PELAKITA.ID – Terpilihnya Geopark Maros Pangkep sebagai anggota jejaring global geopark UNESCO menjadi inspirasi sejumlah pihak terkait bagaimana semestinya ide, fasilitasi, kerja keras, kesabaran mencapai satu tujuan bersama.
Resmi sudah, nama Maros Pangkep Unesco Global Geopark sebagai salah satu dari sekurangnya 10 geopark di Indonesia.
Tokoh pergerakan mahasiswa di masanya yang juga pilar Ikatan Alumni Teknik Unhas, Andi Muhammad Sapri Pamulu menyebutnya sebagai perjuangan yang tidak mudah.
“Luar biasa atas pencapaian ini, meski tentu ini tidak mudah, segara daya upaya, sumber daya, dana, dan tenaga dicurahkan,” kata dia.
Sapri menyampaikan itu saat hadir di Rapat Kerja Badan Pengelola Maros Pangkep Unesco Global Geoprak yang digelar di Kawasan Tokka Tena Rata, Maros mengaku kagum atas semangat dan peran sejumlah alumni Unhas yang melatari proses pendirian geopark ini.
“Salah satunya almarhum Prof Asri Jaya,” kata dia.
Bagi Sapri, apa yang menjadi kebanggaan masyarakat Maros dan Pangkep bahkan Sulawesi Selatan dengan masuknya Maros Pangkep Geopark sebagai jejaring geopark dunia tidak bisa dipisahkan dari sejarah pengusulan geopark tersebut.
Dia juga mengapresiasi perjuangan dua pemda yaitu Matos dan Pangkep atas fasilitasi Pemprov Sulsel dan Pemerintah Pusat.
Baginya kalau lihat effort Pemda Maros dan Pangkep, sebenarnya menarik dari sini inisiatif mereka sebab geopark adalah konsep baru dan tidak mudah.
“Ada keterpaduan untuk berporoses bersama dan butuh waktu memang,” kata dia.
“Banyak yang tidak tahu kalau kami dari Ikatek telah mengusulkan geopark ini sejak tahun 2015 saat pelaksanaan Rapat Koordinasi Ikatek kala itu. salah satu rekomendasinya adalah pengusulan geopark Rammang-Rammang kala itu meski kemudian berubah nama,” kata dia.
“Haris Resort Waterfront Batam jadi saksi bagaimana kami membahas dan mengusulkan agar ada dorongan untuk meluluskan spot seperti Rammang-Rammang sebagai spot geopark, bahkan Maros dan Pangkep secara kolektif,” kata.
Dia menyebut sosok general manager geopark saat ini Dedy Irfan Bachri adalah salah satu saksi sejarah sekaligus bagian dari pengawalan Ikatek Unhas untuk perintisan geopark itu.
“Teman-teman saat itu melontarkan ide saat Rakor Ikatek di Batam, masih ada jejak digitalnya,” ungkapnya.
“Jadi memang tidak serta merta jadi geopark, atau mendapat pengakuan dunia.Butuh waktu 7 hingga 8 tahun,” jelasnya.
“Dari rapat koordinasi ikatek di Batam lalu konsepnya disodorkan ke pemprov kala itu,” jelasnya lagi.
“Itu sebabnya SK Dedy Irfan pertama kali diteken oleh Pak Syahrul Yasin Limpo,” ungkap Sapri.
“Saya juga sering ikut kumpul-kumpul di awal-awal waktu tidak ada fasilitas tapi tapi memang betul butuh kolaborasi yang harmonis,” kata dia.
Dia mengapresiasi peran Pemprov Sulsel saat ini yang mendukung dan mendorong agar Pemda seperti Maros dan Pangkep bahkan Makassar untuk ikut urunan.
Selain menceritakan sejarah lontaran ide geopark Maros-Pangkep, Sapri juga menyebut Sulawesi Selatan memang punya banyak keunggulan jika parameter ekologi, geoheritage dan kultural sebagai unsur penopang geopark.
“Misalnya. Soppeng. Daerah ini lebih tua lagi karena di sana sudah ada fosil fosil purba yang telah diidentifikasi,” ucapnya.
Dia mengaku punya harapan agar sejumlah spot kawasan di Sulsel bisa didorong sebagai geiopark karena kekhasannya itu.
Pelibatan Perwira LMPT
Saat ini Sapri mengaku gagasan geopark Bone, Soppeng hingga Takalar telah dilontarkan oleh PERIWA LPMT.
