Maqbul di Balik Beranda 25, Rustan Rewa: Hadir Mengawal Agenda Perubahan

  • Whatsapp

PELAKITA.ID – Di tengah gempuran peluncuran media yang kerap dibalut kemegahan dan dihadiri para pesohor, peluncuran Beranda Indonesia (Beranda 25), media daring yang dipayungi oleh kanal YouTube Beranda 25, berlangsung dalam suasana yang justru sebaliknya: sederhana, hangat, dan bersahaja.

Bertempat di kantor redaksi Beranda Indonesia di Jalan Palm Merah, Kota Makassar, Ahad, 25 Maret 2025, peluncuran ditandai dengan pemotongan nasi tumpeng, simbol syukur dan harapan atas lahirnya ruang baru dalam jagat media lokal.

Yang hadir bukan pejabat, bukan pula tokoh-tokoh berpengaruh, melainkan lingkaran orang-orang terdekat sang inisiator dan pemilik, Maqbul Halim.

Ucapan selamat dari tokoh Jeneponto yang juga ASN senior di Kabupaten Tolitoli, Rustan Rewa.

Rustan mennilai Maqbul sebagai seorang jurnalis senior, penulis independen, dan pemikir kritis yang selama ini konsisten menyuarakan isu-isu publik lewat tulisan maupun diskusi publik.

”Sosoknya unik, bisa berjarak dengan gemerlap kekuasaan, namun gagasannya kerap diperhitungkan dalam lingkaran intelektual dan aktivis Sulawesi Selatan,” kata dia.

”Selamat atas hadirnya Beranda 22, semoga bisa menjadi pengawal, demoktrasi. Media ini harus hadir mengawal agenda perubahan melalui pembangunan daerah,” harapnya.

Aktivis Reformasi Unhas Rustan Rewa (dok: Istimewa)

Sementara itu, Iwan Taruna salah satu praktisi media di Sulawesi Selatan melalui akun medsos FB menilai proses peluncuran tersebut tidak perlu banyak orang. Yang penting kita niatnya baik, niatkan sebagai ruang bersama.

”Ini bukan hanya media saya, tapi media kita semua yang peduli akan kebenaran dan kemajuan,” ujar Maqbul Halim sebagaimana disampaikan Iwan Taruna.

Terkait misi Beranda 25, Rustan Rewa menilai Beranda Indonesia hadir di tengah kebutuhan mendesak akan media yang kritis namun konstruktif, independen namun membumi.

”Di era di mana informasi berseliweran tanpa saring, kehadiran media daring yang kredibel menjadi sangat penting. Media bukan sekadar penyampai kabar, tetapi harus menjadi alat pencerah, penghubung, sekaligus penggerak perubahan sosial,” sebut Rustan.

Rustan bilang, Karaeng Maqbul meyakini bahwa media digital berbasis online dan kanal video adalah masa depan.

“Kalau kita tidak isi ruang-ruang digital ini, maka akan diisi oleh pihak-pihak yang belum tentu punya kepedulian pada publik. Maka kita hadir, dengan kesadaran penuh, untuk mengisi ruang tersebut dengan narasi yang jernih,” ungkapnya.

Mengapa Media Sosial Perlu Digarap Serius?

Dalam beberapa tahun terakhir, media sosial telah menjadi ruang utama konsumsi informasi masyarakat, khususnya generasi muda. Sayangnya, media sosial juga menjadi ladang subur bagi disinformasi, hoaks, dan ujaran kebencian.

Di sinilah pentingnya kanal seperti Beranda 25, yang mengedepankan konten video edukatif, narasi yang berimbang, serta perspektif lokal yang kuat.

Kanal ini diharapkan menjadi pelengkap sekaligus penguat dari portal berita Beranda Indonesia, dengan menyasar publik yang lebih luas dan lebih muda. Keduanya menjadi satu ekosistem media yang tidak hanya informatif, tetapi juga reflektif dan membangun kesadaran kolektif warga.

Di ujung perbincangan dengan Pelakita, Rustan Rewa mengaku senang jika ada banyak media berbasis di Makassar yang menjadi Beranda Indonesia.

Suasana peluncuran Beranda 25 (dok: Iwan Taruna)

”Tentu tidak lepas dari tantangan—mulai dari keterbatasan pendanaan, akses teknologi, hingga membangun kepercayaan publik. Namun di sisi lain, potensi besar terbentang. Masyarakat semakin kritis, semakin haus akan informasi yang relevan dengan konteks lokal mereka,” sebutnya.

Apa yang disampaikan Rustan di atas direspon oleh Maqbul Halim. ”Betul, kunci keberhasilan media lokal ke depan adalah keberanian untuk jujur, kesetiaan pada fakta, dan keterlibatan aktif dengan komunitas warga,” sebut Maqbul.

”Media tidak bisa hanya berdiri sebagai penonton, tetapi harus menjadi bagian dari ekosistem sosial—mendengar, mengangkat suara yang terpinggirkan, dan mendorong dialog lintas kelompok,” sebutnya.

Ditambahkan Maqbul, meski diluncurkan dengan cara yang sederhana, harapan besar dipasang pada Beranda Indonesia.

”Bukan sekadar menjadi media tambahan, tetapi menjadi kekuatan arus utama baru di Sulawesi Selatan—yang tumbuh bukan karena popularitas sesaat, tapi karena konsistensi, keberpihakan pada rakyat kecil, dan keberanian mengungkapkan kebenaran,” harapnya.

”Semoga langkah sunyi ini menjadi awal dari gelombang besar. Karena seringkali, perubahan besar memang dimulai dari ruangan kecil, dari sekelompok orang yang punya niat baik dan tekad kuat,” pungkasnya.

Selamat datang, Beranda Indonesia. Sulawesi Selatan menantimu untuk menulis bab-bab baru yang lebih jernih dan bermakna.

Redaksi