Lily Yulianti Farid di mata aktivis perempuan Sulsel Ema Husain

  • Whatsapp
Lily Yulianti Farid, inzet Ema Husain (dok: istimewa)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Kepergian tokoh literasi dan kesusastraan Sulawesi Selatan bahkan Indonesia, Lily Yulianti Farid menyisakan kesedihan dan kesan mendalam bagi sahabat, mitra kerja dan seperjuangannya.

Salah satunya, Husaima ‘Ema’ Husain, perempuan penggiat anti-korupsi dan pendorong advokasi perempuan rentan Sulawesi Selatan.

Aktivis perempuan dan anti-korupsi alumni FH Hukum Unhas angkatan 1987  itu mengaku sedih dan kehilangan sosok yang banyak berkontribusi bagi tumbuh kembangnya demokrasi dan pemberdayaan perempuan di Sulawesi Selatan, bahkan Indonesia pada umumnya.

Read More

“Saya dengan Lily sama-sama di Forum Pemerhati Masalah Perempuan atau FPPM. Waktu itu melakukan Pendidikan Politik untuk keterwakilan perempuan,” ucap Ema.

“Kami punya banyak cerita saat memperjuangkan keterwakilan perempuan di parlemen, Lily, adalah makkunrai yang mappatentu, perempuan yang menentukan,” kenang Ema.

“Makkunrai mappattentu” itu yang menjadi slogan kami, saya terakhir bertemu saat diminta menjadi salah satu narasumber di acara Makassar International Writers Festival bersama Butet Kertarajasa,” ungkap Ema.

“Saya belasungkawa, al fatihah untuk Ade Lily yang sangat baik,” ucap Ema.

Dia menyebut dalam tahun 1999, dia dan Lily menggagas kampanye ‘makkunrai mappattentu’.

Berita berpulangnya Lily dibakarkan suaminya Farid Ma’ruf Ibrahim melalui akun FB (dok: istimewa)

“Itu untuk mengisi keterwakilan perempuan di era itu, saat di mana perempuan belum bisa menyuarakan kepentingannya melalui lembaga politik,” ujar salah sosok kunci di Saya Perempuan Anti-Korupsi atau SPAK Indonesia ini.

“Lily mewakili teman media kala itu, dia bekerja untuk Kompas. Saya saat itu menjadi sekretarias FPMP jadi kami bersama teman teman aktivis kala itu aktif melakukan diskusi pendidikan politik di daerah-daerah,” pungkas Ema.

Lily dikabarkan berpulang oleh suaminya Farid Ma’ruf Ibrahim melalui akun FB setelah sebulan lebih berjuang melawan kanker cervix.

Ucapan belasungkawa disampaikan banyak koleganya baik asal Makassar maupun dari Jakarta. Almarhumah pernah bekerja sebagai wartwan Kompas dan merupakan founder Makassar International Writers Festival bersama Riri Riza melalui Rumata Art Space berbasis di Makassar.

 

Penulis: K. Azis

Related posts