“Itu juga sebabnya, saya sebagai pribadi mendorong PERWIRA LMPT untuk bersama mengusung geopark di Bone, Takalar dan terakhir di Soppeng,” ujar dia.
“Kemarin saya sudah menyampaikan ke Ketua IKA Unhas Sulsel, Danny Pomanto agar bisa sinergi untuk ketiga lokasi ini dalam konteks fasilitasi oleh IKA Unhas Sulawesi Selatan,” terangnya.
“Jadi skemanya, kolaborasi IKA Wilayah Sulsel, PERWIRA LPMT atau Perkumpulan Wija Raja La Patau Matanna Tikka dan Pemkab Bone, Takalar, Soppeng saya malah usul agar dua sampai tiga kabupaten di Sulsel, Ada Geopark Wallanae,” tambahnya.
“Jadi Geopark Wallanae itu bisa meliputi Bone Soppeng Wajo, sedangkan Takalar disatukan dengan Gowa,” harapnya.
Sapri optimis dengan telah masuknya Geopark Maros Pangkep dalam jejaring dunia, maka jalan menuju pengembangan kapasitas lingkungan, pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kapasitas sumberdaya manusia dapat berjalan dengan baik.
“Setidaknya alokasi sumber daya ke depan untuk pengembangan geopark ini disiapkan. Saya dengar kedua pemda yakni Maros dan Pangkep telah menganggarkan APBD, juga Pemprov Sulsel,”ujarnya.
“Tentu bukan itu saja, pemerintah pusat bahkan jejaring dunia pasti tidak akan tinggal diam untuk ikut urunan membangun geopark ini,” kunci Dikrektur Utama Indah Karya BUMN ini.
Fungsi geopark
Geopark atau taman bumi adalah wilayah terpadu yang terdepan dalam perlindungan dan penggunaan warisan geologi dengan cara yang berkelanjutan, dan mempromosikan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang tinggal di sana.
Dimensinya meliputi geoheritage, cultural heritage dan ekological heritage. Ada fungsi konservasi biodiversitas,, pengembangan ekonomi dan penjagaan khazanah kebudayaan.
Intinya, geopark global adalah area terpadu dengan warisan geologi yang sangat signifikan di dunia.
Taman bumi menggunakan warisan tersebut untuk mempromosikan kepedulian pada isu-isu kunci yang dihadapi oleh masyarakat dalam konteks dinamika planet yang kita tinggali.
Geopark dapat menginformasikan tentang penggunaan berkelanjutan dan kebutuhan dari sumber daya alam baik itu ditambang secara terukur, digali, atau dimanfaatkan dari lingkungan sekitarnya dan di waktu yang sama mempromosikan penghormatan lingkungan dan integritas lanskap.
Geopark ini tidak semua memiliki pengesahan secara legislatif namun kunci situs-situs warisan di dalam geopark sering dilindungi di bawah undang-undang lokal, regional, ataupun nasional.
Dari sisi regulasi, PP Nomor 9 Tahun 2019 menetapkan berdirinya Komite Nasional Geopark Indonesia yang menjadi wadah koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Pemangku Kepentingan dalam rangka penetapan kebijakan dan pengembangan Geopark.
Sementara di tingkat dunia, terdapat UNESCO Global Geopark yang merupakan deretan geopark yang telah mendapatkan penetapan atau pengakuan oleh Badan Eksekutif UNESCO.
Aset Indonesia terbaru yang mendapat pengakuan adalah Maros Pangkep Geopark di Marrakesh Maroko. Bupati Pangjep Yusran Lalogau dan Bupati Maros A. S Chaidir Syam yang menerima sertifikat dan piagamnya.
Saat ini Indonesia memiliki 10 Taman Bumi Dunia (Global Geopark) UNESCO).
Mereka ada;ah Geopark Batur, Bali, Geopark Belitong, Bangka Belitung, Geopark Ciletuh, Jawa Barat, Geopark Gunung Sewu, Yogyakarta, Geopark Rinjani Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Lalu ada Geopark Kaldera Toba, Sumatera Utara, Geopark Raja Ampat, Papua Barat Daya , Geopark Maros Pangkep, Sulawesi Selatan, Geopark Merangin, Jambi dan Geopark Ijen, Jawa Timur.
Penulis: K. Azis