Modal Ramlah, pegiat literasi Gowa melanglang ke Malaysia, Thailand dan Singapura

  • Whatsapp
Ramlah bersama koleganya melanglang ke negara-negara Asia Tenggara (dok: istimewa)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Ramlah, S.Sos, Founder Pintu Literasi Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, patut berbangga. Pasalnya, mahasiswa Studi Agama-Agama Konsentrasi Sosiologi Agama Magister Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, merupakan satu di antara mahasiswa berprestasi yang berkesempatan berkunjung ke Malaysia, Thailand dan Singapura.

Kabar tentang Ramlah dan modal anjangsananya keluar negeri itu disampaikan via WhatsApp, Senin, 27 Maret 2023.

Anak muda asal Desa Tanete, Kecamatan Tompobulu itu, berada di Singapura, Malaysia dan Thailand selama 6 hari, mulai 11-16 Maret 2023.

Kegiatan ini, kata Rara, begitu dia akrab disapa, dilaksanakan oleh Yayasan Indonesia Youth and Culture. Mahasiswa berprestasi yang mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah ini berasal dari seluruh Indonesia, kurang lebih ada 35 orang.

Gadis berhijab yang baru saja terpilih sebagai Duta Baca Sulawesi Selatan, periode 2023-2025, itu menyampaikan bahwa tujuan dia ketiga negara tersebut dalam rangka Lomba Karya Tulis Ilmiah.

Judul karya tulisnya terbilang panjang. Yakni, “Sinergitas Konglomerasi Hoomies Corp dalam Mengakselerasi Penyelarasan Program Ramah Lingkungan dengan Pemanfaatan Kayu Tahan Lama serta Furniture Recycle Katalis Digitalisasi”.

Ramlah di Merlion Park (dok: istimewa)

Judul ini diangkat karena, katanya, Sustainable Development Goals (SDGs) fokus pada ekosistem alam, sementara Indonesia termasuk negara yang kaya akan sumber daya alam. Namun dia menyayangkan, alam yang kaya dan indah ini semakin rusak diakibatkan oleh ulah manusia yang tak bertanggung jawab. Karya ilmiahnya itu erat kaitannya dengan literasi pendidikan, yang selama ini digeluti.

Selama di negara-negara jiran itu, dia dan peserta lainnya, mengikuti lomba dan mempresentasikan paper masing-masing kelompok.

Selain itu, mereka juga diajak berkunjung ke objek-objek wisata di tiga negara berbeda. Lalu ke Universitas Nasional Singapura, Sekolah Kuala Lumpur Indonesia, Internasional Youth Centre Kuala Lumpur (Pusat Belia Antar Bangsa), dan Konsulat Republik Indonesia Songkhla, Thailand.

Manfaat yang dirasakan setelah mengikuti kegiatan, jelas Rara, adalah terbangunnya relasi dan pengalaman yang bertambah.

Begitupun dengan ilmu dan pengetahuannya juga bertambah. Begitu kembali ke daerah asal, dia sangat berharap, bisa berkontribusi lebih. Karena ini merupakan sebuah tantangan besar, yang fokus pada SDGs di mana di dalamnya ada poin pendidikan.

Dia bertekad akanĀ  lebih fokus pada literasi pendidikan yang selama ini dilakoni. Apa yang dia lihat di luar negeri, diyakini akan mampu diterapkan di lingkungan sekitarnya. Contohnya, soal permasalahan sampah.

Dia punya semangat membara untuk terus menggaungkan literasi dengan sesama generasi muda. Menurutnya, kampanye akan pentingnya menjaga alam dan lingkungan perlu terus dilakukan. Pengalaman dia bertemu dengan puluhan mahasiswa berprestasi semakin menantang dia untuk terus bergerak berkarya dan bermanfaat untuk sesama. (*)

Related posts