terhadap penyakit infeksi karena minimnya kesadaran higienitas. Melalui edukasi ini, kami berharap terbentuk kebiasaan sehat yang bisa dibawa hingga dewasa,” kata Sherina Putri.
Sherina menyebut metode evaluasi dilakukan melalui lembar observasi (ceklis) untuk melihat keberhasilan peserta dalam mempraktikkan 6 langkah cuci tangan secara benar.
“Dari hasil pengamatan, siswa menunjukkan antusiasme tinggi dan memahami pentingnya mencuci tangan dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah,” sebutnya.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat yang tidak hanya berdampak pada siswa, tetapi juga membawa pengaruh positif bagi lingkungan keluarga dan sekolah.
Selain itu, program ini diharapkan dapat menjadi model percontohan bagi sekolah-sekolah lain di wilayah Bantaeng untuk menerapkan PHBS secara efektif dan berkelanjutan.
Penulis: Sherina Putri
Edukasi dan Praktik Cuci Tangan 6 Langkah di SDN 65 Parangloe: Langkah Nyata Mewujudkan PHBS Sejak Dini
