PELAKITA.ID – Empat alumni Unhas, Suwarno Sudirman, Anwar Wahab, Ode Sukirman dan Dedy Andi berkumpul di tepi kolam kala Pelakita.ID merapat di Resto Teras Nila Bomar, Rabu, 17/5.
Di depan mereka, sekumpulan ikan maskoi berkerumum, berdesakan, menganga dan mencipta pusaran air.
Pakan yang ditabur Suwarno atau sering disapa Romo membuat ikan-ikan pembawa hoki itu berebutan.
Suasana Rabu siang di Resto Teras Nila Bomar, di bahu ruas Jalan Malino atau sekira 10 kilometer dari perempatan Sungguminasa arah Takalar sungguh mengasikkan.
“Kasih lagi kak Romo,” seru Ode, tetangga penulis di Tamarunang.
Mereka antusias memberi pakan ikan-ikan sembari menunggu ikan nila bakar, sup ikan hingga sayur asam tiba di meja pesanan mereka.
Sebelum duduk di kursi, Pelakita.ID mengitar kolam dan memeriksa sejumlah fasilitas di resto yang disebut oleh Romo sebagai ‘inovasi kuliner’ oleh Guru Besar Fakultas Teknik Unhas, Prof Syamsul Bahri.
“Prof itu saudaranya teman kita, Nuntung,” kata Suwarno.
Dia lalu menyebut nama saudara Sang Prof, senior saya di Perikanan Unhas yang kerap menjadi teman diskusi di Hometown Kopizone Makassar.
Setelah mengamati lebih sepuluh jejeran tempat lesehan yang terhubung dengan kolam, melihat suasana toilet, tempat salat, ruang makan untuk sekira 20 orang, fasilitas wudhu, dan hamparan bunga hias di pelataran tempat lesehan, penulis berbisik ke istri.
Apalagi tempat ini diapit jalan raya nan lempang serta hamparan persawahan. “Kenapa kita baru tahu kalau ada tempat seasik dan senyaman ini? Mauta-mi,” bisik penulis.
Jarak rumah penulis ke lokasi ini sekira 6 kilometer.
Tidak begitu jauh, dengan bersepeda, apalagi bermotor dan beroda empat, Resto Teras Nila Bomar ini sangat layak untuk dijajal.
Ode, yang juga datang ke Teras Nila untuk pertama kalinya itu pun berdecak kagum.
“Asik sekali tempatnya kanda,” ucap alumni Statistik MIPA Unhas ini.
“Tempat ini sangat bagus untuk gathering, untuk diskusi, untuk berkumpul bersama orang terkasih,” puji Ode.
“Saya suka ikan nilanya,” imbuh Ningsih Umar, warga Tamarunang yang datang ke Resto Teras Nila Bomar siang itu.
“Enak sekali sup ikannya, cobaki,” puji Anwar Wahab. Sosok yang kerap disapa om John itu memang nampak beberapa kali mendulang kuah dan potongan ikan. Ikan yang nampak seperti kerapu.
“Kalau om John-mi yang bilang, tappa’ma,” balas penulis.
Layak dijajal
Menyaksikan fasilitas fungsional, halaman parkir yang luas, berada di tepi jalan Sungguminasa – Malino, sepelemparan bola kasti dari Polsek Bontomarannu adalah alasan mengapa tempat ini layak dikunjungi.
Tak hanya itu, tersedia sejumlah ruang makan yang nyaman dan asri menjadi alasan mengapa Resto Teras Nila Bomar adalah salah satu tempat rekreasi kuliner dan gathering yang sangat recommended menurut Pelakita.ID.
Kita bisa buat acara keluarga atau komunitas pada ruang khusus untuk kapasitas 20 sampai 30 orang dan tak terhubung dengan lesehan, jadi lebih private namun terbuka ke area kolam.
Penulis langsung kepikiran untuk mengajak kolega, jejaring, keluarga untuk gathering di sini.
“Tak hanya itu, saya cek tadi harga-harganya pun sangat pas di kantong. Apalagi untuk kita ini yang mungkin datang hanya naik motor,” imbuh Ode.
“Pokoknya kantong ndak goyangji kanda,” lanjut Ode.
Pembaca sekalian, tojenga, datangmaki. Tempatnya asik sekali nah! Asik sebab sembari menikmati ikan nila bakar, nila goreng rica, sup ikan, hingga sayur sup kacang terhibur juga oleh sejumlah obrolan.
Nama-nama yang disebut di awal tulisan ini adalah sahabat yang baik hati, tokoh pergerakan mahasiswa dan juga ‘pemilik rincik’ sejumlah partai politik top di Sulawesi Selatan.
Romo membagi cerita tentang sejarah perkawanan aktivis LSM hingga menjadi politisi. Juga bersama mengenang masa-masa aktif di LSM.
Om John bicara tentang transformasi akttor dan partai politik konteks Sulawesi Selatan, pentingnya silaturahmi dan saling membesarkan sesama alumni Unhas hingga membincang peluang kolaborasi antara media, organisasi IKA Unhas, organisasi masyarakat sipil demi Sulsel yang aman, makmur, sejahtera.
Keduanya sosok yang inspiratif, pas untuk kami yang muda-muda ini. Eh!
Sebelum balik ke Tamarunang, penulis berseru ke Ode.
“Ode, jadi kita kasih bintang empat untuk Resto Teras Nila Bomar?” tanya Pelakita.
“Kenapa kita kasih bintang empat kanda?” tanya Ode.
“Kalau istri-mi yang bilang enak dan asik tempatnya. Mau-ki bantah?” balas penulis
“Bungkus kanda!” balas Ode yang juga pakar statistik, periset sosial ekonomi, summa survey geografi dan trend politik ini.
Penulis: K. Azis