Dirut Indah Karya Sapri Pamulu ke BBrG Galesong, Karaeng Patoto ceritakan Sekolah Adat dan Konstitusi

  • Whatsapp
Founder BBrG Prof Aminuddin Salle saat menerima tamu, Sapri Pamulu, Ph.D dan kolega (dok: istimewa)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Prof Aminuddin Salle Karaeng Patoto berbagi informasi tentang inisiatif Sekolah Adat dan Konstitusi yang berdenyut dari Balla Barakkkaka ri Galesong atau BBrG.

BBrG adalah wahana edukasis sosial, ekonomi dan literasi politik yang tahun lalu dikunjungi seluruh anggota Hakim Konstitusi.

Berikut catatan terkait denyut BBrG, ungkapan hati, dan harapan Guru Besar Hukum Agraria Unhas itu.

Read More

Secara tiba-tiba, Ahad 9 Januari 2021, di Balla’ Barakkaka ri  Galesong (BBrG) kami kedatangan rombongan pemerhati adat-budaya dipimpin Bapak Sapri Pamulu Ph.D dan Yuhardin S.Si keduanya aktivis budaya yang sukses pada bidang lain.

“Sapri Pamulu adalah Direktur Utama Indah Karya BUMN sementara Yuhardin adalah praktisi media digital dan periset  sosial.”

Mereka datang bersamaan pada saat kami briefing dengan pengelola Sekolah Adat dan Konstitusi BBrG.

Kepada rombongan ini kami tunjukkan karya-karya kecil kami sekaligus motivasi kami dalam berbuat.

Keprihatinan akan banyaknya penyimpangan seperti berbohong, curang, mengotori lingkungan, menjadi perhatian kami sejak dahulu.

Sudah amat sulit memberantasnya tetapi kami tetap optimistik bahwa berdasarkan nilai-nilai luhur dengan memulai dari bawah, dari desa dan anak-anak, remaja, setidaknya dapat mengantisipasi keadaan yang jelek masa mendatang.

Bentuk konkret yang kami tawarkan adalah sekolah, sekolah non-formal yang dalam praktik pelaksanaannya tidak seperti sekolah pada biasanya.

Foro bersama di depan BBrG (dok: istimewa)

Selain karena sebagian materinya disampaikan melalui teknologi digital (virtual) sehingga pesertanya tidak terbatas hanya yang ada di sekitar BBrG tetapi dimanapun juga berada sepanjang dijangkau teknologi informatika.

Adat menerima tamu, adat pergaulan, penghargaan kepada yang lebih senior, rasa enggan dan malu-malu dalam berinteraksi secara tak wajar terutama dalam hubungan antara lelaki dan perempuan adalah bagian kecil dari bentuk pendidikan yang kami tawarkan.

Pengejawantahannya dalam bentuk seni tari, dan praktik nyata.

Selain itu, untuk mengasah heroisme yang tampaknya mulai memudar, kami rencanakan pelatihan seni pencak silat, karena cabang seni ini juga mengandung nilai-nilai bela diri, seni gerak dan suara, dan menegakkan harga diri atas harkat martabat sebagai manusia.

Keseluruhan kegiatan pembelajaran ini diharapkan menyibukkan pesertanya terutama yang berdomisili di sekitar BBrG dalam kegiatan positif, menjauhi kesibukan yang tak bermanfaat.

Dasar dari semua pendidikan yang kami tawarkan adalah mengasah rasa malu (ᨔᨗᨑᨗ) dalam arti merasa sangat malu berbuat menyimpang dari kearifan leluhur, dan merasa sangat malu kalau tak mampu berbuat kebaikan yang terus menerus (ᨅᨑᨀ).

Kami sadar bahwa tanggung jawab besar ini tak dapat kami pikul sendiri tanpa keterlibatan pihak lain: pemerintah, BUMN, pemerhati adat dan budaya, dan lain sebagainya.

Dukungan pemerintah, Mahkamah Konstitusi RI, pemerintah daerah, PLN, TASPEN telah ditunjukkan secara nyata. Kunjungan dari luar negeri: Amerika, Jepang, Australia, Dua belas Negara Sahabat, Belanda, dan lainnya telah menambah semangat kami untuk berbuat lebih banyak.

Semoga karya-karya kecil kami sekeluarga dapat memberikan sedikit kontribusi pada keadaan yang lebih baik.

Salam dari Balla Barakkaka ri Galesong

 

Editor: K. Azis

Related posts